49. Iya atau tidak?

116 10 3
                                    

"Kenapa kamu ga sekolah?" Tanya Rani, Mami Altair.

Setelah menjenguk Lintang, Altair kembali pulang kerumah dan hal itu membuat Mami nya bingung, kenapa Altair tidak sekolah?

Pagi tadi Altair sudah tidak ada dirumah, Rani kira anak nya itu berangkat sekolah lebih awal, Tapi nyata nya malah balik lagi kerumah.

"Emang kenapa Mi?" Tanya balik Altair

"Mami nanya kamu, kenapa kamu nanya balik." Sahut Rani

Altair menyengir menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia sedang memikirkan alasan apa yang harus ia berikan pada Mami nya.

"Gini Mi, Mami lebih suka anak yang jujur atau yang suka bohong?" Tanya Altair

"Jujur lah" Jawab Rani

"Nah itu Mi" Ucap Altair, membuat Rani menyerit bingung

"Itu apa? Kamu jangan bikin Mami bingung, sekarang jawab kenapa kamu ga sekolah?" Tanya Rani lagi

"Tapi Mami jangan marah ya" Cicit Altair

Rani memincingkan mata curiga "Kamu pasti abis berbuat yang macem-macem ya?" Tuduh nya

"Astagfirullah Mami, dosa loh seudzon sama anak sendiri." Altair mengelus dada sambil menggelengkan kepala pelan

"Makanya jawab kenapa kamu ga sekolah?" Tanya Rani lagi

"Iya tapi Mami jangan marah kalau aku kasih tau jawabannya"

Rani menghela nafas sabar menghadapi anak yang modelan nya seperti Altair, entah apa yang dulu ia idamkan sampai punya anak seperti ini.

"Iya Mami ga akan marah"

"Janji dulu" Pinta Altair

"Iya janji" Ucap Rani sabar

"Aku--" Altair menggatungkan ucapan nya

"Aku hmm--"

"Al! Kamu jangan menguji kesabaran Mami" Kata Rani, yang mulai hilang kesabaran menghadapi anak nya.

Lagi-lagi Altair menyengir tanpa dosa "Aku diskors" Ucap Altair pada Akhirnya

Rani membulatkan mata nya terkejut "Kenapa bisa kamu diskors? Kamu habis ngelakuin apa? Dugaan Mami bener kan, pasti kamu habis berbuat yang macam-macam. Apa yang udah kamu lakuin?" Omel Rani beruntun

"Engga ngapa-ngapain Mi, Demi Alex." Altair mengancungkan tangan nya membentuk huruf V

"Kamu mau jawab jujur atau Mami telpon Bu Susi" Ancam Rani

Sekarang giliran Altair yang membulat kan mata nya, Mami nya tidak boleh menelpon Bu Susi karena jika itu terjadi maka semua daftar kenakalan yang dibuat nya akan terbongkar.

"Jangan Mi jangan" Cegah Altair "Itu aku udah jujur, aku emang beneran diskors." Ujar Altair meyakinkan

"Kenapa kamu bisa diskors?" Tanya Rani galak

"Mami janji ga akan marah, jadi ga boleh galak-galak." Kata Altair mengingatkan, membuat Rani menghembuskan nafas sabar.

"Altair, kenapa bisa kamu diskors?" Tanya Rani lagi, kali ini lebih halus.

"Sebener nya aku ga ngapa-ngapain, cuma nyekik anak orang aja soalnya dia--"

"ASTAGA ALTAIR, KAMU MAU BUNUH ORANG?" Teriak Rani kaget, membuat Altair menutup kedua telinga nya.

"Apa maksud kamu melakukan itu? Kamu sadar ga dengan apa yang kamu lakuin? Kamu masih waras kan? Kalau ada apa-apa kamu bilang ke Mami sama Papi, jangan seperti itu. Mami ga pernah mengajarkan kamu melakukan hal seperti itu ya Al, ingat masa depan kamu masih panjang." Cerocos Rani panjang lebar, membuat Altair menggaruk kepala nya pusing.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang