80

7.4K 816 58
                                    

Cup

Kubuka kedua mataku dengan perlahan dan melihat Katya tersenyum tipis kearahku, aku sedikit mengernyitkan dahiku heran karena Katya sedari kemarin selalu tersenyum, tidak seperti biasanya yang selalu memasang wajah dingin

Apa dia kesurupan?

"Good morning sayang"

Aku mengangguk pelan dan menatap Kana yang masih tertidur lelap, Kana berada di tengah-tengah kami, seperti ayah, anak dan ibu, duh lucu banget....andai kita selalu seperti ini kedepannya, aku pasti sangat bahagia

Kurentangkan kedua tanganku ke atas dan kedua kakiku kebawah untuk melenturkan tubuhku yang kaku setelah bangun tidur

Astaga badanku, kenapa encok semua padahal semalam aku dan Katya hanya tidur bersama, tapi kenapa bisa encok?

"Capek?"

"Hummm, sudah biasa"

Kurasakan tangan lembut Katya membelai rambutku "kamu mau nikah dimana sayang? Belgia? Austria? Ummm atau Amerika?"

"Aku ingin disini"

"Kenapa sayang? Apa kamu tidak ingin memulai hidup baru denganku dan Kana?"

"Aku mau Katya, tapi aku mau disini, aku tidak mau di luar, budaya luar yang bebas tidak baik untuk pertumbuhan Kana",sahutku pelan

Katya tersenyum manis dan mengecup bibirku singkat "aku seneng deh kamu memperhatikan Kana"

"Tentu, Kana putrimu jadi Kana termasuk yang spesial untukku"

"Terimakasih sudah menerimaku apa adanya Ana dan walaupun kamu bukan yang pertama untukku namun kamu akan menjadi yanh terakhir untukku"

Tuh kan Katya mulai aneh lagi, dia kesurupan apa sih, mendadak menjadi lembut, murah senyum dan berbicara penuh dengan kasih sayang

Sebenarnya aku ingin tinggal di Switzerland bersama Katya namun kebunku terlalu berharga untukku dan aku sangat mencintai kebunku termasuk rumahku yang dibangun dengan keringatku ini

Tok tok tok

"Biar aku yang buka",pinta Katya dan aku hanya tersenyum lalu kembali memeluk tubuh kecil Kana yang masih tertidur lelap

"Ana...om mau bicara"

Deg

Omku? Disini? Gawat

Kenapa bisa omku kemari? Ah lupa...om ku punya kunci gerbang perkaranganku tapi kenapa bisa kebetulan sekali omku kemari saat ada Katya, jangan-jangan kakak sepupuku yang mengadukannya ke omku kalau aku ada tamu

Aku sontak berdiri dan menghampiri omku sedangkan Katya hanya berpangku tangan menatap kami "bicara apa? Aku ada hak untuk tahu apa yang akan kalian bicarakan"

"Saya tidak ada urusan denganmu nona, saya hanya ada urusan dengan keponakan ku",sahut omku datar

Aku menatap Katya lekat lalu bergantian menatap omku yabg sedang menatap kami datar"biar aku bicara dengan omku dulu, ayo om kita ke ruang tamu"

Omku mengangguk dan turun terlebih dulu, dengan pelan kubelai pipi lembut Katya "aku turun dulu"

"Tapi Ana, bagaimana kalau ommu memisahkan kita huh? Padahal kita baru saja bersama dan akan menikah"

"Sssttt jangan katakan apapun, sebentar"

Aku turun kebawah dan melihat omku duduk dengan tegak di sofa lalu aku duduk didepan omku dengan wajah menunduk "om mau bicara apa?"

"Om gak mau bertele-tele dan to the point saja, ikut om ke rumah nenekmu agar kamu tidak jatuh hati lagi dengan perempuan tadi"

Aku menggeleng cepat "gak mau om, aku mau disini"

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang