Good Day For a Good Day

357 50 8
                                    


Tahun ajaran baru selalu dimulai setelah musim semi tiba. Seragam sekolah yang tadinya menggunakan blazer tebal sekarang berganti hanya menggunakan vest di atas kemeja putih dan rok warna kuning kotak-kotak. Selain ditandai dengan pergantian seragam, tahun ajaran baru juga dimulai dengan pelaksanaan outbound untuk siswa kelas 1, 2 dan 3. Pelaksanaan outbound ini dimaksudkan untuk mengakrabkan para siswa terutama siswa-siswi yang baru saja masuk di kelas 1 dan siswa-siswi pindahan dari luar kota maupun luar negeri. Maklum saja, sebagai salah satu sekolah seni elit di Seoul, beberapa siswa-siswi nya merupakan peserta pelatihan di beberapa agensi hiburan yang ada di Korea Selatan. Sehingga tidak jarang, beberapa peserta pelatihan yang berasal dari luar negeri akan pindah ke sekolah Faith untuk melanjutkan pendidikan mereka.



Faith tidak terlalu menikmati pelaksanaan outbound. Sudah dua kali outbound yang dia lalui, tapi dia merasa semuanya membosankan. Kegiatan mereka hanya mengunjungi tempat-tempat wisata bersejarah, membuat essay tentang tempat-tempat tersebut kemudian malam harinya mereka akan mengadakan malam akrab yang berupa pentas seni. Kegiatan ini sangat dinanti-nanti oleh para siswa dan siswi karena biasanya para casting director dari beberapa perusahaan hiburan akan datang untuk mencari talent-talent baru yang akan direkrut masuk ke perusahaan mereka. Dan karena hal tersebut, banyak siswa-siswi kemudian saling bersaing dengan cara yang tidak sehat untuk mendapatkan kesempatan tampil pada acara tersebut.


"Kamu yakin nggak mau tampil? Ini outbound terakhirmu loh..." ujar Sora sambil membereskan barang-barang yang akan dibawa Faith untuk berangkat outbound yang kali ini akan diadakan di Gyeongju. Mereka akan mengunjungi makam raja-raja dari Dinasti Silla.


"Enggak ah... Aku nggak suka cara mereka bersaing untuk tampil di acara itu..." cerita Faith.


"Memangnya mereka kenapa?" tanya Sora heran. Faith hanya mengedikkan kedua bahunya.


"Beberapa orang yang aku tahu menggunakan koneksi orang tuanya untuk tampil di acara itu... Ada juga yang sampai menindas adik kelas hanya karena dia iri dengan bakat adik kelasku itu..." jawab Faith.


Sora menutup koper kecil yang akan dibawa oleh Faith setelah dia memastikan semua isinya sudah sesuai dengan daftar yang dibuat oleh dirinya dan Faith.


"Besok kamu diantar siapa ?


"Heechul Samchon."


Sora merubah posisinya yang tadinya duduk di karpet yang ada di lantai kamar Faith menjadi berdiri di samping Faith yang duduk di meja belajar. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala keponakan tersayangnya itu.


"Dengarkan Imo, Faith-ah.... Nikmati saja masa remajamu ya... Bermainlah sepuasmu.... Cari sahabat yang sejalan denganmu... Kumpulkan kenangan sebanyak mungkin...Ini tahun terakhirmu di sekolah kan ?"


Faith menganggukkan kepalanya lalu mendongak menatap wajah cantik bibinya itu. Sora tersenyum membalas tatapan Faith padanya.


"Jangan merasa sendirian ya... Ada Imo di sini..." cetus Sora lalu mendekap Faith ke dalam pelukannya. Hatinya miris setiap kali memandang Faith. Dia terlalu muda untuk melewati semua kesedihan ini sendirian. Sora bahkan butuh Shindong untuk bertahan. Tapi Faith malah ditinggalkan sendirian.






"Barang-barangmu sudah lengkap ?" tanya Heechul saat mengantar Faith sampai ke depan gerbang sekolahnya.


"Ne, Samchon"jawab Faith.


"Yakin tidak ada yang tertinggal ?"


Faith menggelengkan kepalanya. "Sora Imo yang membereskan barang-barangku. Aku yakin semuanya tidak ada yang tertinggal..." jawab Faith.


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang