Two Fathers

348 60 10
                                    

"Faith sudah tidur ?"


Taeyong sedang memilih-milih hasil jepretan kamera ponselnya sebelum nama Lee Hyukjae muncul di layar ponselnya langsung bergegas beranjak dari atas tempat tidurnya lalu berjalan setenang mungkin menuju kamar yang ditempati oleh Faith. Dia memutar kenop pintu, mengintip lewat celah kecil dan menarik napas lega saat melihat Faith sudah tertidur lelap padahal baru setengah jam yang lalu mereka masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.


Sepertinya Faith tidak main-main waktu dia bilang masa pelatihannya adalah masa yang melelahkan.


"Ne, sunbaenim. Apa sunbaenim ingin aku membangunkan Faith ?"


"Tidak perlu. Biarkan saja dia beristirahat."


Taeyong menutup kembali pintu kamar yang ditempati oleh Faith, lalu berjalan menuju balkon yang ada di lantai dua.


"Apa dia bersenang-senang di sana ?"


"Ne, sunbaenim. Faith banyak tersenyum dan tertawa sepanjang hari ini." Taeyong spontan tersenyum simpul saat mengingat kegiatannya dengan Faith sore tadi.


"Baguslah kalau begitu. Berarti aku tidak salah sudah memberikan ijin padamu untuk membawa Faith berlibur. Terima kasih, Taeyong-ah..."


Hati Taeyong menghangat mendengar senior yang sangat dia hormati sekaligus ayah dari gadis yang dia cintai mengucapkan terima kasih padanya. Padahal, justru seharusnya Taeyong yang berterima kasih karena sudah diijinkan membawa Faith pergi.


"Tidak perlu berterima kasih padaku, sunbaenim. Aku juga sangat menikmati liburan singkat ini."


"Apa dia menanyakan sesuatu tentang Taemin ?"


"Tidak. Aku juga tidak menyinggung soal Taemin Hyung pada Faith. Faith lebih banyak bercerita soal masa pelatihannya."


Taeyong bisa mendengar helaan nafas berat di sambungan teleponnya dengan Hyukjae. Insting Taeyong mengatakan, Hyukjae sudah mengetahui sesuatu, langsung dari Taemin.


"Apa aku bisa meminta bantuanmu sekali lagi, Taeyong-ah...."


"Tentu saja, sunbaenim. Aku dengan senang hati akan membantumu...."


"Baiklah...... Bisakah......"


Taeyong mendengar dengan seksama permintaan yang diajukan oleh Hyukjae. Sesekali dahinya mengernyit bingung, namun dia sama sekali tidak menyela Hyukjae.


"Kau bisa melakukannya kan Taeyong-ah?"


"Tentu.... Tentu saja..... Aku akan melakukan permintaan sunbaenim tadi."


"Baiklah. Besok, akan ada manajer dari label SJ yang menjemput kalian berdua. Berhati-hatilah di sana sampai kalian kembali pulang ke Seoul."


"Terima kasih, sunbaenim. Sampai jumpa di Seoul." Taeyong mengakhiri panggilan teleponnya dengan ayah Faith. Dia masih berdiri di balkon sambil menikmati suara deru ombak yang terdengar dari kejauhan.


Taeyong bukan tipikal pria yang memanfaatkan kesalahan orang lain untuk kepentingannya sendiri. Fokus utama Taeyong hanya Faith. Meskipun Doyoung dan Jungwoo berkali-kali menasehati dirinya supaya melupakan perasaanya pada Faith, tapi Taeyong tidak bisa melakukannya.


Taeyong mencintai Faith dengan caranya sendiri.


Tidak apa-apa walau Faith nantinya menjadi milik orang lain. Selama Taeyong bisa melihat senyum di wajah gadis itu, dia sudah merasa cukup.


MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang