8. TAWURAN

8.1K 396 19
                                    

   Proses belajar mengajar di SMA Dirgantara sudah berlangsung sejak satu jam yang lalu.

Dan selama itu seorang Bara selalu saja mengganggu ketenangan Aletha, seperti sekarang lelaki itu tengah menyentil nyentil telinga Aletha dengan kuat hingga membuat sang empunya telinga lagi lagi mendengus kesal.

"Diam nggak lo"kesal gadis itu sambil menatap sinis seorang Bara yang tengah memutar bola matanya malas.

"Ada yang masih belum paham?"tanya seorang guru yang ada di depan sana hingga membuat Aletha kembali menatap ke arah depan.

"PAHAM BU!"ucap semua murid yang ada di dalam ruangan itu.

"Baiklah!"ucap sang guru sambil menuliskan sesuatu pada papan tulis yang ada di hadapannya.

"Kalau begitu! Ada yang bisa kerjakan ini?"tanya sang guru sambil menunjukkan deretan angka yang tertera di papan tulis itu.

Semua murid yang ada di sana menatap papan tulis itu dengan diam tanpa ada yang berani menjawab pertanyaan sang guru tadi.

"Kalau nggak ada yang mau kerjakan biar ibu tunjuk langsung"ucap sang guru dengan nada yang sedikit kesal.

Guru tersebut mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan itu hingga mata bulat sang guru berhenti tepat pada seorang lelaki yang duduk di bangku pojok.

"Bara! Ayo maju kerj——

"Biar saya saja bu, yang kerjakan soal itu"ucapan seorang gadis yang ada di samping Bara berhasil membuat semua orang yang ada di dalam kelas itu menatap gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Aletha.

Bara menatap tidak percaya ke arah Aletha yang sudah berdiri dari duduknya itu.

"Emang lo bisa ngerjain tuh soal?"tanya Bara dengan wajah tidak percayanya.

Mendengarkan pertanyaan dari Bara membuat Aletha langsung melirik sinis lelaki itu.

"Lo ngeremehin gue?"tanya Aletha dengan sinis.

"Yah gitu deh"ucap Bara yang sudah menormalkan mimik wajahnya sambil membalas tatapan sinis lelaki itu.

"Baiklah! Aletha ayo maju ke depan"ucap sang guru dengan senyum ramahnya yang membuat gadis itu mengangguk.

"Minggir lo"ucap Aletha pada Bara yang membuat lelaki itu menghembuskan napasnya dengan kasar sambil memberikan akses kepada Aletha untuk bisa lewat.

Aletha berjalan menuju papan tulis dengan wajah tenangnya padahal sekarang ia sudah menjadi bahan tontonan oleh orang orang yang ada di sana.

"Emangnya si Aletha bisa ngerjain tuh deretan angka?"

"Mana gue tau!"

Aletha mendengarkan dengan jelas kedua orang yang baru saja ia lewati tengah membicarakan dirinya.

Dan disinilah Aletha sekarang, di depan papan tulis sambil menatap soal matematika yang sangat susah dengan tangan yang sudah memegang spidol.

Aletha menatap serius soal itu dan detik berikutnya ia mulai mengerjakan deretan angka tersebut dengan tatapan mata tajam dengan wajah yang seriusnya.

Semua orang yang ada di sana juga nampak serius melihat seorang Aletha yang tengah berkutat dengan soal matematika hingga terkadang dahi gadis itu mengernyit.

"Sudah bu!"tidak butuh waktu lama untuk seorang Aletha mengerjakan soal yang ada di depannya ini.

Sang guru matematika menatap soal yang di kerjakan oleh Aletha dengan tatapan mata yang serius, hingga detik berikutnya guru tersebut menerbitkan senyum indahnya.

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang