45. RIBUT!

4.2K 245 219
                                    

   Aletha baru saja tiba di garasi rumahnya dan sekarang ia sudah membuka helmnya sambil turun dari motor tersebut.

Ia mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki rumah megah milik sang ayah.

Ceklek

Aletha memasuki rumah tersebut dengan begitu santainya tanpa perduli dengan keadaan sekitarnya.

"Kak Aletha ngapain di rumah sakit?"pertanyaan dari seseorang berhasil membuat Aletha menghentikan langkahnya dengan wajah kesal yang ia tunjukkan.

"Pasti si Bara yang ngomong ke Tania"gumamnya sambil berbalik ke sumber suara.

"Gue ada urusan sama dokter Yuli"ucap Aletha sambil menatap sosok Tania yang tengah menatapnya dengan tidak percaya.

"Urusan apa?"tanya Tania lagi.

"Berhenti buat ikut campur urusan gue"ucapan dari Aletha membuat Tania diam dengan tatapan mata yang sulit untuk di artikan.

"Gue duluan!"pamit Aletha dan langsung pergi meninggalkan sosok Tania.

"Ternyata masih ingat pulang juga kamu yah!"ucapan dari sang ayah membuat langkah kaki gadis itu lagi lagi terhenti.

"Ck!"decakan tidak suka terdengar jelas dari bibir seorang Aletha.

"Anak tidak tau diri"ucap sang ayah dengan sinis yang membuat seulas senyum miring terbit di bibir gadis itu.

"Nggak usah cerewet deh anda"ucap Aletha kepada sang ayah.

"Kamu benar ben——

"Saya seperti ini juga karena kalian!"ucap Aletha dan langsung melintasi sosok sang ayah.

Sreet!

Bruk!

Aletha tersungkur di atas lantai akibat tarikan di tasnya yang di lakukan oleh sang ayah dan itu membuat sosok Tania yang memang menyaksikan kejadian tadi hendak mendekat.

"Jangan mendekat Tania!"perintah sang ayah ketika melihat anak gadisnya hendak mendekati Aletha.

Sedangkan Aletha sekarang tengah berdiri dari tersungkurnya itu dengan raut wajah yang sedikit menampilkan kerutan di dahinya.

"Ini kepala gue sama dada gue kenapa sakit banget"batinnya berucap.

"Lihat diri kamu yang sekarang?"ucap sang ayah kepada gadis dengan kaos hitam polosnya itu.

"Sungguh menyedihkan!"ucap sang ayah tak berperasaan yang membuat hati Aletha lagi lagi sakit.

"Lebam di mana mana dan tidak ada satu orang pun yang perduli"ucap sang ayah yang membuat Aletha mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Sama seperti hidup ibu kamu yang menyedihkan!"ucapnya yang membuat Aletha terkekeh pelan berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya.

"Ternyata ini arti dari keluarga yang sebenarnya"ucap Aletha lagi.

"Mengasingkan seorang anak yang bisa di bilang nggak tau apa apa tentang kejadian beberapa tahun silam"lanjutnya lagi.

"Dan ingat anda juga masih memiliki seorang anak gadis yang bisa jadi nasibnya sama seperti ibu sa——

Plak!

Plak!

Sreet!

Sang ayah mencengkram kuat kaos yang di gunakan oleh Aletha setelah dua kali ia menampar pipi anaknya itu.

Tania yang mendengarkan hal tersebut diam dengan raut wajah sedihnya.

"Kenapa? Marah atau takut itu akan menjadi nyata?"tanya Aletha dengan raut wajah yang meremehkan.

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang