77. Kekecewaan yang sama

85 7 0
                                    


"Papah ga mau masuk dulu" Ucap Naura pada Papah nya yang berdiri didepan pintu

Ya, Papah nya kembali mengunjungi Naura. Bukan untuk menanyakan keadaan Naura atau semacam nya, tapi untuk memastikan kalau Naura sudah menjauhi Altair.

Sakit bukan? Jelas sangat sakit. Naura tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Papah nya sejak kecil, dan saat ia mendapatkan kasih sayang dari laki-laki yang ia cintai, sekarang Naura dipaksa untuk melepaskan nya.

"Saya hanya ingin memastikan kalau kamu benar-benar sudah menjauhi Altair." Ucap Frans datar

"Aku sudah melakukan nya Pah"

"Bagus. Dan setelah kamu lulus nanti, saya akan memindahkan kamu ke luar kota."

Naura terkejut mendengar nya "Apa maksud Papah?"

"Saya tidak akan membiarkan kamu bersama Altair, karena itu hanya akan merusak semua rencana yang sudah saya susun dengan rapih selama ini." Ungkap Frans dengan tegas

"Aku udah ikutin apa mau Papah, apa itu masih kurang?" Tanya Naura

Frans tertawa kecil mendengar nya "Kamu pikir saya orang bodoh, dengan membiarkan kamu tetap dikota ini itu sama saja membiarkan kamu tetap berdekatan dengan Altair."

"Naura mohon Pah, Naura akan benar-benar menjauhi Altair. Tapi tolong jangan pindahkan Naura ke luar kota." Naura memohon dengan sungguh pada Papah nya

Naura tidak siap berpisah dengan Altair, karena bagaimanapun Altair adalah cinta pertama nya, Naura juga masih sangat mencintai Altair. Selain itu makam Ibu nya juga berada disini jadi Naura tidak ingin pindah kemana-kemana.

"Keputusan saya sudah bulat. Saya harus menyingkirkan kamu, karena kamu adalah ancaman buat saya."

Tidak perlu dijelaskan lagi bagaimana perasaan Naura saat ini, yang pasti kehancuran itu sudah jelas didepan mata Naura. Hubungan nya dengan Altair sudah diujung tanduk, Naura tidak bisa melawan atau membantah, kebahagiaan nya dihancurkan oleh Papah nya sendiri.

"Ingat itu baik-baik Naura!" Setelah mengatakan itu Frans pergi meninggalkan rumah Naura

***

Hari ini Altair berangkat sekolah bersama dengan Gilang dan Juna. Altair tidak menjemput Naura seperti biasa, mengingat hubungan sedang tidak baik-baik saja saat ini. Mood Altair juga ikut memburuk, belakangan ini Altair tidak pecicilan dan banyak bicara seperti biasa nya, bahkan wajah Altair terlihat begitu muram, Semua itu terjadi hanya karena seorang Naura.

Altair memarkirkan motor nya diparikiran bersama Juna dan Gilang. Tapi baru saja membuka helm nya Altair sudah disuguhkan dengan pemandangan yang tidak disangka-sangka. Altair bahkan mengedipkan mata nya berkali-kali untuk memastikan ia salah liat atau tidak.

Seketika emosi Altair langsung naik, ia turun dari motor dan melempar helm nya asal-asalan hingga jatuh ke tanah dan menimbulkan bunyi yang nyaring. Altair seolah tidak perduli helm nya rusak atau tidak nanti nya.

"Ehhh..si bego" Kaget Gilang

"Ngapa tuh anak" Ucap Juna

Mereka lantas memperhatikan kemana Altair pergi, setelah nya Juna dan Gilang saling melirik satu sama lain seolah memikirkan hal yang sama.

"BRENGSEK LO!" Altair mendorong bahu Rico dari belakang dengan kencang, beruntung Rico dapat menahan keseimbangan nya jadi ia tidak terjatuh.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang