Season 2 - 16

5.8K 676 47
                                    

Kurentangkan kedua tanganku keatas untuk melemaskan tubuhku yang kaku karena aku tidur di atas karpet ruang keluarga

Ughhhhh pegalnya, lagian kenapa sih aku semalam harus berantem sama si Ara, kalau gak berantem kan badanku gak bakalan pegal-pegal begini

Kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul 5 pagi lalu dengan tubuh tak berdaya aku berdiri dan berjalan menuju dapur

Masak apa ya hari ini? Ara kan suka daging-dagingan, tapi di lemari es apa ada daging ya

Kubuka lemari es dan tersenyum lebar melihat daging sapi segar lalu segera kukeluarkan dari kandangnya

Bersiaplah sapi....kamu akan segera ku eksekusi dan ku mutilasi

Setelah kupotong kotak-kotak kayak roti sobek milik Kai Exo, kini kuberi sedikit kecap asin lalu kucampur dengan tepung maizena dan kuaduk rata, tara......ku diamkan sebentar

Kini ku iris-iris bawang bombay, bawang putih, dan paprika

Kutumia sebentar daging sapi yang kudiamkan tadi dan kuangkat

Kini gantian ku tumis bawang bombay, bawang putih dan paprika sampai harum lalu kumasukan kecap, saus tiram, saus lada hitam, garam, dan gula setelah itu kumasukan daging

Kuaduk sebentar dan kubiarkan sampai bumbu meresap

Kini aku bergantian memasak nasi untuk makan pagi ini dan aku kembali ke masakanku tadi, kuberi tepung maizena untuk mengentalkan kuah masakanku

Kurasakan sebuah tangan melingkar di perutku dan membuat tubuhku menegang saat sebuah benda kenyal menempel di leherku "Ara..."

"Ssttttt biarkan seperti ini sebentar"

Aku tersenyum manis dan memegang tangannya yang melingkar di perutku dengan lembut "tentu Ara"

"Maafkan aku Ana, aku terlalu egois, aku memaksamu untuk membalas perasaanku tanpa memikirkan perasaan mu terlebih dulu, maafkan aku"

"Lupakan Ara, yang berlalu biarlah berlalu, sekarang kamu bangunin Albert , sebentar lagi makanan jadi, aku buat tumis daging sapi lada hitam kesukaanmu"

Kurasakan pelukan Ara semakin erat "terimakasih Ana, kamu sudah sangat perhatian denganku dan Albert"

Klik

Kumatikan komporku lalu kubalikan tubuhku dan memegang kedua pipinya dengan lembut lalu aku tersenyum lebar "Albert sudah kuanggap seperti malika kedelai hitam yang kubesarkan seperti anak sendiri"

"Ckkk gak lucu Ana ih, pagi-pagi udah ngelawak"

Dahiku mengernyit heran "aku serius Ara, emangnya mukaku seperti orang ngelawak?"

Ara mengangguk "iya, mukamu itu pelawak kelas teri, garing"

Kukecup pipi kanannya dengan lembut "udah sana bangunin Albert, aku siapin makanan dulu"

Aku terdiam terpukau karena melihat wajah Ara yang bersemu merah, dia hanya memakai piyama tidur pendek tanpa lengan dan celana sepaha lalu rambut panjangnya terlihat acak-acakan, entah kenapa dia terlihat seksi apalagi wajahnya memerah seperti cat Nippon paint

Mungkin orang-orang akan mengira kalau Ara masih perawan karena tubuhnya benar-benar ideal, dia tidak menunjukan kalau dia pernah hamil dan pernah beranak 1

Aku segera mendorong Ara "udah sana bangunin Albert sebelum ayam jantan berkokok"

"Iya-iya"

Kulihat jam dinding sudah menunjukan pukul setengah 7 pagi, aku segera menyiapkan makanan di atas meja makan lalu beberapa gelas air

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang