Dengan menggunakan kemeja putih, celana panjang warna hitam serta trench coat warna cream membungkus tubuhnya yang mulai kembali berisi, Kyuhyun berjalan menyusuri jalan setapak yang menanjak dengan barisan pohon rindang di samping kiri dan kanan sembari menenteng sebuah paper bag warna cokelat di tangan yang satu serta sebuket bunga mawar putih di tangan yang lain. Musim semi kedua yang Kyuhyun habiskan di kota ini.
Di ujung jalan, sebuah bangunan dua lantai berwarna putih dengan patung malaikat di bagian depan menyambut Kyuhyun. Beberapa puluh meter sebelum pintu masuk, Kyuhyun berhenti. Sambil menarik napas panjang, dia menundukkan kepalanya. Memeriksa barang yang dia bawa di dalam paper bag warna cokelat. Setelah yakin bahwa dia tidak melupakan sesuatu, Kyuhyun kembali mengayunkan langkahnya. Berjalan melewati pintu masuk yang terbuat dari kaca. Langkahnya berhenti di depan sebuah deretan lemari kaca yang mana masing-masing lemari kaca tersebut memiliki nomor urut di bagian depannya.
Kyuhyun tidak bisa berhenti mengulum senyum melihat angka yang tercantum di bagian depan lemari kaca. Lemari kaca yang selalu dia kunjungi di akhir minggu seperti hari ini.
"Hah, kau benar-benar menyukai para bocah itu ya sampai-sampai tempat abumu disemayamkan pun harus berada di urutan ke tujuh belas." Kyuhyun memulai monolognya.
Kyuhyun mengusap pelan nama yang terukir di sebuah plakat dari bahan marmer.
PARK ELAINE
"Ini mungkin yang terakhir kali aku datang kesini. Kau tidak akan marah padaku kan ? Pengobatanku sudah selesai. Sel-sel kanker di tubuhku sudah dinyatakan hilang. Aku sembuh sekarang, Ela-ya. Sepertinya, aku masih harus menunggu lebih lama lagi sampai antrianku tiba."
Kyuhyun mengeluarkan sebuah benda dari dalam paper bag warna cokelat yang dia bawa. Album terbaru dari grup kesukaan Elaine, Seventeen. Kyuhyun kemudian membuka pintu lemari kaca, menyusun kembali benda-benda berbau Seventeen yang ada di dalam lemari kaca tersebut-sebagian besar adalah pemberian Kyuhyun- baru setelahnya Kyuhyun meletakkan album tersebut bersebelahan dengan guci tempat abu Elaine disimpan.
Tangan Kyuhyun kembali merogoh ke bagian dalam paper bag. Dua buah tiket konser Kyuhyun keluarkan dari sana. Satu tiket konser Seventeen dan yang satu lagi tiket konser Super Show.
"Aku tahu kau itu penggemar beratnya Seventeen, tapi kau juga harus melihatku beraksi di atas panggung nanti. Aku juga akan memberikan tiketnya untuk ibumu. Kau harus datang ya... Aku menunggumu...."
Tepukan lembut di pundak Kyuhyun mengakhiri monolognya dengan Elaine. Kyuhyun menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang menepuk pundaknya. Dia langsung membungkuk sekilas saat dia melihat ayah Elaine berdiri di belakangnya.
"Kau datang lagi ?"
"Nde. Tapi mungkin, ini adalah kunjunganku yang terakhir. Pengobatanku sudah selesai. Besok aku kembali ke Seoul."
Ayah Elaine tersenyum lembut. "Selamat.... Aku turut senang mendengarnya. Setahun ini pasti sangat berat untukmu kan ?" ucap Ayah Elaine sambil mengulurkan tangan kanannya ke hadapan Kyuhyun.
Kyuhyun balas menjabat tangan Ayah Elaine. "Tidak seberat yang harus Elaine jalani selama ini..." balas Kyuhyun. Jabatan tangan antara kedua pria dewasa itu terlepas. Masing-masing kemudian menatap lemari kaca tempat abu milik Elaine disimpan. Tenggelam dalam pikirannya sendiri-sendiri.
"Aku dan Ibunya Elaine sudah mempersiapkan diri kami sejak lama. Kami sudah sama-sama tahu, bahwa usia Elaine tidak akan sepanjang anak-anak lain. Jantung Elaine tidak mengijinkannya. Bisa bertahan sampai usia lima belas tahun saja sudah cukup bagi kami. Padahal waktu dia lahir, dokter bilang Elaine tidak akan melewati ulang tahun kelimanya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
FanfictionHe lost his joy His daughter lost her faith But they are forget that love is a melody Highest rank : #1 in Eunhyuk 18 April 2022 #1 in Hyukjae 30 November 2023 #2 in suju 31 Desember 2024 #1 in suju 07 Januari 2025