Aletha dan sang dokter telah sampai di sebuah cafe yang dekat dengan rumah sakit tempat Yuli bekerja.
Sekarang keduanya menempati sebuah meja yang berada di samping pintu masuk cafe tersebut dengan sosok pelayan yang baru saja datang menghampiri mereka.
Aletha memainkan ponselnya ketika sang dokter mulai memesan makanan yang akan mereka santap.
"Tadi siapa?"tanya sang dokter ketika sang pelayan cafe baru saja pergi.
Aletha mengalihkan pandangannya dari ponselnya pada wajah Yuli.
"Teman aku"jawab Aletha yang mengerti siapa yang di maksud oleh wanita itu.
"Tapi kenapa kamu gugup kaya tadi pas ketemu sama dia?"tanya sang dokter dengan bingung.
"Aku takut dia curiga sama aku"jawab gadis itu dengan santai.
"Dia teman dekat aku"lanjut Aletha yang membuat Yuli beroh ria.
"Siapa namanya?"tanya sang dokter lagi.
"Bara!"jawab Aletha seadanya.
"Yakin cuman teman dekat aja?"tanya sang dokter lagi yang membuat Aletha memutar bola matanya dengan malas.
"Dia teman sekelas aku sekaligus pacar Tania!"jawaban dari Aletha membuat sang dokter sedikit terkejut.
"Jadi tadi pacar Tania?"tanya sang dokter sekali lagi dengan tidak percaya yang di balas dehaman oleh Aletha.
"Tan!"panggil Aletha dengan raut wajah yang mulai serius yang membuat sang dokter menatapnya tak kalah serius.
"Kalau nanti ada orang yang nanya tentang aku ke tante, tolong jangan jawab jujur yah"ucap Aletha yang membuat sang dokter mengeryit.
"Apalagi tentang kesehatan fisik aku yang sekarang!"lanjutnya yang membuat sang dokter menghela napasnya dengan pelan.
"Sampai kapan kamu bakal sembunyikan ini semua?"tanya sang dokter dengan raut wajah seriusnya.
"Nggak tau!"jawab Aletha dengan santainya yang membuat sang dokter menghela napasnya dengan pelan.
"Tante tau sendiri gimana aku yang sebenarnya"lanjut Aletha lagi.
"Aku nggak mau ngerepotin orang lain termasuk tante"ucap gadis itu lagi.
"Tap——
"Sebenarnya dulu aku nggak enak hati sama tante yang udah baik banget buat ngeliat perubahan penyakit aku"ucap Aletha dengan senyum tulusnya.
"Kamu apa apaan sih!"ucap sang dokter tidak suka.
"Tapi seiring berjalannya waktu, aku udah mulai terbiasa dengan semuanya"lanjutnya lagi yang membuat sang dokter menghela napasnya pelan.
"Permisi, pesanannya sudah tiba"ucap sang pelayan kepada pelanggannya yang membuat kedua orang itu menghentikan ucapannya.
Aletha menatap sang pelayan yang sibuk menata pesanan mereka di meja makan.
"Selamat menikmati"ucap sang pelayan lagi dengan sopan dan setelah mengatakan hal tersebut, ia pergi meninggalkan meja tersebut.
Setelah sang pelayan meninggalkan keduanya, Aletha langsung sibuk untuk menikmati makanannya dengan sosok sang dokter yang tengah menatapnya.
"Saya sudah memilih dokter spesialis paru paru yang tepat untuk kamu"ucapan sang dokter membuat Aletha menghentikan kunyahannya.
"Dan lusa kamu mulai berkonsultasi dengan dia, di temani oleh saya"jelas sang dokter yang membuat Aletha menghela napasnya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...