7. GOSIP

8.3K 429 35
                                    

   Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan Aletha sedang melaksanakan makan malam bersama keluarga Sintia atas permintaan ibunda temannya itu.

"Makan yang banyak yah nak!"ucap Nia selaku ibunda Sintia.

"Iya tante"balasnya dengan ramah.

Hanya ada mereka bertiga di meja makan ini sedangkan ayah Sintia tengah dinas keluar kota, Sintia anak tunggal di keluarkannya maka dari itu ia sejak kecil selalu saja di manjakan oleh sang ibunda seperti saat ini di mana gadis tersebut tengah di ambilkan makanan oleh sang ibunda.

"Al! Emang lo nggak di cariin orang tua lho yah?"tanya Sintia yang membuat Aletha memberhentikan kunyahannya.

Aletha menatap seorang Sintia dan ibunya secara bergantian dan detik berikutnya gadis tersebut tersenyum tipis sambil mengangguk pelan.

"Mungkin pertanyaan lo tadi bener"ucap Aletha dengan santai.

"Serius nih!"ucap Sintia lagi yang membuat Aletha mengangguk pelan.

"Udah! Kalian nikmatin aja makan malamnya"tegur sang ibunda yang membuat Sintia nyengir kuda sedangkan Aletha mengangguk sambil kembali menyendokkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.

Semua orang yang ada di meja makan itu menikmati makanannya dalam diam tanpa ada yang mau membuka suara mereka untuk sekedar mengobrol.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya semua kegiatan yang ada di atas meja itu telah selesai.

"Biar saya bantu tante!"ucap Aletha hendak ibunda Sintia yang tengah mencuci piring di dapur minimalis rumah temannya.

"Nggak perlu Aletha!"ucap Nia dengan senyum manisnya.

"Tapi tante, masa aku udah numpang makan di sini tapi nggak bisa bantu apa apa sih"ucap Aletha dengan tidak enak hati.

"Udah kamu nggak usah bantuin tante, lebih baik sekarang kamu duduk di ruang tv sama Sintia"ucap Nia sambil menatap Sintia yang baru saja keluar dari kamar mandi yang ada di dapur itu.

"Aku kenapa?"tanya Sintia dengan bingung.

"Sana kamu ajak Aletha nonton tv!"ucap Nia yang membuat Sintia mengangguk paham.

"Kuylah Al!"ajak Sintia yang membuat Aletha mengangguk pelan.

Aletha dan Sintia berjalan meninggalkan dapur tersebut untuk menuju ruang tengah di mana tvnya berada.

Dan disinilah kedua gadis itu berada, duduk di sofa sambil menonton tv yang sedang menayangkan sinetron salah satu stasiun TV.

"Al!"panggil Sintia sambil melirik Aletha yang tengah fokus dengan tontonan di depannya.

"Hm"gumam gadis itu mengalihkan pandangannya dari TV menjadi menatap wajah temannya itu.

"Kalau boleh tau nih yah! Sebenarnya lo kenapa bisa di keluarin dari sekolah lo yang lama?"tanya Sintia dengan wajah penasarannya.

"Gue mukulin orang sampai masuk rumah sakit"jawabnya santai tanpa perduli dengan wajah terkejut yang di tampilkan oleh Sintia.

"L-lo ser-ius?"tanya Sintia dengan gugup.

"Hm! Emang kenapa?"tanya Aletha penasaran sambil menatap wajah terkejut sang temannya.

"Terus yang lo pukul masih hidup?"bukannya menjawab gadis itu malah bertanya.

"Kebetulan sih dia masih hidup soalnya kemarin gue sempet liat tuh bocah main bareng gengnya si Bara"jawab Aletha santai yang lagi lagi membuat Sintia terkejut.

"Jadi maksud lo, orang yang lo pukul itu teman si Bara?"tanya Sintia lagi.

Slur....

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang