Lemonade

262 56 6
                                    

Nami membaca pesan terakhir yang dia kirimkan ke ponsel Faith lalu kembali menatap ke arah langit kota Seoul yang terlihat cerah hari ini. Saat ini dia dan Maeda sedang berada di roof top agensi mereka. Sudah lewat seminggu sejak terjadinya kecelakaan Faith. Semua kegiatan dibatalkan. Artis-artis dan trainee tidak diperkenankan muncul di depan publik untuk sementara waktu sampai masalah Faith yang sedang hangat bergulir diselesaikan dengan baik.


"Kira-kira, bagaimana kabar Faith sekarang ya ? Kenapa Direktur Wang sama sekali tidak menjelaskan apapun pada kita ?" desah Nami sedih.


Maeda menoleh ke samping. Menatap wajah sedih Nami yang sejak mengetahui kecelakaan yang menimpa Faith , terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri. Apalagi ketika mereka bertiga-Nami, Jio dan Maeda-menyaksikan konferensi pers yang diadakan oleh agensinya dan EM Entertainment, Nami baru mengerti alasan dibalik sikap Faith yang selalu diam-diam menghubungi seseorang.


Itu ayahnya. Faith menghubungi ayahnya.


Dia tidak bisa terang-terangan bercerita seperti yang biasa dilakukan oleh Nami maupun Saetbyul yang sekamar dengan Faith, karena dia tidak ingin orang-orang memandangnya berbeda. Karena nama besar Super Junior ada di belakang namanya.


"Masalah Faith masih dalam penyelidikan. Aku dengar, ada orang dalam yang sengaja membocorkan identitas Faith ke publik. Itu sebabnya aktivitas kita pun dibatasi untuk sementara waktu." ucap Maeda.


Nami mengalihkan pandangannya dari langit. Dia menatap Maeda yang sedang menatap ke arahnya.


"Kau serius ? Kau dengar darimana ?" tanya Nami penasaran.


"Manajer grupku yang bilang. Direktur Wang mengumpulkan para manajer beberapa hari yang lalu. Selain membicarakan soal pembatalan beberapa jadwal serta denda yang harus dibayarkan, Direktur Wang menanyai satu persatu para manajer soal keterlibatan mereka dalam kasus Faith. Tidak ada hasilnya tentu saja. Mereka semua tidak tahu menahu soal siapa orang dalam yang dimaksud oleh Direktur Wang." urai Maeda.


Nami kembali menghela napas panjang.


" Aku ingin menjenguk Faith. Aku ingin minta maaf padanya. Dia pasti sangat terluka sekarang. "


Maeda mengedikkan kedua bahunya. "Aku juga ingin melihat keadaan Faith. Tapi bagaimana ? Kita saja tidak diperbolehkan keluar dari agensi tanpa pengawalan staff."


"YAAAKKK !!!! KENAPA KALIAN BERKUMPUL DI SINI TANPA MENGAJAKKU ????"


Suara teriakan Jio membuat Nami dan Maeda kompak menoleh ke belakang. Tampak Jio berdiri dengan raut wajah kesal sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang. Dia kemudian berjalan mendekati tepi roof top, tempat Nami dan Maeda sedang duduk bersebelahan.


"Aku mencari kalian berdua kemana-mana tahu !!! Aku pikir kalian menyelinap pergi tanpa mengajakku..." omel Jio.


"Mana mungkin kami berani melakukannya, Jio-ya. Keadaan sedang rumit sekarang. Jangan membuat agensi tambah pusing dengan kelakuanmu itu, Jio-ya." balas Maeda.


"Kami hanya membahas soal Faith di sini. Tidak ada yang lain...." sambung Nami.


Jio menyugar rambutnya.


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang