94. Akhir Tak Bahagia (END)

383 15 12
                                    


LANGIT tampak mendung hari ini, hawa dingin begitu terasa menusuk ke kulit. Angin berhembus kencang, seolah mempertegas kalau semesta sedang berduka.
Hari ini adalah hari pemakamaan Altair, Altair akan dimakamkan secara Islam. Dari mulai pembacaan Yasin, pemandian jenazah, sampai pemakaian kain kafan semua sudah dilakukan. Tahapan terakhir adalah pengebumian Altair.

Saat Altair dimasukan kedalam liang lahat tangis keluarga nya pecah, Naura, dan teman-teman Altair yang lain juga tak kuasa menahan air mata mereka.
Kepergian Altair benar-benar sangat menyayat hati, semua orang terpukul atas kepergian nya.

Setelah semua selesai, mereka berdoa bersama untuk Altair. Menaburkan bunga diatas makam Altair dengan penuh kesedihan, Altair sudah kembali kepada pencipta nya, ia sudah tenang sekarang.

Satu persatu dari pelayat mengucapkan bela sungkawa, setelah nya mereka pergi meninggalkan pemakaman dan hanya tersisa keluarga dan teman-teman Altair.

"Bu Rani dan Pak Arland, sekali lagi saya mengucapkan turut berduka cita atas kepergian Altair. Sekolah juga mengucapkan turut berduka cinta yang sebesar-besarnya atas meninggal nya Altair, semoga keluarga yang di tinggalkan bisa ikhlas menerima ini semua." Ucap Bu Susi pada kedua orang tua Altair

Pak Bandi dan Bu Susi datang keacara pemakaman Altair mewakili pihak sekolah, Mereka tidak menyangka kalau Altair akan pergi secepat itu, Apa lagi Bu Susi orang yang paling sering memarahi Altair, memberi hukuman untuk Altair selama disekolah, beliau begitu merasa kehilangan atas meninggal nya Altair.

"Terimakasih Bu" Jawab Arland

"Altair adalah anak yang baik, meskipun kadang menyebalkan. Keberadaan nya akan selalu diingat" Ujar Pak Bandi

"Saya dan Pak Bandi pamit undur diri ya, Pak, Bu." Kata Bu Susi

"Terimakasih sudah menyempatkan untuk hadir Bu, Pak" Rani bersalaman dengan Pak Bandi dan Bu Susi begitu juga dengan Arland sebelum pergi.

Rani membungkuk kan pada nya, ia berjongkok didepan makam anak nya "Altair anak Mami yang paling ganteng, Kamu baik-baik disini yaa, kamu udah ga merasakan sakit lagi sekarang. Mami minta maaf belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu. Tenang disurga nya Allah ya nak, Nanti Mami akan sering-sering kesini nengokin kamu, Mami sayang banget sama kamu Altair." Ucap Rani dengan penuh derai air mata

"Altair Papi juga minta maaf, Papi belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu, harus nya kamu masih bisa selamat kalau Papi cepat mengambil tindakan. Sekali lagi, Papi minta maaf. Sekarang udah ga ada lagi orang yang bikin Papi kesel, pasti Papi akan merindukan perdebatan kita." Arland tak kuasa menahan air mata nya

"Aku sayang banget sama Papi, walaupun Papi orang tua yang paling ngeselin."

Kata-kata yang pernah diucapkan Altair tiba-tiba terlintas begitu saja diotak Arland.

"Papi juga sayang banget sama kamu, Meskipun kamu adalah anak yang paling menyebalkan tapi kamu tetap anak kebanggaan Papi. Papi bangga sama kamu Al, Papi bangga." Lanjut Arland tersenyum menatap makam anak nya

"Gamma" Rani menoleh menatap Gamma, namun Gamma menggeleng, pertanda kalau ia tidak ingin mengatakan apapun.

Rani menganguk mengerti, Gamma bukan orang yang pandai mengutarakan perasaan nya. Tapi mata sembab dan luka ditangan Gamma sudah cukup menjelaskan kalau ia juga merasa kehilangan atas kepergian Abang nya.

"Altair, Om sangat berterima kasih sama kamu. Karena kamu sudah menyadarkan Om, mungkin jika tidak ada kamu, sampai sekarang Om masih menjadi orang jahat. Sekali lagi terima kasih Altair, kamu sudah menjaga anak Om dengan baik." Frans belum sempat mengucapkan terimakasih pada Altair, maka dari itu ia mengucapkan nya, meskipun terlambat karena Altair sudah tidak ada.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang