35. Kita yang tak sama

175 20 0
                                    

JAM ISTIRAHAT  Altair menggunakan waktu istirahat nya untuk mencari Naura, setelah membaca berita mengenai Naura yang disebut-sebut sebagai anak haram, Altair tidak bisa diam begitu saja. Ia harus menemui Naura untuk menanyakan kebenaran nya. Altair yakin Naura pasti sedang tidak baik-baik saja.

Altair sudah mencari ke kelas namun Naura tidak ada, Tadi Altair bertanya pada Adel, dan Adel bilang kalau Naura sedang ingin sendiri dan tidak ingin diganggu siapapun. Namun bukan Altair nama nya jika menyerah begitu saja, Altair mencari Naura diseluruh penjuru sekolah dan usaha nya tidak sia-sia. Altair menemukan Naura sedang duduk dibawah pohon yang berada ditaman belakang sekolah sambil menundukan wajah nya.

Altair yang melihat itu benar-benar merasa iba, rasa nya sakit melihat orang kita cinta terpuruk seperti itu. Dengan langkah pelan Altair menghampiri Naura.

"Ra" Ucap nya menyentuh pundak Naura

Naura mendongkak dengan mata memerah sembab karna menangis "Ngapain kamu disini?" Tanya Naura sambil menyeka air mata nya dan berdiri.

Altair menatap Naura sendu, ini pertama kali nya selama mereka kenal Altair melihat Naura menangis. "Gue kesini mau nemenin lo Ra" Ucap Altair

"Kamu pergi Al, aku ga butuh kamu temenin" Usir Naura pada Altair

"Ra jangan kaya gini, lo ga sendiri ada gue yang---"

"Justru karna berdekatan dengan kamu, aku dihina sama mereka. Perempuan kaya aku apa pantes bersanding sama kamu yang punya segala nya?" Tanya Naura dengan mata berkaca-kaca, Naura tidak dapat mengontrol emosi nya lagi.

"Kita ga sama Al, aku sama kamu beda. Kamu populer, kamu kaya, kamu punya keluarga, kamu punya segala nya. Beda sama aku. aku miskin, aku ga punya keluarga, orang tua aku aja malu punya anak kaya aku. Apa yang kamu lihat dari perempuan seperti aku Al? Apa!!" Ucap Naura menggebu-gebu berbarengan dengan air mata yang mengalir deras dari kedua mata nya.

Tanpa membalas ucapan Naura, Altair menarik Naura kedalam pelukan nya dan memeluk nya dengan erat. Altair tau Naura sedang terpuruk saat ini, jadi dari pada berdebat Altair lebih memilih untuk menenangkan nya. Naura yang dipeluk secara tiba-tiba memberontak meminta dilepaskan, namun Altair tetap memeluk nya erat.

"Aku ga pantes buat kamu Al. Aku hina, orang kaya aku ga pantes buat kamu" Ucap Naura disela-sela isakan nya sambil memukul-mukul dada Altair.

"Aku ga pantes buat kamu Al, aku ga pantes bersanding sama kamu" Ucap Naura mengulangi lagi kata-kata yang sama dan terus memberontak dipelukan Altair. 

Altair menggeleng mengeratkan pelukan nya ditubuh Naura, ini bukan Naura yang biasa ia lihat selalu tersenyum dan malu-malu dihadapan nya. Ini adalah Naura yang rapuh dan lemah. Sebegitu hancur hidup nya sampai Naura seperti ini?

Naura terisak, terus memukul-mukul dada bidang Altair, namun pukulan itu semakin melemah seiring dengan isakan yang terdengar begitu memilukan. Altair mengusap punggung Naura yang bergetar "Gue ga perduli lo siapa, gue ga perduli dengan apa yang lo ga punya, gue ga perduli apa kata orang. Yang gue tau, gue sayang sama lo Ra" Kata Altair tepat ditelinga Naura

Naura semakin terisak dipelukan Altair, kata yang diucapkan Altair begitu tulus, Naura merasakan cinta yang Altair berikan begitu besar untuk nya. Berada dipelukan Altair, membuat Naura merasa lebih tenang dan juga aman. Naura merasa dilindungi.

Setelah beberapa menit berlalu dan dirasa Naura sudah lebih tenang Altair mengurai pelukan nya, Altair menangkup kedua pipi Naura, menghapus air mata gadis itu dengan ibu jari nya.

"Jangan nangis, gue sakit liat lo kaya gini Ra" Ucap Altair menatap mata Naura yang memerah karna menangis

"Lo tau Ra? Gue merasa jadi laki-laki yang ga berguna. Gue ga tau apa-apa tentang lo. bahkan gue ga tau kalau hidup lo sesulit ini. Gue merasa gagal, gue belum bisa lindungin lo." Altair berseru menyalahkan dirinya sendiri, ia merasa belum cukup mengenal Naura selama ini.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang