Melody

When We Were Us

Hyukjae masih tidak percaya ketika melihat Faith menggendong Melody sambil menggumamkan lagu yang dulu sering dinyanyikan Joy untuk Faith. Sementara Taemin, Kai dan Naeun sibuk memasak sesuatu untuk makan malam mereka. Kedatangan mereka memang tiba-tiba sehingga Nyonya Youn dan putranya belum mempersiapkan apapun untuk menyambut kedatangan Faith dan teman-temannya.

Terlalu serius memandangi Faith sampai-sampai Hyukjae tidak menyadari kehadiran Nyonya Youn di sampingnya.

"Aku bertaruh mendiang istrimu pasti sangat cantik jika kalian berdua punya putri seperti dia..." cetus Nyonya Youn di telinga Hyukjae membuat pria itu terlonjak dari tempatnya karena terkejut.

"Astaga Nyonya... Anda membuat jantungku hampir berhenti karena terkejut...." gerutu Hyukjae sambil mengusap-usap dadanya.

"Jantung itu di sebelah kiri bukan di sebelah kanan...." ucap Nyonya Youn lagi saat melihat Hyukjae malah mengelus bagian sebelah kanan dari dadanya.

"Iya... Jantungku loncat dari kiri ke kanan gara-gara Nyonya mengagetkanku..." kilah Hyukjae tidak mau kalah.

"Bagus kalau begitu... Bagaimana kalau aku mengagetkanmu lagi agar otakmu kembali ke tempatnya semula... Kamu punya putri secantik dan sebaik itu tapi kamu malah menghindarinya..." balas Nyonya Youn tidak mau kalah. Hyukjae mengaku kalah. Kapan-kapan dia harus mempertemukan Kyuhyun dengan Nyonya Youn.

"Hei!!!" Nyonya Youn menjawil lengan Hyukjae. "Kenapa tidak menjawab pertanyaanku tadi? Dasar tidak sopan..."

"Pertanyaan yang mana?" Hyukjae mengerutkan keningnya. "Ahhh...." seru Hyukjae ketika dia ingat pertanyaan Nyonya Youn soal wajah Joy. "....tunggu sebentar" Hyukjae mengambil ponselnya lalu menunjukkan wallpaper yang terpasang di layar ponselnya itu. Foto Joy yang sama dengan foto yang dipajang saat Joy disemayamkan.

"Waahhh.... Kamu benar-benar beruntung ya... Dengan tampang dan otakmu yang pas-pasan, kamu bisa mendapatkan wanita secantik itu..." komentar Nyonya Youn. "Apa dia tidak menyesal menikah denganmu?" lanjut Nyonya Youn.

Hyukjae mendengus pelan. "Mungkin saja... Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa... Kami sudah punya Faith waktu itu... Dia tidak bisa lari dari pesonaku..." jawab Hyukjae percaya diri.

"Kalau kamu sepercaya diri ini, kamu tidak akan menghindari putrimu hanya karena wajahnya mirip dengan mendiang istrimu... Dasar bodoh..."

Percakapan Nyonya Youn dan Hyukjae terhenti ketika Faith berjalan mendekati mereka.

"Aku harus menaruhnya dimana?" bisik Faith sambil mengedikkan kepalanya ke arah Melody yang tertidur lelap dalam pelukannya. Nyonya Youn yang lebih dulu bergerak dan mengambil Melody dari pelukan Faith.

"Biar aku yang menjaganya di atas. Kalian berdua bicaralah..." ujar Nyonya Youn lalu berjalan menuju ke paviliun Hyukjae dan meninggalkan Hyukjae dan Faith.

"Duduk di sini..." Hyukjae menepuk tempat kosong yang ada di sampingnya. Faith mengangguk lalu duduk di tempat yang ditunjuk oleh Daddynya itu.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Hyukjae.

"Baik-baik saja.... Ini tahun terakhirku... Daddy tahu kan?"

"Tentu saja... Masak Daddy tidak tahu perkembangan putri Daddy sendiri..." jawab Hyukjae sambil mengusak lembut rambut Faith. "Sudah memutuskan mau melanjutkan kuliahmu kemana?" tanya Hyukjae lagi.

Faith mengedikkan kedua bahunya. "Aku belum tahu. Nanti saja kupikirkan sambil mempersiapkan diri untuk CSAT..."

"Heemmm.... Take your time... Nggak usah terburu-buru ya... Yang penting buat Daddy, kamu tidak menyesali pilihanmu nanti."