66. Asing

93 8 0
                                    


Orang yang selalu tertawa, bukan berarti tidak bisa kecewa. -Altair maxmilan

Jarak kita dekat, tapi terasa begitu asing. -Naura Velencia

***

"Aku rasa kita udah ga bisa nunda lagi Bim" Seru Adel pada Bima

"Tapi, Kita harus nunggu dua hari lagi Lia" Jawab Bima

Adel sudah menceritakan semua nya pada Bima, dan Bima juga sudah paham dengan apa yang terjadi antara Altair dan Naura.
Naura menjadi murung dan sedih karena pertengkaran nya dengan Altair.

Adel yang melihat itu tidak bisa diam saja, Bagi Adel, Naura sudah cukup merasakan kesedihan nya selama ini. Hidup Naura sudah susah, Adel tidak ingin melihat Naura semakin susah.

"Kamu tau ga si, semenjak Naura berantem sama Altair, Naura jadi murung terus. Dia ngerasa bersalah karena udah lakuin itu ke Altair." Jelas Adel

"Padahal itu semua rencana kamu sama temen-temen kamu, Tapi sekarang liat? Rencana kalian malah ga berjalan dengan lancar, terus Naura akhirnya jadi korban."

"Tapi rencana awal nya ga kaya gitu Lia, semua terjadi diluar dugaan aku" Sahut Bima

"Tetep aja ini salah kamu sama temen-temen kamu! Ngasih ide konyol kaya gitu, sekarang mereka malah berantem beneran."

Bima bingung, tidak tahu harus bagaimana jika Adel sudah marah-marah seperti itu.

"Iya Lia, aku sama temen-temen aku yang salah. Tapi maksud kita ga--"

"Ga usah banyak alesan! Intinya kalian salah." Potong Adel cepat

Bima hanya bisa menghela nafas sabar, ia mungkin bisa berdebat dengan temannya atau orang lain. Tapi jika sudah bersama Adel, Bima tidak bisa apa-apa.

"Sabar Lia, kamu jangan marah-marah terus dong. Aku jadi bingung" Ucap Bima lembut

Adel menatap jengkel Bima "Gimana aku ga marah-marah! Naura hidup nya udah susah Bim, dia udah terlalu banyak nyimpen beban sendiri. Aku sebagai sahabat nya bahkan kadang ga bisa bantu apa-apa, Aku pengen bantu dia kali ini, dengan ngebuat dia baikan sama Altair, karena Altair itu udah jadi sumber kebahagiaan Naura." Jelas Adel panjang lebar

Adel sudah tahu betapa susah nya hidup Naura, yang tinggal seorang diri tanpa kasih sayang dari kedua orang tua nya. Belum lagi hinaan yang selalu diterima nya, kadang Adel merasa menjadi sahabat yang tidak berguna karena tidak bisa menolong Naura.

"Iya Lia iya aku tahu maksud kamu, jadi sekarang kamu mau nya gimana?" Tanya Bima

"Kok kamu malah nanya aku si! Kamu pikir lah"

"Tadi kata kamu kita ga bisa nunda lagi, Terus kamu mau nya kapan?"

"Terus kamu nanya aku?" Adel menunjuk diri nya "Kamu atur lah, ini kan ide kamu sama temen-temen kamu!"

Bima mengusap wajah nya frustasi, lelaki memang selalu salah. Dan apapun yang Bima ucapkan, pasti akan selalu salah dimata Adel jika sedang marah begini.

"Altair setan! Lo mulu yang bikin gue berantem sama Adel."  Batin Bima menggerutu kesal

"Kok kamu malah diem si!" Seru Adel kesal

"Oke fine, besok malem kita jalanin rencana nya." Ujar Bima pada akhirnya, ia tidak ingin berdebat lebih jauh dengan Adel.

"Oke. Pokonya kamu harus buat Naura sama Altair baikan secepat nya! karena ini salah kamu sama temen-temen kamu" Ucap Adel, yang diangguki Bima.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang