Pagi ini dari rumah duka di kediaman Rinto, semua orang nampak bersedih melihat sebuah keranda mayat yang di masukkan ke dalam mobil ambulance.
Terlihat jika sang ayah sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarganya karena terbukti sedari tadi ia terus saja berada di samping keranda yang berisi seorang Aletha gadis rapuh yang selama ini terlihat kuat di depan semua orang dengan air mata yang terus saja berjatuhan tanpa henti bahkan tatapan bersalah begitu jelas Rinto tunjukkan.
Mobil itu mulai berjalan untuk pergi ke TPU yang ada di daerah sekitar di susul oleh segerombolan motor dan mobil.
Banyak yang ikut melayat ke peristirahatan terakhir Aletha, Keyla dan keluarganya juga turut serta dalam kegiatan ini karena semalam ia di berikan kabar oleh Raina jika sosok Aletha sudah meninggal dunia.
Dari belakang mobil ambulance itu banyak sekali motor motor yang mengikutinya dan mereka adalah geng motor yang di ketuai oleh Bara dan Aletha sendiri. Mereka jika tak kalah bersedih dari keluarga seorang Aletha.
Dari dalam mobil mewah, Dewa dan Tania nampak begitu terpukul dengan kepergian Aletha yang begitu cepat.
Dari kemarin hingga sekarang Tania terus saja menangis dengan pilunya sedangkan Dewa lebih banyak diam tidak seperti biasanya bahkan ia selalu melamun dan mencari tempat yang sepi.
Sama halnya dengan orang yang duduk di kursi belakang yang terus saja menangis dengan rasa bersalahnya dengan ART rumahnya yang berusaha untuk menenangkan dirinya padahal ia sendiri juga masih saja menangis.
Dari dalam mobil ambulance, Rinto menatap keranda mayat sang anak dengan tangis pilu yang terus saja ia tunjukkan.
"Maafin ayah sayang"lirihnya dengan nada melemah.
"Selama ini ayah udah jahat banget sama kamu"lanjutnya sambil mengusap pelan kain keranda tersebut.
"Ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu nak"ucapnya lagi.
"Maafin ayah! Maaf!"ia begitu merasa bersalah dengan apa yang selama ini ia lakukan pada anaknya.
"Ayah emang nggak pantas buat jadi ayah kamu"lanjutnya lagi dengan tatapan penuh rasa bersalah.
Dari mobil yang berbeda, Raina mengendarai mobilnya dengan mata yang berkaca kaca sedangkan dari sampingnya Yully hanya diam seribu bahasa dengan mata yang terus saja memandang mobil ambulance yang ada di depan sana.
Dari dalam mobil Revan, Sintia terus saja menangis hingga membuat Revan merasa kasian dengan sang kekasih yang begitu terpukul dengan kepergian orang yang baru hampir satu tahun bersahabat dengan dirinya.
Tidak terasa, akhirnya mereka telah tiba di tempat pemakaman yang ada di daerah sekitarnya.
Mereka turun dari kendaraan masing masing sambil menatap keranda mayat yang di keluarkan dari dalam mobil ambulance.
Lagi lagi tangis pilu mengiringi Aletha yang sudah di bawa memasuki tempat pemakaman umum.
Dan disinilah semuanya berkumpul, di depan sebuah liang kubur sambil menyaksikan jasad Aletha yang sudah berada di bawah.
Mereka semua menyaksikan acara pemakaman sosok yang di kenal kuat tetapi sangat rentan untuk hancur di pagi hari ini dengan isak tangis yang saling bersahutan dari keluarga dan kerabat yang di tinggalkannya.
Sang ustad mulai merapatkan doa doa dengan begitu seriusnya di depan kubur seorang Aletha yang baru saja selesai di kuburkan.
Semuanya menatap batu nisan yang bertuliskan Aletha Griselia dengan raut wajah sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Подростковая литератураBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...