Two Princesses

394 51 14
                                    

"Kalau si Nona Besar sudah selesai pakai kamar mandi, bangunin aku ya...." pinta Faith pada Nami setelah merebahkan dirinya di atas kasur. Badannya lengket karena keringat. Semua tulangnya terasa sakit. Sebenarnya setelah latihan selesai, Faith hanya ingin segera mandi dan beristirahat. Tapi dia ingat, ada Nona Besar yang selalu ingin didahulukan.


Baru beberapa saat Faith memejamkan matanya, dia kembali bangun karena teringat sesuatu. Faith meraih tasnya lalu mengambil sesuatu dari dalam tas miliknya itu.


"Nih, dimakan.... Awas kalau sampai dimuntahin lagi...." Faith mengulurkan satu gulung gimbab kepada Nami. Selain pemalu akut, Nami juga ternyata sangat tidak percaya diri. Terutama saat mendekati waktu pengukuran berat badan di akhir bulan. Nami tidak segan-segan untuk melakukan diet ekstrim demi melewati tahap pemeriksaan berat badan. Faith bahkan pernah memergoki Nami memuntahkan makanannya di kamar mandi.


"Tapi, besok kan ada pengukuran berat badan..." tolak Nami.


Faith membulatkan kedua matanya. "Makan !!! Berat badan kamu nggak akan bertambah drastis dalam semalam. Tadi aku lihat kamu hampir jatuh waktu latihan. Awas aja sampai kamu beneran pingsan. Aku nggak mau temenin kamu lagi...." ancam Faith. Firasatnya saat pertama kali bertemu dengan Nami menjadi kenyataan. Si gadis pemalu hanya punya Faith sebagai sahabatnya. Dia dekat dengan Saet Byul pun hanya karena mereka berbagi kamar yang sama.


Dengan terpaksa Nami memakan gimbab yang dibawakan oleh Faith. Bukan Faith sih. Tapi Jio. Laki-laki itu sepertinya menaruh perhatian pada Nami. Sayangnya, Nami terlalu pemalu untuk menyadari perhatian Jio padanya.


Pintu kamar mereka terbuka dan Saet Byul masuk dengan wajah mengantuk.


"Eonni..... Bagaimana pemotretannya ?" sapa Faith. Saet Byul mengangguk lemah.


"Baik... Good.... Aku ngantuk...." jawab Saet Byul dan langsung berbaring di sebelah Faith. Nggak berapa lama, suara dengkuran halus keluar dari mulut Saet Byul. Wajar saja sih, dia sudah keluar dari dorm sejak jam empat pagi.


Suara pintu kamar ditutup dengan keras menandai si Nona Besar sudah selesai menggunakan kamar mandi. Faith beranjak dari kasur lalu mengambil peralatan mandinya.


"Aku nggak akan lama. Awas sampai ada sisa...." ancam Faith pada Nami sebelum menutup pintu kamar mereka.


🎵🎵🎵🎵🎵🎵🎵


Waktu yang paling Faith sukai selama tiga bulan ini adalah ketika dia pulang ke dorm setelah sehari penuh berlatih di agensi. Pulang ke dorm itu berarti dia bisa membuka ponselnya dan menghubungi Daddy dan gerombolannya. Setelah tidak lagi jadwal untuk mengantar jemput Faith, sekarang mereka membuat jadwal siapa yang harus dihubungi oleh Faith setiap hari.


Hari ini, giliran Daddy Hyuk.


Faith memastikan Nami sudah masuk ke kamar mandi dan Saet Byul benar-benar sudah tertidur dengan lelap baru dia menghubungi nomor pribadi Daddy-nya.


"Annyeong my princess...." Hyukjae langsung menjawab panggilan Faith pada nada sambung pertama.


"Daddy sengaja menunggu teleponku ya ?"


"Menurutmu ??? Kamu itu anakku tapi kenapa aku harus membagi dirimu dengan delapan pria tua lain..."


Faith tertawa pelan. "Yaaa.... Dad.... Kalian sendiri yang bilang kalau kalian itu keluarga.... Jangan salahkan mereka kalau mereka ingin tahu kabarku juga...."


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang