Breaking Down

283 57 14
                                    

"Apa kau sudah siap, Hyuk-ah ?"


Suara panggilan Donghae dari ambang pintu ruang rapat yang dialih fungsikan menjadi ruang tunggu sementara Hyukjae sebelum memulai press conference membuat Hyukjae yang sejak tadi melamun menoleh ke arah pintu masuk.


"Apa sudah akan dimulai ?" Hyukjae balik bertanya. Donghae berjalan mendekati tempat Hyukjae duduk dan berhenti di belakang kursi yang diduduki oleh sahabatnya itu. Salah satu tangannya terulur untuk meremas pundak Hyukjae perlahan.


"Press conference akan dimulai apabila kau sudah siap melakukannya. Kita bisa menunggu beberapa saat lagi kalau kau memang masih belum siap." jawab Donghae. Hyukjae menggelengkan kepalanya.


"Tidak, Hae-ya. Lebih cepat kita selesaikan akan lebih baik untuk Faith."


Donghae menganggukkan kepalanya. "Baiklah kalau begitu. Ayo kita keluar. Jackson juga sudah menunggu."


Hyukjae lantas beranjak dari tempat duduknya. Berdiri di depan Donghae sambil merapikan ujung-ujung jas yang digunakan untuk press conference hari ini.


"Bersemangatlah, Hyukie. Faith membutuhkanmu sekarang...." Donghae sekali lagi meremas kedua lengan Hyukjae.


"Ya.... Ini untuk Faith...." balas Hyukjae.



🎵🎵🎵🎵🎵🎵🎵


Kilatan blitz kamera menutupi pandangan mata Hyukjae saat dia memasuki ruangan yang sudah dipenuhi oleh awak media dari berbagai media cetak maupun media elektronik yang ada di Korea Selatan. Para bodyguard yang berjaga di samping kanan dan kiri Hyukjae dengan sigap meminggirkan kamera-kamera yang menyorot tepat ke wajah Hyukjae agar pria itu bisa mencapai podium dengan selamat.


Begitu Hyukjae mencapai podium yang sudah disiapkan, dia memutar tubuhnya menghadap para awal media yang sudah siap dengan laptop dan kamera mereka masing-masing. Belum lagi jejeran tripod kamera yang menumpuk di barisan paling belakang dan separuh di sisi kiri dan kanan podium.


Hyukjae seperti mendapatkan deja vu. Lima tahun yang lalu, dia juga berdiri di podium yang sama, menghadapi puluhan, mungkin ratusan wartawan, untuk mengklarifikasi soal keberadaan Faith dalam hidupnya.


Sebelum membacakan pernyataan yang sudah disiapkan oleh perusahaan, Hyukjae terlebih dulu membungkuk sembilan puluh derajat. Baru setelah itu, dia menegakkan tubuhnya kembali dan mulai mengeluarkan dua lembar kertas yang sudah mulai terlihat lusuh dari dalam kantong jasnya. Tapi kemudian, Hyukjae menyimpan kembali dua lembar kertas itu ke dalam saku jas, dan memilih untuk mengatakan apa yang sudah dia susun sendiri di dalam kepalanya.


"Saya Lee Hyukjae atau yang lebih kalian kenal sebagai Eunhyuk Super Junior. Lima tahun yang lalu, saya juga berdiri di tempat ini, berhadapan dengan kalian semua, untuk menjelaskan perihal kehadiran putri saya yang baru saya temui setelah belasa tahun berlalu. Sejak hari itu, kisah hidup saya sudah pasti diketahui oleh kalian semua. Saya menikah, memiliki putri lain yang tidak kalah cantik dengan putri pertama saya, dan tentu saja, kepergian mendiang istri saya untuk selama-lamanya."


"Selama kurang lebih dua tahun, saya berjuang dan belajar untuk menjadi ayah yang baik bagi kedua putri saya. Sebuah keputusan pahit harus saya ambil, meninggalkan putri pertama saya sekali lagi demi kesembuhan putri bungsu saya. Di saat itu, saya merasa tidak pantas disebut sebagai seorang ayah yang baik, tapi putri sulung saya membesarkan hati saya. Putri sulung saya, yang baru saja kehilangan ibunya, merelakan ayahnya untuk lebih memperhatikan keadaan adiknya yang lahir sebelum waktunya."


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang