Kelima remaja tersebut telah selesai makan dan pastinya makanan yang di pesan oleh Aletha di bayarkan Bara sesuai dengan perjanjian mereka tadi.
"Sin!"panggil Aletha yang masih duduk di satu meja yang sama dengan Bara dan kedua sahabatnya.
"Kenapa Al?"tanya Sintia sambil menatap seorang Aletha yang sibuk dengan ponselnya.
"Kita mampir ke basecamp gue dulu yah!"ucap Aletha yang membuat Sintia mengangguk ragu.
"Lo tenang aja teman gue nggak seperti yang ada di pikiran lo"sepertinya gadis cantik itu mengetahui apa yang sedang Sintia pikiran.
"Mau kan lo?"tanya Aletha kepada Sintia sekali lagi.
"Soalnya ada hal penting yang harus gue sampein sama mereka!"lanjut Aletha.
"Yaudah! Gue ikut lo"ucap Sintia sedangkan ketiga lelaki tersebut hanya menatap mereka.
"Ayo!"ajak Aletha sambil berdiri dari duduknya di susul oleh Sintia.
Aletha di buat bingung ketika melihat ketiga lelaki yang tengah duduk itu ikut berdiri.
"Kalian mau kemana?"tanya Aletha dengan dahi mengernyit bingung.
"Suka suka gue lah mau kemana, situ nggak usah kepo"ucap Bara dengan sinis yang membuat Aletha memutar bola matanya malas.
"Gue heran deh sama orang orang yang ngatain nih bocah dingin"ucap Aletha sambil menatap Bara yang tengah menatapnya.
"Nyatanya dia kaga ada dingin dinginnya sama sekali bahkan nih bocah cerewet banget"ucap Aletha sambil menunjuk Bara yang tengah memutar bola matanya malas.
"Karena kalau dekat lo bawaannya gue pengen ngumpat mulu"jawaban dari Bara sukses membuat Aletha menatapnya tajam.
"Eh gue diam aja lo bakal tetap tuh ngumpatin gue"ucap Aletha kesal sedangkan ketiga orang yang menyaksikan hal tersebut hanya bisa menghembusakan napasnya pelan.
"Udah dong berantemnya!"ucap Sintia dengan melas.
Mendengarkan hal tersebut membuat Aletha terdiam sambil
menatap sosok Sintia."Dasar Bara api!"cibir Aletha dan langsung menarik Sintia untuk pergi dari tempat tersebut.
Sedangkan yang Bara lakukan sudah mengumpati gadis yang semakin menjauh dari mereka.
"Gue heran deh sama lo Bar, katanya lo mau temenan sama dia tapi kenapa masih sering berantem juga"ucap Reno yang dibenarkan Tino.
"Gue maunya sih tenang tenang aja, tapi tuh bocah kaga pernah santai kalau di ajak bicara"ucap Bara dengan kesal.
"Cabut!"perintah Bara yang membuat kedua sahabatnya mendengus sambil mulai melangkahkan kakinya.
Ketiganya menyusul Aletha dan Sintia yang terlebih dulu meninggalkan cafe yang nampak ramai itu.
Dan disinilah Aletha dan Sintia berada, di samping mobil putih milik seorang Sintia.
Keduanya memasuki mobil tersebut sambil menatap Bara dan kedua sahabatnya yang menaiki motor mereka tidak jauh dari posisinya.
Fyi, Sintia dan Aletha datang ke cafe tersebut menggunakan mobil milik seorang Sintia karena memang gadis itu lah yang menyuruhnya.
Sintia sudah duduk dengan santai di samping kemudi dengan seorang Aletha yang duduk di kursi kemudi.
Aletha mulai menghidupkan mesin mobilnya dan setelah itu mereka berdua pergi meninggalkan tempat tersebut.
Aletha mengendarai mobil yang ia bawa dengan kecepatan maksimal dengan mata yang fokus pada jalan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...