33. TANIA2

4K 208 12
                                    

   Aletha mengendarai motornya untuk sampai ke rumahnya dengan santai tanpa perduli jika sekarang waktu sudah menjelang pukul 6 petang.

Sedari tadi gadis itu menatap serius jalanan dengan pikirannya yang selalu tertuju pada kejadian di atas rooftop sekolahnya.

"Ada apa dengan gue?"batin Aletha dengan bingung.

"Kenapa gue harus iri liat mereka?"lagi lagi pertanyaan itu yang ia pikirkan.

"Gue nggak mungkin beneran suka sama Bara"ucapnya sambil geleng geleng kepala.

"Ck! Kalau emang beneran gue suka sama dia, hal ini bakal gue simpan rapat rapat"ucap Aletha di balik helm full facenya.

Gadis itu memasuki pekarangan rumah megah dengan santai tapi pikirannya masih saja berkelana.

Hingga ia memberhentikan motornya tepat di samping sebuah mobil merah yang ada di dalam garasi rumah tersebut.

Gadis itu turun dari motornya sambil membuka helm yang masih melekat di kepalanya.

Setelah selesai dengan urusannya, barulah ia melangkahkan kakinya mendekati sebuah pintu yang terhubung dengan dapur rumahnya di dalam garasi tersebut.

Ia memasuki dapur tersebut dengan santai dan jangan lupakan wajah lebamnya yang menghiasi wajah cantik gadis itu.

Aletha menatap seorang wanita tua yang tengah berkutat dengan kompor dan wajannya.

"Hai bi!"sapa gadis itu dengan riang.

Mendengarkan ada orang yang menyapanya, membuat wanita tua itu menatap ke sumber suara dan detik berikutnya ia tersenyum manis melihat sang anak majikan.

"Tumben kamu lewat pintu belakang?"tanya sang bibi pada gadis cantik yang berjalan mendekati dirinya.

"Biasalah bi! Malas ketemuan sama orang rumah"jawab gadis itu dengan santai.

"Siapa? Dewa?"tanya sang bibi dengan dahi mengernyit bingung.

"Bukan anakannya tapi pemilik rumah ini"ucap gadis itu yang membuat sang bibi geleng geleng kepala.

"Emangnya kamu nggak tau?"tanya wanita tua itu yang membuat Aletha menggeleng dengan bingung.

"Tuan sama nyonya tadi siang berangkat ke Singapura, katanya ada meeting penting"jawab wanita tua itu yang membuat Aletha mengangguk paham.

"Sejak kapan juga mereka ngasih kabar ke aku tentang keberadaan mereka?"tanya Aletha dengan senyum di paksa.

"Kamu yang sabar yah!"ucap sang bibi yang hanya di balas senyum tipis oleh gadis cantik itu.

"Aku ke kamar dulu yah, bi"pamit gadis itu sambil melangkahkan kakinya pergi dari tempat tersebut.

"Tunggu!"ucap sang bibi yang membuat langkah kaki gadis cantik itu terhenti.

"Ada apa bi?"tanya Aletha yang sudah berbalik menghadap sang bibi dengan wajah bingungnya.

"Tawuran lagi?"pertanyaan dari sang bibi sukses membuat Aletha tersenyum lebar sambil mengangguk dan itu membuat sang bibi menghela napasnya pelan.

"Kapan kamu berhenti buat nggak nyakitin fisik kamu?"tanya sang bibi yang membuat senyum di bibir gadis cantik itu luntur.

"Nanti!"jawab Aletha dengan tatapan kosongnya.

"Kapan?"tanya sang bibi sekali lagi.

"Setelah aku udah pergi!"ucap gadis itu dengan pelan.

"Siapa yang akan pergi?"tanya sang bibi ketika tidak mendengarkan ucapan Aletha dengan jelas.

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang