72

6.2K 758 25
                                    

Aku duduk termenung menatap kearah gemerlapnya pemandangan malam kota Jakarta dari balkon kamar apartemen ku

Sudah 2 minggu semenjak Katya pergi, jiwaku mendung dan hujan badai plus petir setiap hari tanpa adanya pelangi sedikit pun di hidupku, jujur...aku merindukannya, raga ini ingin memeluknya tapi apa daya, aku tak sanggup dan tak mampu menggapai nya

Hidupku sudah tersetting seperti ini, aku tidak berani melanjutkan hubungan terlarang seperti ini karena aku takut keluargaku yang aku punya bernasib sama dengan kedua orangtuaku, apalagi omku yang sudah mengetahui foto itu dari Tommy, ternyata Tommy juga mengirimkan foto itu ke alamat nenekku dan untung saja omku yang menerima paketan itu

Tommy brengsek

Dan saat aku sedang ke tempat nenekku untuk membalaskan dendam ku pada Tommy dan Sinta, omku membawaku pergi ke telaga Mandirda Kemuning untuk bicara 4 mata, namun aku gak menduga sama sekali kalau omku punya foto itu

Flashback on

"Bisa kamu jelaskan Ana?",tanya omku sambil meletakan sebuah foto di atas rumput tempat kami duduk

Tanganku menggapai foto itu dan bibirku kelu melihat fotoku dan Katya yang sedang berciuman intens

"Om gak salah lihat kan Ana? Foto ini pasti editan kan? Tolong jawab yang jujur Ana, tolong bilang kalau di foto ini yang berciuman dengan bule itu bukan kamu?"

Aku mengangguk dan menghela nafas pelan "itu aku om"

Omku menatapku lekat "kenapa orientasi seksual mu bisa menyimpang seperti ini Ana? Kamu itu cantik, banyak pria yang menyukai mu tapi kenapa kamu malah dengan santainya berbuat seperti itu didepan publik? Ingat dosa Ana, kita hidup hanya sementara, kita hidup seperti bertamu di rumah orang, kita akan hidup kekal saat kita mati, apa kamu tidak takut dosa hum? Apa kamu tidak takut dengan siksaan api neraka?"

Kedua mataku sontak mengalir dengan deras dan aku mengangguk pelan " hikss aku takut om , tapi aku tidak bisa mengendalikan perasaan ini, aku juga tidak ingin mempunyai perasaan ini om, tapi perempuan itu hikksss aku mencintai nya, aku sudah menjauhinya tapi perasaanku masih sama om"

"Ana, semua ini belum terlambat, jauhi perempuan itu ya, om tidak memaksamu untuk menikah ataupun berpacaran dengan pria, om hanya ingin kamu menjauhi dosa, om memang buka orang yang baik, masih banyak yang lebih baik dari om, tapi om menasehati mu karena om sayang padamu, om tidak mau keponakan om masuk kedalam neraka karena dosa besar, kamu tau kan kalau Allah sangat membenci hubungan sejenis seperti itu"

Aku mengangguk lemah dan mengusap air mataku yang masih mengalir sedangkan omku membelai punggungku dari samping dengan perlahan "jangan diulangi lagi ya, foto ini hanya om yang tau dan untung saja yang menerima paket ini bukan kakek dan nenekmu, coba kalau mereka yang menerima dan membukanya, pasti mereka akan serangan jantung.... jadi om minta padamu, kamu jangan ulangi penyimpangan seksualmu lagi, mengerti?"

Aku mengangguk pelan sedangkan air mataku masih tidak mau berhenti mengalir

"Jangan sampai keluarga kita tau penyimpangan mu Ana, kakek nenekmu bisa serangan jantung kalau mereka tau kamu menyukai seorang gadis yang bergender sama denganmu"

Flashback off

Aku menghela nafas kasar dan mengambil dompet ku yang tergeletak di atas meja rias, dengan santai aku keluar dari apartemen untuk mencari taxy

Kini aku mendadak ingin pergi ke club untuk terakhir kalinya karena 2 hari lagi aku akan kembali ke rumah, semua barang-barang ku juga sudah kupaketkan ke rumah karena sewa apartemen ku sudah kupercepat

Aku tidak ingin lama-lama meninggalkan kebunku tersayang karena kebunku adalah surgaku, tanpa kebunku aku gak bisa makan duren

Aku turun dari taxy dan memasuki club langganan ku dulu , club ini ramai seperti biasanya dan aku duduk didepan bar dengan santai namun dahiku mengernyit heran karena bartender kali ini seorang perempuan "light beer satu"

"Okey"

Perutku sudah tidak lumayan sakit walaupun ditekan dengan keras masih sakit sih, tapi its okey lah gak masalah, dan lagi pula aku juga tidak tahan untuk tidak minum beer, rasanya tenggorokanku kering kalau gak minum beer setelah sekian lama

Aku tersenyum melihat bartender meletakan segelas bir didepanku dan aku segera meminumnya sampai habis

Akkhhhh segarnya

Tatapanku beralih kesekelilingku untuk mencari Bagas dan Orel namun nihil, aku tidak menemukan mereka, padahal aku ingin pamit pada mereka, sialnya mereka malah gak ada, apa mereka sudah ganti tempat club malam? Tapi masak sih Orel ganti tempat mencari mangsa

"Kamu lagi"

Aku menoleh kearah orang yang duduk disampingku dan aku melihat Katya duduk dengan santai tanpa menatapku sedikit pun "beer"

Aku hanya terdiam melihat nya wajahnya yang semakin cantik, tapi tunggu....apa dia mengikuti ku?

"Aku tidak mengikuti mu, aku kesini setiap hari", ucap Katya lalu meminum birnya

Deg

Bagaimana bisa dia tau apa yang aku pikirkan?

"Aku tidak sudi mengemis cinta lagi padamu Ana, lebih baik kamu segera pergi dan jangan muncul didepanku lagi, aku gak peduli kamu mau pergi kemana, intinya jangan di Jakarta"

Bibirku mendadak kelu melihat tatapan dinginnya, Katya kembali seperti semula, tatapan itu seperti tatapan pertama kali kita bertemu

kenapa dia tidak menanyakan kabarku? Kenapa dia tidak menanyakan keadaan perutku? Kenapa dia tidak menanyakan gimana perasaan ku? Aisshhh sial...kenapa perasaan ini masih ada

"Maaf kala..."

"Bisakah kamu pergi? Aku muak melihatmu"

Deg

Hatiku .....ah shitt kenapa hatiku sangat sakit? Sakit sekali astaga

Hatiku seperti tersayat ribuan silet dan ini benar-benar sakit, dadaku sesak melihat tatapan dan ucapan dinginnya

"Ya aku akan pergi sesuai keinginan mu Katya, kamu tenang saja, aku tidak akan muncul didepanmu lagi, maaf jika aku berbuat salah padamu"

Katya tersenyum sinis "baguslah kalau kamu sadar"

"Hey sayang"

Kulihat seorang pria entah siapa dia memegang pundak Katya dengan lembut dan tersenyum manis menunjukan lesung pipinya sedangkan Katya menatap pria itu lalu tersenyum tipis

Oh shitt aku tidak suka pemandangan ini, aku tidak suka orang lain menyentuh nya, aku tidak suka Katya tersenyum dengan orang lain, perasaan egois apa ini? Kenapa aku tidak ingin Katya bersama siapapun

Aku segera membayar birku dan pergi meninggalkan pasangan itu lalu keluar dari club, dengan cepat aku berjalan ke jalan raya lalu melambaikan taxy yang lewat

Kuusap dengan kasar air mataku saat memasuki taxy , aku tidak ingin terlihat lemah

Kamu harus kuat Ana....kamu harus kuat jika Katya memilih menikah dengan orang lain selain dirimu, bukankah semua ini keinginanmu? Kamu ingin yang terbaik untuk mu dan Katya bukan? Tapi kenapa kamu malah sakit hati melihat Katya bersama orang lain huh?

Sadar Ana...sadar posisimu dan keadaanmu

Tatapanku beralih keluar jendela melihat gemerlapnya lampu-lampu jalanan

Selamat tinggal Jakarta

Selamat tinggal pembawa hatiku....Katya

Voted?
Komen?

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang