54. Rumit

107 7 0
                                    


Apa harus serumit ini, untuk mencapai bahagia?  -Naura Velencia

***

"Lo berdua tau ga?" Tanya Altair "Gatau ya? Sini gue kasih tau, gue itu lagi sedih banget tau ga"

"Naura marah sama gue, udah dua hari ini dia selalu menghindar bahkan dia ga mau gue anter jemput"

"Sakit banget ati gue diginiin, sakit banget tau ga" Altair menepuk-nepuk dada nya dramatis

"Lo berdua dengerin gue cerita ga si? Kenapa diem aja!" Kesal Altair karena tidak ada sahutan dari lawan bicara nya

"Emang gue salah ya kalo cemburu,liat pacar gue dipegang-pegang cowok lain?" Tanya Altair lagi

"Wajar kan gue marah, cowok mana yang ga marah liat orang yang sangat dicintai nya dipeluk cowok lain. Eh tapi malah gue yang dimarahin balik, sedih banget ga si"

"Kalian dengerin gue ngomong ga si!"

"Udah ga waras emang kamu Al" Altair menoleh mendengar suara itu, yang ternyata adalah Papi nya.

"Kucing kamu ajak ngomong, sampai mulut kamu berbusa juga mereka ga akan nyaut." Ucap Arland lagi

Altair berbicara pada Jennie dan Oci, kucing milik Naura yang sudah ia ambil untuk proses perjodohan kedua nya agar menghasilkan anak-anak yang lucu. Yap, rencana perjodohan kucing milik Altair dan Naura benar-benar dilakukan.
Altair tidak tahu harus cerita pada siapa lagi jadi ia menjadikan hewan peliharaan nya untuk menjadi teman curhat.

Arland tidak sengaja melihat Altair yang berada ditaman belakang rumah nya, sedang duduk didepan dua ekor kucing yang berada dikandang. Altair berbicara menceritakan segala keluh kesah nya atau lebih tepat nya ia menjadikan kucing nya itu sebagai teman curhat.

Arland yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala, kelakuan anak nya setiap hari semakin menjadi-jadi saja.

"Aku lagi ga mood ribut sama Papi. Jadi mending Papi pergi, tinggalin aku sendiri" Jawab Altair mengusir Papi nya

"Bisa-bisa nya kamu berbicara seperti itu, memang kamu ada masalah apa? Cerita sini sama Papi" Arland mendudukan dirinya disamping Altair

"Aku kan udah bilang lagi ga mood, mending Papi pergi aja" Usir Altair lagi

"Dari pada kamu ngobrol sama kucing burik kamu itu mending ngobrol sama Papi, siapa tau Papi bisa ngasih solusi." Balas Arland

"Pasti kamu lagi galau masalah cinta kan? Galauin Naura?" Tebak Arland

Altair mengangguk lesu "Emang salah ya Pi, kalau misal nya aku cemburu Naura sama cowok lain?" Tanya Altair

"Engga salah, kamu berantem sama Naura?" Altair mengangguk mengiyakan

"Gara-gara apa?"

"Naura dipegang sama cowok lain, aku sebagai pacar nya ga terima lah Naura dipegang gitu yaudah aku pukul aja cowok nya jadi kita berantem deh, tapi Naura malah marah. Harus nya dia seneng kan Pi?" Jelas Altair

"Kenapa Naura harus seneng?" Tanya Arland

"Karena--" Altair menggantungkan ucapan nya, ia bingung harus menjawab apa "Karena itu sebagai bukti kalau aku sayang sama dia" Jawab Altair pada akhirnya

"Kamu udah tanya Naura sebelum nya tentang hal itu?"

Altair menggeleng "Aku ga suka basa basi jadi aku langsung pukul aja cowok nya"

Arland memukul jidat nya pelan, kenapa jalan pikir anak nya begitu sempit. "Pantes aja Naura marah, kamu bego nya kebangetan"

Altair melotot mendengar itu "Ga temen aku, ga Papi, semua ngatain aku bego. sumpah jahat banget si kalian" Kata Altair dramatis

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang