Setelah kejadian di koridor tadi, Aletha buru buru memasuki toilet untuk mengganti celananya menjadi rok dan tadi ia sempat bertanya pada beberapa siswa yang ia temui untuk mengetahui keberadaan toilet sekolah.
Dan di sinilah gadis itu sekarang berada, berjalan menyusuri koridor sekolah yang nampak mulai sepi karena tiga menit yang lalu bel masuk di bunyikan.
Mata Aletha terus saja mencari di mana keberadaan ruang kepala sekolah hingga dengan tidak sengaja mata gadis itu menangkap sosok wanita paruh bayah yang tengah berjalan dengan santai sambil memegang kayu panjang.
Tanpa membuang waktu, gadis itu langsung berlari ke arah wanita yang di ketahui sebagai guru karena pakaian yang ia pakai.
"Permisi bu"ucap Aletha dengan sopan ketika sudah berada di hadapan guru tersebut.
"Kenapa kamu masih di luar?"tanya sang guru dengan tegas yang membuat Aletha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Saya murid baru di sekolah ini dan saya tidak tau di mana letak ruang kepala sekolah"jelas Aletha yang membuat sang guru ber-oh ria.
"Kamu mau tanya ruang kepala sekolah?"tanya sang guru yang membuat Aletha mengangguk dengan antusias.
"Mari ibu antar kamu ke ruang kepala sekolah"ucap sang guru dengan ramah yang membuat Aletha tersenyum ramah sambil mengangguk.
Mereka mulai berjalan dengan seorang Aletha yang mengikuti sang guru untuk menunjukkan di mana letak ruang kepala sekolah pada dirinya.
Sekitar tiga menit Aletha dan sang guru yang sama sekali gadis itu tidak tahu namanya berhenti di depan pintu bercat coklat dengan papan nama yang bertuliskan ruang kepala sekolah.
"Ini ruangannya"ucap sang guru dengan ramah yang membuat Aletha mengangguk mengerti.
"Makasih bu!"ucap Aletha tulus yang di balas senyum ramah dan anggukan kepala oleh guru itu.
"Kalau begitu ibu pergi dulu"ucap sang guru yang membuat Aletha lagi lagi mengangguk paham.
Setelah kepergian sang guru Aletha menatap pintu bercat coklat tersebut dengan helaan napas panjang.
Tok tok tok
Aletha mulai mengetuk pintu yang ada di hadapannya itu dengan pelan agar terdengar lebih sopan.
"Masuk!"teriak orang dari dalam ruangan yang membuat gadis itu langsung memegang gagang pintu coklat tersebut.
Ceklek
Pintu terbuka dengan perlahan dan yang pertama di lihat oleh Aletha adalah kedua orang paruh baya yang berbeda jenis tengah menatapnya dengan tersenyum ramah.
"Permisi ibu bapak!"ucap Aletha dengan sopan.
"Jadi kamu Aletha Griselia?"tanya lelaki paruh baya yang tengah duduk di kursi kebesarannya yang sepertinya laki laki itu menjabat sebagai kepala sekolah di sini.
"Benar pak!"ucap Aletha dengan sopan yang sudah berdiri di hadapan kedua orang tersebut.
"Baiklah kalau begitu bu Tuti tolong antarkan Aletha ke kelas Xll IPA B"jelas sang kepala sekolah yang membuat guru wanita itu mengangguk sambil tersenyum ramah.
"Ayo!"ajak bu Tuti yang sudah bangkit dari sofa yang sedari tadi ia duduki, Aletha mengangguk pelan sebagai jawabannya.
"Kami pamit!"pamit sang guru pada kepala sekolah yang di balas anggukan oleh lelaki paruh baya tersebut.
Sedangkan dari salah satu kelas yang ada di SMA Dirgantara ini, ketiga laki laki yang duduk di bangku pojok, tengah berbincang bincang dan mereka adalah Bara dan kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Подростковая литератураBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...