At My Worst

275 58 23
                                    

Hyukjae duduk di kursi panjang yang disediakan di depan ruangan operasi dengan kondisi yang kacau. Kedua tangannya bertaut dan ditumpukan di atas dahinya yang menunduk. Pikirannya bergerak liar. Segala macam kemungkinan terputar di kepalanya.


Bagaimana kecelakaan Faith adalah sesuatu yang sudah direncanakan sebelumnya ?


Bagaimana kalau kecelakaan Faith ada kaitannya dengan berita soal identitas dirinya yang viral di media ?


Bagaimana kalau Faith tidak selamat ?


Bagaimana kalau Faith selamat, tapi dia tidak bisa lagi melakukan hal-hal yang dia sukai ?


Bagaimana Hyukjae harus menjelaskan kepada Melody bahwa kakaknya saat ini berada dalam kondisi kritis ?


Bagaimana kalau ternyata, semua yang terjadi pada Faith disebabkan oleh ketidak becusan Hyukjae menjadi seorang ayah ?


Hyukjae menarik rambut bagian depannya dengan kasar. Dia benci berada dalam situasi seperti ini. Dia benci tidak bisa melakukan apapun untuk melindungi orang-orang yang dia cintai. Hyukjae membenturkan kepala bagian belakangnya ke dinding rumah sakit beberapa kali. Membuat pria-pria dewasa lain yang juga ikut menunggu di sana mengalihkan atensi mereka pada Hyukjae.


"Jangan lakukan itu, Hyukie.... Kau menyakiti dirimu sendiri...." Donghae yang duduk di samping Hyukjae langsung mengulurkan tangannya. Melindungi bagian belakang kepala Hyukjae agar tidak langsung terbentur ke dinding. Sebelah tangannya mengusap air mata yang sudah tidak bisa dia tahan sejak tadi. Hatinya hancur melihat keadaan Hyukjae yang seperti itu.


Jungsoo dan Yesung yang berdiri menatap pintu rumah sakit juga berjalan mendekati Hyukjae. Mereka berdua berjongkok di depan Hyukjae. Menepuk paha Hyukjae lembut.


"Kau harus kuat, Hyuk. Putrimu sedang berjuang di dalam sana. Kau juga jangan kalah di sini...." ujar Yesung.


"Percayalah.... Keadaan akan baik-baik saja. Faith akan baik-baik saja...." sambung Jungsoo. Pria itu juga tidak kuasa menahan air matanya. Entahlah, Jungsoo merasa semua kata-kata penghiburannya untuk Hyukjae lebih tepat ditujukan untuk dirinya sendiri. Dia juga perlu diyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Jika terjadi sesuatu dengan Faith, Jungsoo tidak yakin mereka akan bertahan sebaik sebelumnya.


Sementara Shindong hanya bisa menghela napas panjang melihat Hyukjae yang terlihat menyedihkan. Tapi dia memilih untuk tidak beranjak dari sisi Sora. Sama seperti saat kepergian Joyfull, saat semua orang sibuk menghibur dan menenangkan Hyukjae, hanya Shindong yang berdiri di samping Sora. Shindong tahu, bagaimana pintarnya Sora menahan dan menyembunyikan perasaannya. Shindong tahu, Sora juga tidak dalam kondisi yang baik-baik saja saat ini. Dia sama kacaunya dengan Hyukjae.


Shindong mengenggam salah satu tangan Sora. "Kau ingin minum sesuatu ?" tawar Shindong. Sora menoleh kemudian menggelengkan kepalanya pelan.


"Aku ingin disini sampai operasi Faith selesai." jawab Sora. Shindong mengangguk paham. Dia membawa kepala Sora agar bersandar di pundaknya.


"Menangislah..... menangis saja kalau kau ingin menangis.... Tidak apa-apa...." bisik Shindong lembut.


Sementara Siwon berdiri di seberang tempat duduk Hyukjae. Dia bersandar,  memeluk kedua lengannya sambil menatap langit-langit rumah sakit. Tidak pernah dia merasakan hal ini sebelumnya. Dia termasuk salah satu orang yang cukup religius. Tapi entah kenapa, hari ini, dia mempertanyakan eksistensi Sang Maha Kuasa yang selama ini dia sembah.


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang