Tak terasa hari senin telah tiba kembali dan sekarang seorang Aletha sudah bersiap dengan seragam SMA Dirgantara dengan tas hitam yang terpakai rapih di punggungnya.
Dan disinilah Aletha berada di depan pintu kamarnya untuk mengunci pintu tersebut.
"Kak Al!"
"Eh!"kaget gadis itu sambil berbalik menatap sumber suara.
"Ada apa Tania?"tanya gadis itu ketika melihat sosok sang adik yang berdiri dengan manis di depannya.
"Sarapan bareng yuk kak"ucap sang adik.
"Gue nggak lapar"ucap gadis itu dengan senyum manisnya yang membuat sang adik menghela napasnya pelan.
"Udah ikut aja!"
"Eh!"kaget gadis itu ketika Tania dengan tiba tiba menarik tangannya agar mengikuti dirinya.
Aletha hanya diam dengan wajah datar yang mulai ia tunjukkan ketika keduanya telah menuruni tangga.
Tania dengan semangat melangkahkan kakinya menuju ke arah ruang makan dengan tangan Aletha yang masih ia pegang.
"Selamat pagi semuanya!"sapaan dari Tania membuat ketiga orang yang berada di meja makan itu menoleh.
"Pagi juga sayang"balas sang ibunda dengan senyum manisnya.
Mata wanita paruh baya itu tiba tiba saja memandang sosok Aletha yang berdiri di samping sang anak dengan wajah datarnya.
Senyum di wajah wanita paruh baya itu luntur berubah menjadi tatapan sinis ketika melihat sang anak mendudukkan Aletha tepat di seberangnya.
"Kak Al! Mau makan lauk apa?"tanya Tania yang sudah mengambilkan satu buah piring beserta nasi gorengnya.
"Telor ceplok atau ayam goreng?"tanya gadis itu lagi ketika ia tidak mendapatkan jawaban dari Aletha.
Aletha lagi lagi tidak menjawab pertanyaan dari sang adik, ia hanya diam dengan wajah datar dan tenangnya memandang ketiga orang yang tengah menatapnya tidak suka di meja makan ini.
"Ini kak!"ucap Tania sambil memberikan satu buah piring berserta isinya di hadapan sang kakak.
Brak!
Semua orang yang ada di meja makan kecuali Aletha terkejut dengan sang ibunda yang tiba tiba menggebrak meja dengan kuat dengan mata yang tertuju pada Tania.
"Siapa yang menyuruh kamu membawa anak ini ke sini, Tania?"tanya sang ibunda berusaha menahan emosinya.
"Aku kasian bunda sama kak Aletha yang nggak pernah sarapan atau makan malam bareng keluarganya"ucap gadis itu dengan menunduk.
"Itu bukan urusan kamu"ucap sang ibunda kepada anak kesayangannya itu.
"Dan satu lagi, dia itu bukan bagian dari keluarga kita"ucap sang ibunda sambil melirik sinis ke arah Aletha yang tengah memasang wajah santainya.
"Tapi bund——
"Jangan membantah Tania!"tegas sang ayah yang sedari tadi diam.
"Udah dengerin aja apa kata mereka"ucap Dewa yang berada di samping sang adik.
Tania mengangguk pelan dengan kepala yang menunduk dengan dalam.
"Maaf bunda!"lirih gadis yang berada di sisi kiri Aletha.
Sang ibunda menghela napasnya dengan pelan menatap sang anak bungsu dan detik berikutnya pandangan wanita paruh baya itu beralih pada Aletha.
"Dan kamu!"ucap wanita paruh baya itu sambil menggantungkan kalimatnya yang membuat Aletha mengangkat satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...