20. Penyelamat

218 25 0
                                    

NAURA masih dengan posisi nya terduduk lemah sambil terisak dan memeluk lutut nya sendiri, tubuh nya sudah menggigil karna kedinginan wajah, nya juga sudah pucat. Naura terus berteriak meminta tolong walaupun suara nya semakin habis, tenggorokan nya terasa kering, ia lelah berteriak, namun ia tidak mau menyerah begitu saja.

Naura berdoa semoga ada orang yang mendengar dan menolong nya, walaupun mustahil tapi Naura percaya kalau ia pasti bisa keluar dari toilet ini. dan seperti nya usaha Naura tidak sia-sia samar-samar ia mendengar derap langkah kaki seseorang yang memasuki toilet, walaupun langkah nya terkesan sangat pelan tapi Naura yakin ada orang yang memasuki toilet.

"Ada orang disini? Kalau ada jawab ya tapi khusus buat manusia aja"

Naura menegakan tubuh nya saat mendengar suara itu "Tolong siapapun yang ada diluar tolong" Teriak nya

"Ra itu lo?"

Apa Naura tidak salah dengar? Itu suara Altair.

Naura bangun dari duduk nya menggedor pintu toilet "Al itu kamu? tolong aku Al."

"Ra lo didalem?" Tanya Altair didepan pintu toilet

"Iya Al, tolong aku Al aku takut." Jawab Naura serak disertai isakan

"Mundur Ra, gue mau dobrak pintu nya" Ucap Altair

Naura mundur beberapa langkah ke belakang saat Altair mencoba mendobrak pintu toilet. Naura bisa mendengar beberapa kali Altair mencoba mendobrak pintu itu, karna Naura tau itu bukan lah hal yang mudah, Tapi Naura yakin kalau Altair bisa dan..

"NAURAAA" Teriak Altair saat berhasil mendobrak pintu tersebut

Dengan cepat Naura memeluk Altair, melingkar kan kedua tangan nya dipinggang Altair sambil terisak "Aku takut Al" Ucap nya

Altair yang mendapat pelukan secara tiba-tiba dari Naura sempat terkejut, lalu membalas pelukan itu dengan mengusap punggung Naura lembut, tubuh Naura bergetar gadis itu benar-benar ketakutan.

"Ada gue Ra, jangan takut" Namun bukan nya tenang Naura semakin terisak

Altair bisa merasakan kalau Naura memeluk nya begitu erat, sebenarnya apa yang terjadi dengan Naura?

"Tenang Ra, ada gue disini." Kata Altair lembut sambil mengusap rambut Naura, membiarkan Naura memeluk nya untuk beberapa saat sampai gadis itu tenang.

Setelah beberapa menit berlalu Naura melepaskan pelukan nya "Jangan nangis" Altair mengusap air mata Naura dengan ibu jari nya

Wajah Naura pucat, mata nya memerah karna menangis. seragam Naura juga basah hingga membuat baju nya menerawang, dan itu membuat Altair jadi gagal fokus.

Fokus Al fokus sekarang bukan saat nya -Ucap nya dalam hati menggeleng kan kepala

Altair mengeluarkan jaket milik nya dari dalam tas dan mengenakan nya ditubuh Naura "Pakai ini ya, sekarang kita pulang" Ajak nya

Naura mengangguk lemah tanpa menjawab sepatah katapun, lalu melangkah keluar toilet bersama Altair.

Altair sengaja tidak menanyakan kenapa Naura bisa terkunci ditoilet dengan seragam yang basah, karna Altair tau saat ini adalah bukan saat yang tepat untuk menanyakan itu. Kondisi Naura jauh lebih penting sekarang.

***

"JUNA BAYAR UANG KAS!" Teriak Jessica selaku bendahara kelas menagih tunggakan uang kas Juna

"Iya sayang bentar ya" Balas Juna tanpa menatap Jessica

Saat ini Juna sedang menulis atau lebih tepat nya mencontek berjamaah bersama Bima dan Gilang dibuku LKS milik Lintang

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang