Tiga orang anak muda tampak kebingungan di depan pintu bangsal VVIP. Dua orang laki-laki dan satu orang perempuan. Mereka berdiri sambil berbisik satu sama lain. Menunjuk-nunjuk ke arah pintu bangsal yang dijaga oleh dua orang penjaga suruhan Siwon. Hyukjae yang baru saja kembali dari kantor dan hendak menggantikan Sora menunggui Faith melihat tingkah ketiga anak muda itu. Dia kemudian memutuskan untuk berjalan mendekati mereka. Bagaimanapun juga, untuk masuk ke dalam ruang rawat Faith, Hyukjae harus melewati pintu tersebut.
"Selamat sore. Ada yang bisa saya bantu ?" tanya Hyukjae sedikit waspada. Kedua orang penjaga spontan mendekati Hyukjae, namun dia mengulurkan salah satu tangannya ke depan kedua penjaga tersebut. Membuat keduanya berhenti melangkah dan hanya mengawasi dari tempat mereka.
Tiga anak muda yang berdiri di depan Hyukjae tampak kebingungan untuk menjawab.
"Hanya ada satu pasien yang dirawat di dalam ruangan ini. Apa kalian ada hubungan dengan pasien yang berada di dalam sana ?" tanya Hyukjae lagi.
Tiba-tiba ketiga anak muda itu membungkuk sembilan puluh derajat di depan Hyukjae. Salah satu diantaranya kemudian mengangkat tubuhnya. Hyukjae mengamati wajah anak muda itu dengan cermat. Wajahnya mirip dengan wajah Taeyong.
"Annyonghaseyo sunbaenim. Nama saya Maeda. Saya dan kedua teman saya ini berasal dari agensi yang sama dengan Faith." jelas pemuda itu sambil menunjuk kedua temannya yang masih membungkuk di samping kiri dan kanannya.
"Ah..... Teman Faith ? Kalau begitu, apa ada yang namanya Nani ? Nami ?" Hyukjae mengernyitkan dahinya. Berusaha mengingat-ingat nama yang selalu diceritakan oleh Faith setiap kali dia menceritakan soal teman-teman dekatnya di agensi.
Satu-satunya perempuan yang masih membungkuk di samping kanan Maeda langsung menegakkan tubuhnya.
"Saya Nami. Teman sekamar Faith."
Maeda kemudian menyenggol lengan temannya yang berada di sebelah kiri.
"Saya Jio. Teman Faith juga."
"Ah.... Benar..... Nami, Jio dan Maeda..... Kalian ingin menjenguk Faith ?"
Ketiga anak muda itu kompak menganggukkan kepala mereka.
"Kalian sudah meminta ijin dari Direktur Wang ?"
Ketiga anak muda itu kembali menganggukkan kepala mereka serempak.
"Kami diberikan waktu satu jam untuk mengunjungi Faith. Setelah itu kami harus kembali ke agensi." jawab Jio.
"Apa tidak ada staf atau manajer yang menemani kalian ?"
"Direktur Wang khawatir apabila kami ditemani oleh manajer, wartawan akan mengetahui kedatangan kami. Namun ada satu staf yang menunggu kami di parkiran rumah sakit." jelas Maeda.
Hyukjae mengangguk paham. Dia menoleh ke arah kedua penjaga yang masih bersiaga di depan pintu bangsal kemudian memberikan kode agar kedua penjaga itu membukakan pintu yang masih tertutup.
"Ayo, ikut aku..... Faith pasti senang kalian datang mengunjunginya..." ucap Hyukjae. Dia berjalan mendahului di depan baru kemudian disusul oleh Maeda, Jio dan Nami.
🎵🎵🎵🎵🎵🎵🎵
Nami benar-benar tidak mempercayai penglihatannya saat ini. Di hadapannya ada seorang idol senior yang selama ini hanya bisa dia lihat di layar televisi saja. Ditambah lagi, idol senior itu ternyata adalah ayah kandung dari teman sekamarnya. Pikiran Nami kembali menerawang ke masa-masa sebelum kecelakaan terjadi. Dia menyesal telah termakan ucapan Siena soal Faith. Membuat Nami membenci Faith tanpa alasan. Sebagai sahabat, seharusnya Nami mendukung Faith saja, bukan malah menaruh curiga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
FanfictionHe lost his joy His daughter lost her faith But they are forget that love is a melody Highest rank : #1 in Eunhyuk 18 April 2022 #1 in Hyukjae 30 November 2023