62. SIBLING

4.3K 233 25
                                    

   Pagi ini, Aletha telah bersiap dengan seragam khas SMA miliknya lengkap dengan jaket Parvis yang melekat di tubuhnya.

Ia menyambar tas punggung yang ada di atas meja belajarnya dan setelah itu ia keluar dari dalam kamarnya.

"Eh!"kaget Aletha ketika melihat kedua saudaranya tengah berdiri di depan pintunya.

"Pagi Aletha!"sapa Dewa dengan senyum manisnya yang membuat Aletha ikut tersenyum.

"Ngapain lo berdua ada di depan kamar gue?"tanya Aletha dengan senyum yang belum kunjung luntur.

"Kita mau ngajakin kak Aletha sarapan bareng"ucapan dari Tania membuat senyum di bibir Aletha luntur.

"Kayaknya gue ngg——

"Lo nggak usah khawatir soal mereka!"ucap Dewa dengan meyakinkan.

"Lagian juga kita nggak pernah sarapan bareng!"lanjutnya yang membuat Aletha tersenyum tipis.

"Yaudah! Gue ikut"ucap Aletha pasrah yang membuat kedua saudaranya itu tersenyum senang.

Ketiganya berjalan menuruni tangga karena memang kamar ketiganya saling bersebelahan di lantai dua ini.

Kedua gadis itu saling bercanda ria bersama sang kakak lelakinya dengan begitu akrabnya.

Sedangkan dari ruang makan, kedua orang tua mereka nampak tidak suka menatap kedua anaknya yang begitu akrab dengan Aletha.

Aletha ikut menghentikan senyumnya melihat tatapan tidak suka dari kedua orang tuanya.

"Kayaknya gue harus per——

"Nggak perlu!"ucap Dewa yang sudah menggenggam tangan sang adik.

"Ini masih terlalu pagi buat ribut, Wa!"ucap Aletha yang membuat Tania menatap iba sang kakak.

"Ikut aja!"ucap Tania dengan senyum menenangkan.

Aletha menghela napasnya dengan pelan ketika dirinya di tarik paksa oleh Dewa mendekati meja makan itu.

Dewa dan Aletha duduk bersebelahan sedangkan Tania duduk di samping sang ibunda yang duduk berseberangan dengan Dewa.

Ayahnya duduk di kursi kebesarannya di mana sang kepala rumah tangga seharusnya berada.

"Pagi ayah, bunda"ucap Tania dengan riang.

"Kalian ngapain ngajak dia ke sini?"tanya sang ibunda sambil menatap tidak suka ke arah Aletha yang tengah diam dengan wajah tenangnya.

"Dia anak kalian juga"jawab Dewa.

"Dia anak ayah kamu bukan anak bunda!"balas sang ibunda dengan tidak suka yang membuat Aletha tersenyum miris dalam hatinya.

"Tapi bun——

Dewa langsung menoleh ke arah Aletha yang tengah memegang bahunya dan menggeleng pelan ke arahnya.

Melihat hal itu membuat sang ibunda muak sedangkan sang ayah sedari tadi hanya diam.

"Liat! Kamu sudah di pengaruhi oleh anak itu"ucap sang ibunda yang membuat Dewa menghela napasnya pelan.

"Please bund! Sekali ini aja bunda nerima Aletha ikut sarapan bareng kita"ucap Dewa dengan memohon.

"Bunda muak liat dia!"ucap sang ibunda yang tengah menatap Aletha tidak suka.

"Mau kemana?"tanya Tania kepada sang ibunda yang tiba tiba saja bangkit dari duduknya.

"Bunda nggak berselera buat makan!"ucap sang ibunda yang sukses membuat Tania menahan pergelangan tangannya.

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang