Tak terasa sudah seminggu lamanya setelah kehadiran di mana Aletha dan Jeno latihan untuk tampil di acara prom night.
Dan nanti malam, acara tersebut akan di laksanakan di aula besar SMA Dirgantara.
Sekarang Aletha tengah berada di dalam kelasnya yang sepi sambil menatap sebuah gaun untuk di pakainya nanti malam dan ia mendapatkan gaun itu dari sang guru sebagai kostum drama yang akan mereka tampilkan.
"Al!"panggilan dari seseorang membuat dirinya mendongak.
Aletha menatap Sintia dengan satu alis yang terangkat tinggi dan hal itu membuat sahabatnya mendengus.
"Lo kenapa jadi jarang ngomong gini sih"ucap Sintia kesal sambil duduk di bangku kosong yang ada di samping Aletha.
"Ini udah seminggu lo jarang banget ngomong nggak kaya biasa"lanjutnya lagi yang membuat seulas senyum tipis di bibi Aletha terbit.
"Gue cuman lagi malas ngomong aja"balas Aletha dengan Sintia yang memutar bola matanya malas.
Fyi, sikap dingin Aletha juga berlaku pada sahabatnya yang kini berada di sampingnya ini dan hal itu membuat Sintia bingung dengan perubahan sikap Aletha.
Bahkan sampai saat ini, Aletha tak kunjung memberikan maaf pada sang adik dan ia makin dingin jika bersama Tania dengan alasan yang sampai saat ini masih tidak jelas.
"Nggak di masukin ke dalam tas?"Sintia melirik gaun yang ada di atas meja itu.
"Isi"jawab Aletha seadanya sambil melakukan apa yang ia katakan.
Sintia menatap gerak gerik Aletha dengan mata yang memicing pertanda ia penasaran.
"Kenapa?"tanya Aletha yang sadar akan tatapan itu.
"Sebenarnya lo bukan malas ngomong aja kan?"ucap Sintia sambil memperhatikan Aletha yang tengah membereskan gaun itu.
"Apa yang udah terjadi sama lo seminggu yang lalu sampai sampai lo jadi kaya gini?"tanya Sintia dengan Aletha yang sudah menatap dirinya.
"Nggak ada!"jawab Aletha.
"Jangan bohong Al!"ucap Sintia.
Aletha menggeleng pelan sebagai jawabannya dengan mata yang mulai memperhatikan para murid yang masuk ke dalam kelasnya.
Aletha menatap Bara dan kedua sahabatnya yang baru masuk ke dalam kelas itu dengan tatapan dingin dan wajah datarnya sedangkan Sintia menatap mereka dengan malas.
Tidak lama dari belakang ketiga remaja lelaki itu, muncul sosok guru wanita yang tengah tersenyum manis ke arah kalian.
"Duduk yang rapih!"perintah sang guru pada muridnya.
"Ibu akan membagikan undangan untuk di berikan ke wali kalian agar bisa hadir dan menyaksikan pengumuman kelulusan kalian yang akan di adakan nanti malam bersamaan dengan acara prom night"jelas sang guru.
"Dan siapa yang sudah mendapatkan surat undangan sudah diperbolehkan pulang"sorak dari siswa yang ada di kelas itu terdengar begitu jelas di telinga sang guru yang tengah tersenyum tipis.
Sang guru menatap para muridnya yang kembali terdiam memperhatikan dirinya, kecuali Aletha yang sedari tadi hanya menatap kosong mejanya.
"Baiklah! Nama yang ibu panggil tolong maju ke depan untuk mengambil surat undangan"jelas sang guru lagi.
Sang guru mulai membacakan nama yang ada di buku absensi kelasnya dengan para siswa yang tertib.
Sintia melirik gadis yang ada di sampingnya itu menggunakan ekor matanya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Novela JuvenilBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...