60. Pantai

82 5 0
                                    


"Lo kenapa berhenti?" Tanya seorang laki-laki pada perempuan yang ada dihadapan nya

"Gue ga bisa, udah cukup ya gue kena masalah." Jawab perempuan itu

"Baru segitu aja lo nyerah, segitu doang nyali lo." Ejek nya

"Terserah lo mau bilang apa, yang jelas sejak kejadian itu gue udah mau stop dari permainan ini. Gue ga mau lagi bangunin singa yang lagi tidur"

"Lo lupa rencana awal kita menghancurkan mereka berdua?" Tanya laki-laki itu

Perempuan itu mengangguk "Gue inget, tapi gue masih sayang sama diri gue sendiri. Dia ga seperti kelihatan nya, dia terlalu nekat bahkan sangat nekat."

"Ternyata lo ga seberani yang gue kira, baru segitu aja lo takut" laki-laki itu tersenyum mengejek

"Kalo gue berenti bukan berarti rasa benci gue ilang. Lagi pula, percuma gue berusaha buat rebut dia. Kalo cinta nya aja begitu besar sama cewek kampung itu!"

"Menurut gue itu bukan alasan, kenapa lo mesti takut? Dia sama sekali bukan lawan yang berbahaya." Kata lelaki itu

"Ga bahaya buat lo, tapi bahaya buat gue. Karena kalo sampe gue ketauan lagi, gue yang bakal abis sama dia. Bukan lo."

"Lo emang ga bisa diandelin, lemah."

"Lo cari partner lain aja, gue dukung lo buat hancurin hubungan mereka. Tapi gue ga bisa kerja sama, sama lo lagi." Ucap nya, lalu beranjak meninggalkan lelaki itu sendiri.

"Sepertinya gue harus menghancurkan mereka dengan tangan gue sendiri, tanpa campur tangan siapapun." Kata laki-laki itu sambil tersenyum smirk

***

Naura menatap takjub pemandangan yang berada dihadapan nya, debur ombak pantai menyampu indah pendengaran nya. Suasana begitu tenang dan damai sangat begitu terasa saat ia baru saja menginjakan kaki dipantai.

Ya, Altair mengajak Naura pergi ke pantai. Tempat yang selalu ingin Naura kunjungi, tapi tidak pernah tercapai. Selain karena tidak ada teman, ibu nya juga selalu melarang Naura untuk pergi ke pantai seorang diri karena takut membahayakan dirinya.

Dan hari ini, bersama Altair, Naura bisa menginjakan kaki nya dipantai. Tempat yang dulu hanya menjadi sebuah angan-angan sekarang menjadi kenyataan.

"Kamu suka ga Ra?" Tanya Altair, yang diangguki Naura dengan antusias.

"Aku sengaja ngajak kamu kesini, karena aku inget kalo kamu pernah bilang kamu suka air kan dan kamu suka berenang" Naura menoleh pada Altair mendengar ucapan lelaki itu

"Kamu inget?" Altair mengangguk mengiyakan

"Semua hal tentang kamu aku inget, bahkan yang terkecil sekalipun."

Naura tersenyum mendengar nya "Dulu aku pengen punya rumah deket pantai. Supaya setiap pagi, aku bisa liat pemandangan pantai yang indah lewat jendela kamar" Naura tersenyum tipis, pandangan nya menjelajah pantai yang tidak terlalu ramai.

"Tunggu aku sukses, dan punya duit banyak ya Ra. Supaya bisa beli pulau buat kamu, nanti kita bangun rumah disitu." Ujar Altair, membuat Naura tersenyum dan menggeleng pelan, ternyata imajinasi Altair lebih tinggi dari nya.

Naura berjongkok melepas sepatu yang dikenakan nya, ia berjalan dengan kaki telanjang tanpa alas. Altair yang melihat itu juga melakukan hal yang sama dan mengikuti langkah Naura dari belakang.
Altair senang, karena ia tidak membawa Naura ketempat yang salah, Gadis itu terlihat senang menikmati indah nya pemandangan pantai, yang tidak terlalu ramai. Karena mereka datang pada hari kerja.

NaurAltair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang