52

7.1K 804 29
                                    

"Totalnya 8 juta ya mbak Ana"

Aku tersenyum tipis dan mengangguk lalu memasukan uangku kedalam tasku setelah Wahyu menghitung uang tadi didepanku, kutatap beberapa kotak buah pir dan apel yang masuk kedalam mobil box

"Mbak Ana gak mau merekut pegawai? Kebun ini sangat luas lho mbak, mbak Ana yakin bisa mengatasi nya sendiri",tanya Wahyu pembeli buah-buahan ku

Aku mengangguk pelan "aku bisa kok mengatasinya sendiri, kamu tenang saja"

Wahyu tersenyum "ya sudah kalau begitu, nanti kalau sudah panen buah yang lainnya lagi, hubungi saya segera ya mbak"

"Iya"

"Kalau begitu permisi mbak, selamat sore",pamit Wahyu

Aku mengangguk "Hati-hati"

"Siap mbak"

Wahyu memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan perkarangan samping rumah lamaku, kututup pintu gerbang dan ku kunci dari dalam , kulangkahkan kakiku masuk kedalam rumah lamaku lalu mengambil sabit dan cangkul untuk membersihkan rumput di kebun jerukku , kebun jerukku rumput nya sudah lumayan banyak

Sebelum aku kekebun, aku kembali kerumah baruku untuk meletakan tasku di lemari kamarku lalu aku berjalan keluar menuju kebun

Kutatap kebun yang luas ini dengan tatapan bangga dan senyum terukir di bibirku

Semangat Ana, kamu pasti bisa

Kulihat jam sudah menunjukan pukul 3 sore, aku berjalan menuju kebun dan mulai memotong rumput dengan sabit lalu kutumpukan rumput itu di bawah pohon jeruk agar bisa menjadi pupuk organik secara alami

Perkarangan rumah lama , rumah baru dan kebunku yang luas ini dikelilingi tembok yang tinggi dan juga kawat berduri diatasnya sehingga dari awal aku dan keluargaku tidak terlalu khawatir dengan maling

Tapi rumah ku terasa sepi tanpa Adi dan Ade, andai mereka disini, pasti aku tidak akan kesepian seperti ini

Ckk....lupakan, lagian semua ini terjadi juga karena ulahku sendiri

Bangkit Ana, jangan terpuruk dengan kesedihan mu yang terus menerus, kamu harus hidup meneruskan bisnis ayah ibumu

Aku kembali merapikan tanah-tanah agar menjadi rata lagi dengan cangkul, kulihat beberapa pohon jerukku sudah mulai berbuah, jeruknya masih tergolong mini namun aku menjaminnya kalau saat sudah dewasa nanti jeruk ini akan terasa manis

Aku ingin menanap pohon jeruk mandarin, sepertinya oke kalau di jual tapi aku juga tergoda dengan jambu air, duh tanam yang mana ya

Ku usap peluh yang menetes di dahiku, sudah 2 jam aku membersihkan kebun jeruk,dan seluruh badanku terasa sangat lengket, ini pertanda bahwa ini adalah saat yang tepat untuk aku mandi

Kuletakan sabit dan cangkul di rumah lamaku lalu dengan perlahan dan pasti kucuci tangan juga kakiku yang penuh tanah di keran depan tempat biasa aku menyirami bunga-bunga ku

Perkarangan depan rumah baruku banyak tumbuh bunga-bunga untuk memperindah rumah dan beberapa rumput jepang untukku berbaring ataupun duduk sekedar istirahat disaat sore hari yang lelah

Rumah lamaku kini kujadikan gudang tempat penyimpanan pupuk, buah untuk stok pesanan orang lain, dan alat-alat lainnya sedangkan aku memilih tinggal di rumah baruku karena rumah baruku adalah idamanku dari dulu

Aku berjalan kerumah baruku lalu mandi untuk menyegarkan tubuhku yang sudah lengket, setelah mandi,kukeringkan rambutku yang basah dengan handuk lalu memakai celana kain putih pendek dan t-shirt hitam panjang

Kuambil ponselku yang sebulan ini tergeletak di laci, aku sama sekali tidak menyentuhnya setelah aku kemari dan meninggalnya kedua orangtuaku

Drrrttt

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang