42. KEKACAUAN

4.4K 211 21
                                    

Hap!

"Gue bisa patahin tangan lo sekarang!"

Semua orang yang ada di sana tiba tiba saja di kejutkan dengan kedatangan sosok Aletha yang sekarang sudah mencengkram kuat pergelangan tangan gadis yang hendak menampar antara adiknya dan Lia.

"Lepasin!"ucap gadis itu berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman gadis dengan raut wajah yang memerah karena emosi ini.

"Kalau punya masalah itu, ngomongin baik baik dulu jangan langsung ngehakimin orang dengan sesuka hati lo aja"desis Aletha di telinga gadis yang tidak di ketahui namanya itu.

"Adik lo yang duluan cari masalah sama gue!"ucap gadis dengan tangannya yang masih saja di cengkraman Aletha.

"Lo dengar tadi kalau dia itu nggak sengaja!"ucap Aletha.

"Lepasin tangan gue!"ucap gadis itu pada Aletha bahkan sekarang cengkraman yang Aletha lakukan membuat pergelangannya mulai memerah.

"Nggak bisa, sebelum lo minta maaf sama adik gue dan Lia"desis Aletha tajam.

"Ck! Gue nggak mau minta maaf sama mereka karena di sini yang salah itu mereka"ucap gadis itu kepada Aletha.

"Di sini dua duanya salah tapi masalahnya di lo"ucap Aletha sambil menatap tajam gadis cantik yang membuat gadis yang menduduki kelas sebelas, terlihat dari logo kelas yang ia pakai membalas tatapan tajam Aletha.

"Lo yang membesar besarkan masalah"lanjutnya lagi.

"Lo pikir gue takut sama kakak kelas sok jagoan kaya lo"ucap gadis itu memberikan perlawanan.

"Al! Udah dong!"ucap Sintia yang sedari tadi ada bersama Aletha.

"Al! Udah nanti lo di panggil BK lagi"ucap Revan yang sedari tadi ada di dekatnya menatap kejadian yang terjadi.

"Dan buat lo, nggak usah nyari masalah"ucap Revan pada gadis dengan tangan yang masih saja di cengkram oleh Aletha.

"Lepasin!"ucap gadis itu sekali lagi yang membuat Aletha langsung melepaskannya.

"Jangan mentang mentang dia adik Aletha dan kalian semua dengan mudahnya nyalahin gue"ucap gadis itu sambil menunjuk mereka semua.

"Jaga omongan lo!"ucap Aletha dengan raut wajah dinginnya.

"Ck! Kenapa?"tantang gadis itu yang membuat suasana di sana makin menegang.

"Karena orang kaya lo nggak pantas bicara kaya tadi!"ucap Aletha.

"Lo nggak usah sok jagoan deh"ucap gadis itu menantang Aletha yang tengah memasang wajah tenangnya.

"Sok sok-an mau bela adiknya tapi dia sendiri lebih buruk dari sampah!"ucap gadis itu yang membuat semuanya menahan napas.

Melihat kejadian yang ada di depan matanya sekarang membuat Revan hendak melangkah untuk melerai pertandingan itu dan hal tersebut membuat Sintia buru buru menarik lengan Revan.

"Kalau kaya gini, Aletha paling nggak suka ada yang gangguin kegiatan dia"ucap Sintia kepada Revan yang tengah menghela napasnya pelan.

"Ekhem!"deham Revan sambil menahan senyumnya dengan mata yang tertuju pada lengannya yang tengah di pegang oleh Sintia.

"Eh!"Kaget gadis itu sambil melepaskan tangannya dari lengan lelaki itu.

Sedangkan tidak jauh dari posisi mereka berdiri sekarang, Aletha makin menatap tajam gadis yang ada di depannya.

"Siapa yang sampah?"tanya Aletha untuk memastikan.

"Lo!"jawab gadis itu dengan mudahnya.

"Sekarang gue tanya sama lo, apa yang lo tau tentang gue!"ucap Aletha penuh penekanan di setiap katanya.

FRAGILE ALETHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang