Aletha langsung buru buru, memasuki kamar mandi kamarnya itu dengan seragam sekolah yang ia dapatkan dari lemarinya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Aletha kembali keluar dari kamar mandi itu lengkap dengan seragam sekolah dan sepatu hitam yang di berikan oleh Sintia.
Ia menyambar tas sekolah miliknya yang berada di atas meja belajar dan setelah itu ia keluar dari dalam rumah tersebut.
Dan disinilah Aletha berada, di garasi rumah tersebut sambil memakai helm full facenya dan mulai menaiki motornya.
Brum brum brum....
Gadis itu mengendarai motornya dengan kecepatan lumayan tinggi keluar dari pekarangan rumah tersebut dengan mobil Dewa yang masih terparkir rapih di garasi rumahnya.
Nampak sosok Dewa yang keluar dengan terburu buru dari dalam rumahnya dengan mata yang sempat melihat punggung Aletha yang menghilang di balik gerbang rumahnya.
"Tuh bocah mau kemana lagi sih?"tanya Dewa tak habis pikir dengan jalan pikiran sang adik.
Aletha mengendarai motornya di jalanan tersebut dengan kecepatan tingginya dan fokus matanya yang tertuju pada jalanan di depan sana.
Udara yang sejuk dengan sinar matahari yang cerah begitu cantik di pagi hari ini.
Lima belas menit kemudian, Aletha sudah berada di depan pintu gerbang yang sedikit terbuka akibat seorang siswa yang hendak keluar dengan almamater OSIS-nya.
Melihat kesempatan itu, Aletha dengan cepat menyalip untuk masuk ke dalam pekarangan sekolahnya.
"Astaga!"ucap seorang siswi kaget ketika dirinya hampir di tabrak Aletha.
"ALETHA!!"teriak sang satpam dengan kesal tapi hal itu sama sekali tidak mempengaruhi dirinya untuk menghentikan motornya.
Aletha memarkirkan motornya dengan rapih di parkiran sekolah tak lupa ia membuka helm full facenya.
Ia turun dari motornya dengan senyum tipisnya melihat sekolah yang sudah hampir tiga hari tak ia kunjungi.
Sedangkan dari dalam kelas yang nampak ramai, seorang Sintia tengah menatap layar ponselnya dengan serius bahkan ia tidak memperhatikan apa yang sedang teman temannya lakukan.
Dari pojok ruangan tersebut, nampak segerombolan lelaki yang ada di kelas ini tengah asik mengobrol termasuk sosok Bara dan kedua sahabatnya.
Sintia menghela napasnya dengan pelan sambil melirik ke samping kursinya.
"Aletha udah balik ke rumah kali yah?"tanyanya pada diri sendiri.
"Apa gue telfon aja yah?"tanyanya lagi.
Bruk!
Tiba tiba saja sebuah tas jatuh ke atas meja yang ada di sampingnya dan hal itu membuat Sintia menatap sang pelaku.
"Lo ngapain udah sekolah?"tanya Sintia kaget ketika melihat sosok Aletha yang sudah duduk di sampingnya dengan wajah tanpa dosanya.
"Terserah gue!"ucapnya dengan alis yang sengaja ia naik turunkan.
"Btw! Gue pake sepatu dari lo!"tunjuk Aletha kepada Sintia yang tengah menatap ke arah sepatunya.
"Eh! Lo itu baru aja ke——
"SELAMAT PAGI SEMUANYA!"Sintia tidak jadi meneruskan ucapannya karena kehadiran seorang guru wanita yang di ketahui sebagai wali kelas mereka.
Semua siswa berlari ke tempat duduk mereka masing masing dengan wajah terkejutnya yang membuat sang guru geleng geleng kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRAGILE ALETHA (End)
Teen FictionBagaimana jadinya jika kedua orang yang saling bermusuhan di pertemukan pada satu sekolah yang sama dan mereka adalah Aletha Griselia Admaja, gadis dengan sejuta luka dan Sakti Bara Dirgantara anak dari Arkan Putra Dirgantara dan Keyla Alexandra Wij...