Melody

Adore U

Begitu tiba di Missouri setelah harus transit di dua bandara untuk mengisi bahan bakar, seperti yang disampaikan oleh Siwon dan Hyukjae kepada Taeyong sebelum mereka berangkat, akan ada seseorang yang sudah dipilih langsung oleh Siwon untuk membantu Taeyong merawat Faith. Namanya Bibi Hong. Beliau adalah orang Korea Selatan yang sudah kurang lebih dua puluh tahun berimigrasi ke Amerika Serikat. Bibi Hong yang juga pernah menjadi perawat memenuhi kualifikasi yang ditentukan oleh Siwon dan Hyukjae untuk membantu Faith melakukan aktivitas pribadinya.

Rumah Mrs. Louis terletak di kawasan suburban, kawasan pemukiman di pinggiran kota Missouri. Karena letaknya yang bukan di pusat kota, daerah tempat rumah Nenek angkat Faith itu tidak begitu ramai namun ramah penduduk. Tingkat kejahatannya termasuk yang paling rendah seantero negara bagian.

Mobil Range Rover warna hitam yang membawa Faith, Taeyong serta Bibi Hong berhenti di depan rumah model ranch house dengan halaman depan yang cukup luas untuk dijadikan tempat parkir bagi dua mobil SUV.

"Jadi ini rumah masa kecilmu, Faith ? Wah.... Bagusnya.... Aku benar-benar iri padamu sekarang...." ucap Taeyong begitu dia turun dari mobil. Pandangannya memutari lingkungan sekitar rumah yang tampak asri dan terawat.

"Apa bagusnya rumah tua seperti ini ?" sahut Faith. Dia menunggu di dalam mobil sampai ada yang membantunya turun dari sana. Sadar bahwa itu adalah tugasnya, Bibi Hong yang sudah turun terlebih dahulu dan sedang mengeluarkan koper-koper dari dalam bagasi, bergegas meninggalkan kegiatannya untuk membantu Faith turun. Tapi, baru saja wanita paruh baya itu menggapai tangan Faith, gadis itu langsung menyentaknya.

"Yong-ah...." panggil Faith.

Taeyong memutar tubuhnya, tersenyum lalu berjalan menghampiri Faith yang mengulurkan tangannya ke udara kosong. Begitulah Faith sekarang. Emosinya begitu labil. Perangainya tidak bisa ditebak. Dia mudah gelisah bila berada dengan orang asing di dekatnya. Bukan tanpa alasan mengapa kehadiran Taeyong bisa membantu mengendalikan perubahan emosi Faith yang seperti roller coaster.

Lihat saja, menit sebelumnya dia bersikap ketus pada Taeyong, tapi pada menit berikutnya, dia justru meminta bantuan Taeyong supaya dia bisa turun dari mobil.

"Tidak apa-apa, Bi. Biar aku saja yang membantu Faith..." ucap Taeyong pada Bibi Hong. Wanita paruh baya itu mengangguk lalu kemudian kembali pada kegiatannya yang sebelumnya. Mengeluarkan koper-koper dari dalam bagasi, kemudian dengan bantuan sopir yang ada tadi menjemput mereka di Bandara, memindahkan satu per satu koper dari halaman ke dalam rumah.

Tangan Taeyong yang satu menggapai tangan Faith yang terulur sementara tangannya yang lain dia letakkan ke bagian punggung gadis itu. Dengan hati-hati dia membantu Faith untuk melangkah keluar dari kursi penumpang dan berjalan menuju ke depan pintu rumah.

"Tunggu sebentar di sini...." bisik Taeyong pada Faith. Dia masuk lebih dahulu ke bagian dalam rumah. Menyingkirkan meja dan kursi yang sekiranya dapat membentur Faith saat gadis itu akan melangkah masuk nanti. Setelah memastikan bahwa ruangan itu serta ruangan-ruangan yang lain aman untuk dilalui oleh Faith, barulah Taeyong kembali menghampiri Faith yang masih berdiri diam di depan pintu.

"Apa yang kau lakukan ?" tanya Faith begitu dia merasakan kehadiran Taeyong di dekatnya.

"Hanya membereskan sesuatu...." jawab Taeyong.

"Aku buta tapi aku bukan pelupa, Yong-ah !!!! Aku masih ingat letak barang-barang di rumah ini...." ketus Faith. Dia lalu dengan percaya diri berjalan masuk dengan menjulurkan kedua tangannya ke depan.

Taeyong bersyukur dia barusan memindahkan benda-benda yang tadinya berada di jalur yang dilalui oleh Faith. Jika dia tidak melakukannya, pasti Faith akan menabrak benda-benda itu saat dia melewatinya.