87. Sad or Happy?

84 6 3
                                    


MARSHA sudah berada dirumah nya setelah diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Marsha hanya perlu istirahat yang cukup agar kondisi tubuh nya benar-benar membaik.

Meskipun sudah berada dirumah, Gamma tetap setia menemani Marsha, seperti sekarang Gamma sedang berada dikamar Marsha, menyuapi gadis itu makan. Padahal Marsha bisa makan sendiri, tapi ia tidak mau, harus Gamma yang menyuapi nya baru ia mau makan.

"Gamma muka--nysh jyustek bahngat--"

"Telen dulu baru ngomong" Ucap Gamma

Marsha mengunyah makanan nya cepat dan menelan nya "Gamma kenapa si muka nya jutek banget? Aku ini abis sakit loh, bahkan masih sakit. Sikap kamu yang manis dikit kek" Seru Marsha mengungkapkan kekesalan nya

Marsha kesal dengan ekperesi wajah Gamma yang lempeng-lempeng saja, tidak ada senyum sedikitpun. Padahal Marsha masih sakit tapi sikap Gamma masih sama aja, bahkan tambah menyebalkan.

"Aku harus apa?" Tanya Gamma

Marsha melebarkan matanya mendengarkan pertanyaan Gamma, yang menurut nya itu bodoh. "Kamu nanya kamu harus apa???" Tanya Marsha mengulang pertanyaan Gamma

"Kamu ini bener-bener laki-laki yang ga peka ya! Udah tau aku sakit, tapi muka kamu itu biasa aja, lurus aja kaya jalan tol. Emang kamu ga khawatir sama aku?"

"Apa jangan-jangan selama aku belum sadar kamu juga gini? Diem aja dengan eksperesi kamu yang sangat amat menyebalkan itu!" Omel Marsha meluapkan kekesalan nya

"Udah?"

Marsha menatap Gamma kesal "Au ah, Capek ngomong sama batu!" Marsha memilih untuk memalingkan wajah nya, dari pada melihat ke arah Gamma sambil bersedekap dada.

Gamma tersenyum tipis melihat kekesalan Marsha pada nya, andai saja Marsha tau bagaimana cemas nya Gamma saat menunggu Marsha sadar kemarin.

"Perhatian dan kekhawatiran ga harus selalu ditunjukan lewat ekperesi Sya, kamu liat aku disini buat siapa, dan buat apa waktu itu aku nemuin kamu tiap hari kalo ga buat nunggu kamu sadar, itu apa artinya kalo aku ga khawatir sama kamu."

Marsha masih memalingkan wajah nya, tidak mau cepat luluh dengan kata-kata Gamma.

"Kalo kamu mau tau, jangan liat ekperesi wajah aku. Tapi liat apa yang aku lakuin buat kamu" Lanjut Gamma

"Tapi muka kamu nyebelin!" Ucap Marsha masih setia memalingkan wajah nya

Tangan Gamma terulur memegang pipi Marsha, meminta gadis itu untuk melihat kearah nya "Ini yang kamu mau?" Gamma melebarkan senyum nya tepat didepan wajah Marsha

Jantung Marsha langsung berdetak begitu kencang, senyum Gamma benar-benar sukses membuat jantung nya tak karuan.

Marsha tak berkedip melihat nya, meskipun Marsha sudah bersama Gamma sedari kecil tapi ini adalah hal yang langka, melihat Gamma tersenyum lebar seperti ini adahal sesuatu hal yang sangat jarang Marsha lihat.

Melihat Marsha malah melongo memandangi wajah nya, Gamma menyentil jidat Marsha. "Udah."

Setrika Marsha langsung tersadar, lalu mengusap jidat nya "Ih Gamma sakit tau"

"Makan" Gamma kembali menyuapi Marsha

"Udah gitu doang?" Gamma menaikan satu alis nya seolah berkata apa lagi?

"Iihhhhhhh Gamma kamu kenapa nyebelin bangett si!!" Marsha merengek seperti anak kecil

"Salah?" Tanya Gamma

"Kenapa si susah banget marah yang lama sama kamu, liat kamu senyum beberapa detik aja aku langsung meleyot! Mana senyum nya manis banget lagi" Omel Marsha

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang