8

13.6K 1.3K 44
                                    

Samar-samar kudengar keributan dan kubuka kedua mataku perlahan, yang kulihat hanya sebuah ruangan putih dan kuangkat tanganku dengan perlahan, sebuah infus melekat di tangan kananku sedangkan tangan kiri ku di perban

Kenapa aku masih hidup?

Tapi tunggu...ini rumah sakit? Aku dirumah sakit? Astaga kenapa aku bisa disini

Cklekk

Aku menoleh kearah pintu dan melihat Vera masuk kedalam ruangan ini, wajah Vera terlihat sangat khawatir kepadaku bahkan kulihay butiran air mata menetes kedua pipinya "Ana,kamu sudah sadar? gimana keadaanmu hum? Maafkan adikku Ana"

Adik? Apa Katya adik Vera? Jadi Katya adik Vera?

"Jadi Katya....?"

"Dia adikku"

Kedua mataku sontak membulat sempurna dan kurasakan tangan lembut Vera menyentuh pipiku dengan pelan "aku akan jujur padamu Ana, sebenarnya Katya adik tiriku, ibu kita berbeda namun ayah kita sama, aku selalu lebih unggul darinya dari bidang prestasi, saat dia tau aku menyukaimu makanya dia ingin merebut kebahagiaan ku salah-satunya dia ingin merebut dirimu dariku Anna, maafkan aku Ana..aku menyeretmu dalam masalahku"

Aku hanya terdiam melihat Vera terus menangis sambil mengusap usap rambut panjang ku "maafkan aku tidak bisa menjagamu Ana, aku tidak tau kalau Katya jadi bosmu diperusahaan ibu tiriku bahkan sering mengganggumu juga, aku baru tau tadi saat aku datang ke kosmu namun aku malah melihat ambulance datang ke kosmu dan aku baru tau kalau semua itu perbuatan Katya setelah aku melihat bodyguard Katya di sekitar kosanmu"

"Aku mencintaimu Ana, kumohon jangan lakukan hal bodoh seperti ini, aku sungguh-sungguh mencintai mu, aku tidak ingin kehilangan mu"

Jadi Vera benar-benar mencintaiku? Padahal aku dengannya baru kenal 3 bulan yang lalu , apa secepat itu orang jatuh cinta? Jadi Katya mengatakan kalau di menyukaiku itu hanya alibinya , karena Vera menyukaiku?

Dia ingin merebutku dari Vera karena dia kalah prestasi dengan Vera? Astaga.... picik sekali pikirannya hingga ia harus mengorbankan harga diriku demi merebut kebahagiaan Vera

"Jangan menangis, semua ini bukan salahmu, semua ini terjadi karena sudah takdir"

"Tapi..."

"Sssttttt"

Drrrttt drtttt

Dengan sigap Vera mengambil ponselku yang tergeletak di mejaku untukku "dari ibumu"

Aku menghela nafas pelan "sudah berapa lama aku pingsan?"

"2 hari kamu pingsan, coba angkat dulu, siapa tau penting"

Pasti akan meminta uang lagi, kapan ibuku menelpon ku dan menanyakan kabarku?

"Hallo"

"Ada apa?"

"Terimakasih tranferan uangnya Na, transfer mu baru masuk baru saja"

Tranferan? Tunggu? Siapa yang menranfernya?

Aku sontak menatap kearah Vera yang terlihat menatap ku dengan penasaran

Klik

Kumatikan telepon ku dan kutatap Vera dengan curiga "apa kamu yang mengirim uang?"

"Maaf Ana, aku tadi tidak sengaja membaca pesan masuk dari ibumu dan kukirim uangnya karena ibumu membutuhkannya"

Sial...kenapa aku tidak mengunci sandi telepon ku? Kenapa aku harus berhutang pada orang baik ini, gimana aku bisa meninggalkannya kalau aku punya hutang padanya, bahkan dia sampai tau nomor rekening ibuku

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang