Season 2 - 2

6.8K 713 59
                                    

Aku menatap genggaman tangan Katya di lenganku dan dengan kuat kulepas genggaman itu "kamu berhak bahgaia dan aku juga akan melanjutkan masa depanku"

"Ini rumahmu jadi aku yang akan pergi, jangan mencariku lagi"

Aku berjalan pergi meninggalkan Katya yang masih berdiri terpaku

"VERA....VERA KELUAR DARI PENJARA"

Deg

Langkahku sontak berhenti dan aku menoleh kearah Katya yang sedang berjalan kearahku , dia berdiri didepanku dan menatapku dengan serius "Vera kabur dari penjara"

"Aku tidak peduli lagi dengan Vera ataupun kalian, mau kabur kek, mati kek, bunuh diri kek, aku gak peduli....kita bukan siapa-siapa lagi, lo gue end",sahutku penuh dengan emosi

Cklekk

"Mommy bunda"

"Iya sayang? Ada apa hum?",tanyaku lembut

Kana tersenyum manis "ada tamu bunda"

Aku tersenyum miring kearah Katya sedangkan Katya hanya menatap datar kearah Kana

"Temui tamumu sana"

Katya menghela nafas kasar sedangkan Kana kembali keluar dari kamar ini, aku mengambil tas ranselku dan memasukan semua baju-baju ku, tabunganku, dokumen-dokumen ku dan beberapa uang cas

"Kamu mau kemana sih Na? Kenapa kamu seperti ini?"

"Aku seperti ini karena kamu yang memulainya"

"Bagaiamana kalau Vera menemukan mu?"

Aku tersenyum tipis kearahnya "tentu saja dia akan menikahiku bukan?"

"Kamu gila"

Aku tertawa pelan dan menggendong tas ranselku "aku memang gila, aku gila karena aku adalah manusia yang paling mudah untuk kamu bohongi dan kamu tiduri, upss....maksudku untuk kamu manfaatkan, aku bodoh kan?"

"Aku permisi"

"Gak Ana, tunggu....."

Aku keluar dari kamar dengan tas gendongan ku, kulihat Klein berdiri dari duduknya dan tersenyum miring kearahku sedangkan aku memilih untuk menguatkan hariku agar aku tidak menangis lagi dihadapan mereka

Emang aku itu bodoh, selalu di bohongi dan diselingkuhi tapi aku masih mau kembali dengan Katya, cantik sih cantik tapi kalau tukang selingkuh buat apa? Lagian dari awal kan Klein sama Katya cocok, sama-sama gila sex

Aku jadi keingat kata-kata Adara kalau sifat Bella sama dengan Katya, makanya Ara tidak mau kembali sama Bella, sekali berselingkuh akan selamanya begitu, apa nasibku akan sama seperti Adara? Sama-sama diselingkuhi

Aku menghela nafas kasar dan menaiki taxy "jalan pak"

Aku terdiam melihat kaca spion, kulihat Katya berlari mengejar taxy ini namun aku sudah tidak peduli dengannya, hatiku sudah membatu sekarang, perasaanku benar-benar mati, berkali-kali aku diselingkuhi namun aku masih bisa menerimanya lagi karena dulu kami tidak ada ikatan pernikahan, kali ini dia berselingkuh di atas ikatan pernikahan kami, maaf Katya....aku bukan robot sex yang tidak punya pikiran dan perasaan

Aku sedang marah sekarang, marah sekali sampai gunung Krakatau kalah dengan ledakan amarahku

"Mau kemana mbak?"

"Jalan xxxx"

"Baik mbak"

Aku sudah tidak ada tujuan lagi, cuma satu yang ada dipikiran ku.... Adara

Dia tinggal di Jakarta lagi setelah Clara menemukan tempat tinggalnya di Semarang alhasil Ara pindah rumah lagi agar Clara tidak menemukan nya, ternyata memang sesakit ini rasanya diselingkuhi

Setelah membayar ongkos taxy , aku berjalan memasuki sebuah gerbang dan kulihat Adara sedang berjongkok dan memberi makan ikan-ikan koinya yang berada di kolam, dia menoleh kearahku dan menatapku lekat

Aku berjalan mendekati nya sedangkan ia tersenyum tipis "apa aku boleh menebak kalau ucapanku saat itu benar?"

Hufttt sial.... ucapannya benar, dia pernah memergoki Katya beberapa kali sedang jalan ataupun makan bersama Klein, Ara berkali-kali memberitahuku namun aku tidak percaya jika tidak melihat nya sendiri dan kali ini aku percaya kata-kata Ara

Aku menghela nafas kasar dan Ara melirik tas ranselku lalu tertawa pelan "kamu itu sudah menjadi tante-tante tapi masih kekanak-kanakan ya, ngapain pakai acara minggat dari rumah segala?"

"Yakkk...kamu pikir aku mau melihat Katya melakukan hal yang iya-iya didepanku bersana Klein? Lagian tuh rumah milik Katya, ya mending aku yang pergi lah, dari pada makan hati setiap hari"

Ara meletakan kembali mangkuk yang berisi pakan ikan koi lalu berdiri didepanku dan kurasakan Ara memelukku dengan erat lalu menepuk-nepuk bahuku dengan pelan "aku tau perasaan mu Ana , aku pernah berada di posisi itu, sakit bukan? Sakit banget kan?"

Deg

Aku mengusap air mataku dengan kasar dan memeluk tubuh ramping Ara dengan erat "sakit Ra, hiksss sakit"

Kudengar Ara menghela nafas kasar "hubungan seperti ini memang menyakitkan Na, apalagi hubungan yang dilarang oleh agama apapun"

"Hiksss"

Kurasakan dadaku semakin sesak dan aku semakin erat memeluk tubuh Ara "aku mencintai nya Ra, aku mencintai nya tapi kenapa dia bermain di belakangku? Hikss dia jahat Ra, dia jahat"

"Sudah jangan menangis Na, kamu tinggallah disini bersamaku dan Albert, lagi pula kamu tidak punya tujuan lagi kan? Kamu merelakan keluargamu demi Katya tapi Katya malah seperti itu, lebih baik kamu disini saja, aku akan senang jika aku mempunyai teman di rumah ini"

"Tapi Ra....."

"Sstttt gak papa Na, kita sudah menjadi satu keluarga, jadi gak papa, Albert pasti senang ngelihat kamu tinggal disini ,kamu juga bisa menjadi alibiku agar suatu saat Clara menemukanku lagi, dia akan menyerah karena aku sudah menemukan pendamping hidup lagi"

Deg

Aku sontak melepaskan pelukan Ara "jangan gila kamu, aku masih berstatus istrinya Katya, aku juga belum bercerai dengan Katya"

Kedua mata Ara membulat sempurna "wtf...kamu pikir aku seriusan? Ini hanya pura-pura supaya Clara menyerah mengejarku bodoh"

Ahh seperti itu....aku kira Ara menyukaiku ,kan bisa bahaya, aku gak mau berurusan dengan janda lagi, dulu Katya jadi janda karena Klein sekarang Ara yang jadi janda karena Clara, apa takdirku menikahi janda-janda muda yang seksi dan mempesona?

Aku mengangguk-angguk lalu mengusap air mataku dengan kasar "oke, aku setuju...jadi kamar mana yang akan ku tiduri malam ini?"

"Sebelum itu, kasih makan dulu ikan-ikan koiku lalu ikan-ikan ku tolong dipindah kedalam ember terus bersihkan kolamnya, sampai kinclong terus kasih air dan masukan lagi ikannya, setelah itu tolong sapu dulu halaman tamanku ya biar bersih, nih embernya"

Rahangku sontak jatuh ketika Ara menaruh ember di tanganku lalu membuatku memegang ember itu, kemudian dia memberiku sapu lidi agar berdiri bersandar di dadaku "semangat Ana, fighting"

"Tas ranselmu taruh aja dulu di terasku, okey"

Aku menghela nafas panjang melihat Ara berjalan masuk kedalam rumahnya dengan santainya dan seperti tidak melakukan dosa apapun padaku"aku jadi pembantu lagi? Wtff janda itu membuatku harus bersabar"

Aku meletakan tasku di kursi teras lalu berjalan menuju kolam dengan ember di tanganku sambil bersenandung dalam hati

Makan-makan sendiri, tidur juga sendiri, nyuci baju sendiri, bersihin kolam juga sendiri, nasib jadi ubab orang cantik, tunggu....siapa yang cantik? Ara? Emang iya sih

Kenapa aku jadi muji janda itu? Dasar janda muda

Voted?
Komen?

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang