Setelah pulang dari sekolah sang adik tadi, Aletha langsung menyuruh para anggotanya untuk bubar dan dia pergi mengantarkan sang adik pulang ke rumahnya.
Seperti sekarang, keduanya masih berada di atas motor seorang Aletha yang sejak setengah jam lalu melaju dengan kecepatan maksimal di jalanan tersebut.
Aletha melirik spion motornya sambil menatap sang adik yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosongnya.
"Setelah antar Tania, gue bakal kembali temuin orang itu"batin gadis itu sambil terus mengendarai motornya.
Hingga lima belas menit berlalu, motor yang di tumpangi keduanya berhenti di dalam sebuah garasi rumah megah.
Tania turun dari motor sport tersebut di susul oleh sang pemilik motor yang tengah membuka helm yang ia kenakan.
"Ayo!"ajak Aletha kepada Tania yang langsung di angguki gadis dengan pakaian yang sedikit lebih rapih daripada tadi
Keduanya berjalan beriringan memasuki rumah megah milik kediaman Admaja itu dengan sosok Aletha yang terus saja memperhatikan gerak gerik sang adik.
Keduanya mulai memasuki rumah megah tersebut hingga pandangan keduanya jatuh pada sosok wanita paruh baya yang tengah asik menonton TV.
"Siang bund!"ucapan Tania membuat wanita yang fokus dengan acara TV-nya langsung menoleh dan detik berikutnya ia terkejut melihat penampilan sang anak.
"Apa yang terjadi?"tanya sang ibunda dengan raut wajah panik.
"Aku ngg——
"Dia habis kena bully di sekolahnya"potong Aletha yang membuat sang ibunda menatap sang anak dengan khawatir.
"Apa yang sakit?"tanya sang ibunda kepada putri bungsunya itu dengan lembut.
"Kepala aku pusing!"ucap Tania dengan jujur bahkan sekarang matanya mulai berkaca kaca.
Mendengar ucapan sang anak membuat sang ibunda langsung memeluk sang anak dengan sayang bahkan ia mengusap pelan kepala gadis cantik itu.
Melihat hal tersebut membuat hati kecil Aletha sedikit iri dengan kasih sayang tersebut tapi kembali lagi ia mengingat jika ia bukanlah anak kandung dari wanita paruh baya tersebut.
"Kapan gue bisa bernasib sama kaya Tania?"tanya Aletha di dalam hati.
"Pilih sekolah yang bisa membuat anak anda nyaman di dalamnya"ucap Aletha kepada wanita paruh baya itu.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Aletha langsung beranjak dari tempatnya sedangkan sang ibunda langsung melepaskan pelukannya dari Tania.
"Kamu sendiri kenapa membolos lagi?"terdengar nada sinis dan tidak suka dari sosok wanita paruh baya itu hingga membuat langkah kaki Aletha terhenti.
Gadis cantik itu berbalik menatap sosok wanita paruh baya tersebut dengan wajah datarnya.
"Saya menyelamatkan anak anda dari aksi pembulian"jawab Aletha dengan jujur.
"Terus kenapa kamu masih di sini?"tanya sang ibunda sambung yang membuat dahi Aletha mengernyit.
"Memangnya saya mau kemana lagi?"tanya Aletha dengan raut wajah bingung.
"Ke sekolah!"ucapan sang ibunda membuat Aletha memutar bola matanya dengan malas.
"Kalau saya balik ke sekolah lagi, nggak bakal ada gunanya juga"ucap Aletha dengan malas.
Aletha menatap sosok wanita paruh baya yang terus saja menatapnya sinis dengan mengangkat bahunya acuh.
Setelah itu ia kembali berbalik dan mulai melangkahkan kakinya untuk menuju suatu ruangan yang ada di rumah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...