10

13.6K 1.1K 61
                                    

"Gimana kalau kita liburan?"

Aku menoleh ke arah Vera, dia menatapku dengan lekat dan senyum di bibirnya tidak pernah luntur saat bersamaku

Kami sedang menikmati coffe di Starbucks, hari minggu biasanya aku bermalas-malasan di kosan, tapi semenjak ada Vera, dia selalu mengajakku jalan-jalan entah jalan kemana yang penting keluar dari tempat meditasiku, seperti sekarang ini...kami sedang berada di Starbucks

"Aku kan harus bekerja Ve"

Vera menghela nafas pelan "kenapa gak ambil cuti? Aku akan bilang pada Katya nanti agar dia memberimu cuti, aku ingin sekali berlibur denganmu Ana"

"Tapi kan...."

"Stop...aku tidak ingin menerima alasan apapun darimu, kita besok harus liburan, titik gak pakai koma ataupun spasi"

Vera sekarang sangat protektif padaku, bahkan kemauannya sekarang gak bisa kutolak dan harus ku turuti, kalau tidak kuturuti dia pasti akan marah tanpa alasan

Aku tersenyum manis dan menggenggam tangannya dengan lembut "kita mau liburan ke kota mana?"

Vera menggeleng pelan "kita keluar negeri"

Apa? Luar negeri? Demi apa? Duh dia kalau ngajak liburan tuh gak pernah mikirin isi dompet ku

"Jangan keluar negeri, aku tidak pernah naik pesawat, kalau aku mabuk udara gimana?"

"Tenang Ana, kan ada aku"

"Aku gak suka jalan-jalan keluar, di sekitaran pulau jawa aja ya Ve, please....."

"Kalau begitu liburan di kotamu gimana? Aku ingin bertemu orangtuamu dan meminta restu untuk menikahimu"

Kedua mataku sontak membulat sempurna , Vera benar-benar gila

Aku menggeleng cepat "apa kamu ingin ibuku mati karena serangan jantung? Jangan gila Ve...jantung ibuku lemah"

Kudengar dia menghela nafas kasar "tapi aku memang ingin menikahimu"

"Aku tau, tapi jangan segila itu sampai kamu harus meminta restu dari orangtuaku, bisa gila aku kalai ibuku kenapa-kenapa, apalagi nih Ve...kamu tau kan kita tinggal di negara mana?"

"Ya udah tapi ijinkan aku berkunjung di rumahmu dulu lalu kita liburan di kota dekat-dekat kotamu? Bagaimana?"

Aku mengangguk pelan "huftt ya sudah, tapi kamu jangan bilang aneh-aneh pada orangtuaku"

Vera tersenyum manis "iya, yang penting aku bisa bertemu dengan calon mertuaku dulu"

Kurasakan tangan lembut Vera menggenggam lembut tanganku dan meremasnya pelan "aku serius denganmu Ana, aku tidak pernah seserius ini sebelumnya"

Aku tersenyum tipis melihat luka sayatan di nadiku sudah sedikit menghilang walaupun masih terdapat bekasnya sedikit

Namun tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghampiri kami, perempuan yang benar-benar sangat kuhindari selama ini, mereka adalah salah satu mantan yang kumainkan

Astaga Tuhan....kenapa aku sekarang merasa berdosa sekali sudah menyakiti para bidadari bidadari yang Engkau kirim di dunia

"Akhirnya aku bisa menemukanmu Anastasia"

Tunggu....dia mantan ku yang keberapa? Aku mendadak lupa namanya

"Aku Ferine"

Ah iya Ferine... Sudah lama sekali aku gak liat Ferine dan dia tambah cantik sekarang

Ferine menatap Vera yang sedang mengernyitkan dahi kearahku lalu menggenggam lenganku "aku pinjam temanmu"

Ferine menarikku keluar dari Starbucks dan membawaku ke parkiran mobil lalu ia mendorong ku hingga punggung ku terbentur dipintu mobil entah milik siapa

Not Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang