6. Benar cinta

316 33 2
                                    


ALTAIR Laki-laki itu berjalan mengendap-ngendap seperti maling, ia terlambat lagi pagi ini. dan tadi Altair memanjat tembok belakang sekolah untuk masuk kedalam, jika soal urusan manjat-memanjat kemampuan Altair memang sudah tidak diragukan lagi
Itu sebab nya jika ia terlambat, bukan hal yang sulit bagi nya untuk masuk.

Yang Altair takuti sekarang adalah, jika Bu Susi melihat nya terlambat lagi sudah pasti guru itu akan marah dan menghukum nya. Altair menatap sekeliling, seperti nya tidak ada tanda-tanda kehadiran makhluk halus itu, ehh maksud nya Bu Susi.

"Sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan gue" Gumam Altair senang

Altair dengan cepat berjalan menyusuri koridor yang sepi, karna jam pelajaran sudah dimulai. Niat nya pagi ini adalah menjemput Naura lagi, tapi ia malah bangun kesiangan karna memimpikan gadis itu. Iya! Semalam Altair bermimpi menjadi pacar Naura, bahkan ia sampai bermimpi hampir berciuman dengan Naura, ia sudah sangat senang bukan main. Tapi saat mendengar teriakan Mami nya Altair langsung terbangun dan ternyata itu cuma mimpi.

Baru saja Altair ingin memastikan hati nya bahwa ia mencintai Naura atau tidak, tapi ia justru sudah memimpikan nya, jika seperti ini Altair yakin kalau ia memang mencintai Naura.

Altair sudah sampai dikelas nya namun ia tidak langsung masuk kedalam, Altair mengintip dari jendela, ia melihat Bu Susi berdiri didepan kelas, kenapa ia selalu melihat guru itu dimana-mana?

"Baru aja gue bilang ini hari keberuntungan, sekarang Bu Susi malah ada dikelas, bener-bener sial." Dongkol Altair dalam hati

"Hari ini Pak Bandi izin tidak masuk karna ada urusan, jadi saya yang akan menggantikan nya" Ucap Bu Susi pada semua murid kelas XII IPA 5

"Urusan apa Bu, penting banget emang?" Celetuk salah satu siswa bernama Juna

"Kepo banget kamu Juna" Balas Bu Susi

"Saya kan pengen tau aja Bu"

"Sudah jangan banyak tanya sekarang keluarkan buku biologi kalian!" Perintah Bu Susi tak terbantahkan

"Baru juga nanya sekali" gerutu Juna sambil mengeluarkan buku biologi dari tas nya

Bu Susi mengedarkan pandangan nya melihat bangku pojok yang biasa di duduki Altair kosong, kemana anak itu?

"Bima, Altair kemana?" Tanya Bu Susi

Bima mengedikan bahu nya "Saya ga tau Bu"

"Gilang?"

"Saya juga ga tau Bu"

"Lintang?"

Lintang hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kalian ini kan CS nya masa ga tau kemana dia, kenapa belum datang jam segini?"

"Kita emang Cs Bu tapi kita ga tinggal satu atap" Seru Gilang

"Asalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Seseorang yang sedang dibicarakan tiba-tiba memasuki kelas menyalami tangan Bu Susi.

"Maaf ya Bu saya telat" Ucap Altair sopan, sedikit membungkukan badan nya.

Bu Susi memincingkan mata nya curiga kenapa Altair mendadak kalem dan sopan, biasa nya juga grasak-grusuk "Tumben kamu kalem?"

"Saya kan emang kalem Bu" Balas Altair tersenyum

"Ga cocok sama muka kamu yang urakan" ejek Bu Susi membuat seisi kelas menahan tawa nya

"Astagfirullah, Ibu ini berdosa banget" Altair menggelengkan kepala pelan "Ga liat muka saya imut gini"

"Jangan banyak gaya kamu! Kenapa telat?" Tanya Bu Susi galak

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang