Season 2 - 6

6.2K 727 41
                                    

"Kamu yakin Albert bakalan selamat sampai tujuan Ra?"

Ara mengangguk lalu meminum coffe latenya dan tersenyum kearahku "aku mamanya aja biasa aja, kenapa kamu sangat khawatir? Toh sekalian aku mengajari Albert agar berani dan mandiri"

Aku menghela nafas panjang "tapi kalau Albert nyasar atau salah naik pesawat gimana? Tadi aja dia salah makai sepatu, masak sebelah kiri warna putih, sebelah kanan warna hitam"

"Dia gak salah masang sepatu Ana.....memang modelnya begitu, kamu itu ndeso banget sih Ra, gak jaman banget jadi tante-tante, umur itu boleh nambah tapi kalau soal gaya ya jangan ikut-ikutan dong"

"Ckkkk dasar..."

Ara terkekeh pelan sedangkan aku memilih meminum sakura mint berry yogurt milikku lalu berfikir sejanak kemudian menatap Ara penasaran "kamu yakin temanmu itu bisa memasukanku keperusahaan itu? Tapi aku gak mau kerja di bagian marketing lagi"

"Terus kamu mau jadi apa? Tukang kebun?",tanya Ara

"Ya minimal CEO lah"

"CEO? Dasar kemaruk, masih mending tuh Bowo tik tok mau masukin kamu ke perusahaan milik teman saudara nya, ingat Na....kamu itu udah tua, kamu harus sadar diri dengan umurmu, kerja apa aja yang penting berkah dan halal, tidak perlu memilih-milih"

Benar...aku terlalu pemilih jadi orang

Aku menghela nafas kasar saat Ara tersenyum mengejek kearahku "kenapa kamu jadi pengangguran tapi masih banyak uang sih Ra? Apa kamu punya pesugihan? Babi ngepet apa tuyul?"

"Enak aja, aku bukan pengangguran ya, tapi uang bulananku setiap bulan dikirimin sama kak Bella"

Kedua mataku membulat sempurna "kok bisa? Bule itu dan kamu kan gak ada hubungan apa-apa"

"Iya emang, dan lagian aku juga bohong tadi hahahaha"

"Brengsek"

"Canda Na, jangan baperan napa, makin tua kok makin baperan",sindir Ara sambil tersenyum tipis kearahku

Aku melotot kearahnya "kamu makin tua makin ngeselin"

Tubuhku menegang saat Ara memegang telapak tanganku sambil mengedipkan sebelah matanya "tapi aku makin cantik dan seksi kan?"

"Iya sih..."

Eh aku bilang apa tadi? Iya? Duh kok keceplosan, kan nanti Ara tambah kepedean gimana?

Ara mengulum senyumnya "benarkah? Tapi kenapa kamu menolakku semalam?"

"Itu......"

"Kamu memang berbeda"

Dahiku mengernyit bingung "berbeda gimana?"

"Bunda"

Deg

Aku dan Ara samas-sama menoleh , kulihat Kana menatapku sendu lalu memelukku dengan sangat erat "bunda....bunda kemana aja?"

Kepalaku mendongak dan melihat Klein yang berdiri tegap di depanku, dia tersenyum miring "hey pecundang, kenapa kamu belum mengirim surat perceraian ke Katya?"

"Toh tanpa kamu memintanya, aku juga akan segera menceraikan nya"

Klein tersenyum miring "bagus dong, sudah sepantasnya Katya itu bersama ku bukan bersama perempuan menjijikan seperti mu"

Cihh pria menjijikan

Tapi tunggu....Kana disini sama Klein? Lalu dimana Katya? Aishhh kenapa aku malah ikutan nyariin Katya sih

"Apa aku boleh ikut bunda aja?"

Kurasakan pelukan Kana semakin erat sedangkan kulihat Ara berpangku tangan menatap kami

"Kana ayo pulang, mommymu sudah menunggu di rumah"

Kana menggeleng pelan "kita baru masuk om, dan aku masih kangen bunda"

Aku terkejut saat Klein tiba-tiba menyeret Kana "gak mau om, Kana mau ikut bunda hikkksss"

Aku hanya terdiam saat melihat Kana yang dibawa keluar oleh Klein dan aku menghela nafas panjang

Apa Kana nanti akan bahagia bersama Katya? Duh kok aku jadi mikirin Kana sih, dia kan bukan anakku, dia anak mereka jadi biar mereka yang mengurusi Kana, toh Kana secara sah tanggung jawab mereka

"Pulang yuk Ra"

Ara mengangguk dan tersenyum tipis "okey"

Aku dan Ara berjalan keluar dari cafe lalu masuk kedalam mobil Ara, Ara duduk dibalik kemudi sedangkan aku duduk di sampingnya

"Katya semakin menjadi-jadi bukan?",tanya Ara sambil menjalankan mobilnya

Aku menghela nafas panjang "hum, dia memang tidak pernah bisa berubah, kenapa aku bodoh sekali menerimanya setelah berulang kali aku diselingkuhi"

"Kamu emang bodoh Na, kamu salah jatuh hati dan jatuh cinta, kamu harus tegas sekarang Ana, jangan mau di bodohi Katya terus menerus, aku tau kalau Katya pandai bermulut manis, tapi jangan sampai kamu terlena kembali"

Aku mengangguk mengerti " kamu benar Ra, aku tidak mau terlena lagi"

Aku menoleh saat kurasakan genggaman lembut di punggung tanganku dan kulihat Ara masih fokus menyetir lalu tersenyum tipis

Ku balikan tanganku dan ku remas lembut tangannya, kulihat Ara nampak terkejut lalu menoleh kearahku saat mobil ini berhenti di lampu merah

Kedua mata Ara benar-benar indah, dia sangat cantik...entahlah siapa yang pertama kali memulainya aku juga tidak tau, wajah kami saling mendekat satu sama lain dan tangan kami juga saling meremas

Tinnn tinnn

Aku sontak mundur dan menempelkan pipiku ke jendela sedangkan Ara terlihat tenang lalu menjalankan mobilnya saat lampu lalu lintas sudah menjadi hijau

Sesampainya di rumah, Ara masih duduk terdiam di balik kemudi dan aku menoleh kearah Ara "kita gak...."

Cup

Tubuhku tersentak kaget saat bibir Ara tiba-tiba menempel di bibirku, kurasakan tangannya yang semula di bahuku menjalar ke pipiku

Ara melumat bibir bawahku dengan lembut yang membuatku memejamkan kedua mataku dengan perlahan, dengan gugup kubuka bibirku dan menghisap lidah Ara yang masuk kedalam mulutku sedangkan Ara menghisap bibir bawahku sedikit menekannya yang membuat darahku berdesir

Kuhisap bibir atas Ara yang manis dan Ara menghisap bibir bawahku kemudian menghisap bibir atasku,lidah kami saling bertaut satu sama lain, saling mengecap dan menghisap

Sial....Ara sangat pandai berciuman padahal dia sudah sangat lama menjadi janda

Tangan Ara turun ke dadaku dan meremas payudara ku, lalu tubuhnya condong kearahku yang membuat punggungku terpentok ke pintu, ciuman kami semakin panas saat kudengar nafas Ara menggebu-gebu

Ku pegang tangannya yang menyusup ke balik kaosku, kulepaskan ciumannya, bisa kulihat kedua matanya memendam hasrat yang begitu dalam "jangan disini Ara"

Ara tersenyum manis dan mengangguk "kalau begitu di kamar?"

Kupegang pipinya dan kutarik wajahnya mendekat lagi kearahku, dengan hasrat yang menggebu ku cium bibirnya yang sedikit membengkak karena gigitan kecilku tadi lalu kucium lehernya yang jenjang "akkhhh didalamm Ana, dalam...."

Aku menjauhkan wajahku, bibirku tersenyum tipis dan kami saling pandang satu sama lain sebelum kami turun dari mobil

Ara berjalan mendekat kearahku dan kami berjalan masuk kedalam rumah namun Ara tiba-tiba menarikku lalu mengalungkan kedua lengannya ke leherku "kamu tidak bisa untuk menarik kembali ucapanmu Ana"

Cup

Deg

Ara.... Kenapa kita bisa saling berhasrat seperti ini?

Voted?
Komen?

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang