3 hari kemudian.....
Dari dalam salah satu kelas 12 di SMA Dirgantara, Aletha dan Bara dari tadi tidak memperhatikan sang guru yang mengajar di depan sana.
Sedari tadi kedua anak remaja itu hanya sibuk dengan ponsel yang ada di tangan mereka.
"Shhhuut"Bara berdesis pelan sambil menatap kedua sahabatnya yang duduk di samping meja mereka.
"Tino"panggil lelaki itu sangat pelan.
Lelaki itu berdecak pelan ketika kedua sahabatnya tidak mendengarkan panggilnya dan hanya fokus pada papan tulis yang ada di depannya.
"Ekhem!"Bara berdeham dengan keras hingga menarik perhatian kedua sahabatnya dan beberapa siswa yang ada di dekatnya termasuk seorang Aletha.
"Kenapa lo?"tanya Aletha kepada Bara.
"Hah!"Bara menoleh sambil menatap Aletha yang tengah memasang wajah bingungnya.
"Lo kenapa dodol?"tanya Aletha dengan suara pelannya.
"Gue bosan anjir di dalam kelas mulu"ucap lelaki itu yan membuat Aletha mengangguk pelan.
"Bentar yah"ucap Bara sambil kembali menoleh ke arah dua sahabatnya yang masih menatapnya bingung.
"Keluar yuk"ajak Bara dengan sangat pelan kepada dua sahabatnya sedangkan teman temannya yang tadi sempat menatap Bara sudah berbalik.
"Ayo"keduanya menyetujui ajakan lelaki itu.
"Lo berdua duluan aja, nanti gue nyusul"hardik Bara yang membuat lelaki itu mengangguk pelan.
Melihat persetujuan dari keduanya membuat lelaki itu kembali menatap lurus ke depan.
"Bu!"teriak Reno dengan tiba tiba dan itu membuat semua orang yang ada di dalam kelas tersebut menatap ke arah mereka.
"Ada apa Reno?"tanya sang guru dengan penasaran.
"Perut Tino sakit bu"ucap lelaki itu sambil menunjuk Tino yang sedang menekan perutnya dengan wajah yang sedang menahan rasa sakit.
Mendengarkan penuturan dari anak muridnya itu membuat sang guru langsung berjalan ke arah kedua muridnya dengan Bara yang sedari tadi sudah menatap mereka dengan senyum tipisnya.
"Kamu kenapa Tino?"tanya sang guru ketika sudah sampai di depan Tino.
"Pe-rut s-saya sak-it bu— arrrggh"jawab lelaki itu di sertai dengan teriakan di akhir kalimatnya hingga membuat sang guru terkejut dengan wajah paniknya.
"Astaga Tino!"ucap sang guru panik bahkan sekarang kedua lelaki itu sudah di kerumuni oleh teman sekelasnya.
Melihat hal tersebut membuat Bara yang duduk santai di samping Aletha langsung berbalik menatap gadis yang rupanya tengah menatapnya dengan penasaran.
"Lo nggak khawatir sama Tino?"tanya gadis itu yang membuat Bara memutar bola matanya malas.
"Udah! Tuh bocah cuman akting doang"jawab Bara dengan santai yang membuat Aletha terkejut.
"Ta——
"Kaga usah banyak nanya"sambar Bara.
"Lo mau ngikut bolos nggak?"tanya Bara kepada Aletha.
Mendengarkan tawaran dari Bara membuat Aletha langsung mengangguk dengan yakin.
Bara mengangguk sambil menatap gadis tersebut dan itu membuat Aletha paham apa yang ada di otak Bara sekarang.
Tanpa mau membuang waktu, keduanya langsung berdiri sambil menatap bangku seorang Tino yang masih di kelilingi oleh teman temannya serta sang guru yang mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...