Akan selalu ada alasan di balik takdir yang Tuhan berikan.
Jika dunia bertanya pada Dara siapa laki-laki yang paling jahat di dunianya maka dengan lantang Dara akan menjawab Ayah.
Ayah itu patah hati pertama Dara.
Saat umur Dara masih menginjak sepuluh tahun, Papanya pergi meninggalkan Mama dan Dara. Alasannya sangat konyol, kata Papa Cinta Papa untuk Mama sudah tidak ada lagi, jadi Papa mencari cinta yang lebih indah diluaran sana. Padahal menurut Dara, untuk apa mencari 5% dari 95% yang dipunya?
Tidak apa, Dara sudah melupakan segalanya. Terlebih ada Mama, ada Mama yang selalu ada untuk Dara dan selalu mendukung apa pun yang Dara Inginkan. Mama itu wanita yang paling berjasa dan wanita yang sangat Dara sayangi di dunia ini. Mama gak pernah mengeluh dan mama selalu tersenyum untuk Dara. Dara gak minta lebih, ia hanya ingin wanita itu selalu mendukung di sisa usianya.
Bahkan saat Papa membawa seorang wanita perusak ditengah keluarga kecil mereka, Mama sama sekali tidak marah bahkan Mama hanya mengatakan, "Pergil saja, kejar bahagiamu. Aku tak akan memaksa seseorang tinggal dalam hidupku jika orang itu tak bahagia bersamaku. Aku ikhlas."
Mama adalah wanita yang paling hebat bagi Dara, Mama wanita yang tangguh sehingga kata ikhlas dengan mudah mama ucapkan waktu itu.
Padahal semua orang juga tau bahwa mengiklaskan jauh lebih sulit daripada melupakan. Papa akhirnya pergi dengan semua aset-aset berharga yang mereka tabung bersama dalam sebelas tahun usia pernikahan mereka.
Mama dan Dara memulai dari nol hingga akhirnya berada di posisi saat ini. Di mulai dari jualan online yang sepi pelanggan, Mama membuka semua toko kecil-kecilan di rumah. Sampaoy saat Dara berusia 18 tahun bulan depan, Mama sudah mempunyai butik dengan tiga cabang di kota mereka, Mama juga membeli rumah minimalis tingkat dua untuk Dara kelak dan satu lagi, Mama mempunyai lahan yang tidak terlalu luas untuk bercocok tanam bersama Dara. Semua demi Dara.
Lahan itu ada dibelakang rumah. Sudah Dara katakan, Mama itu memang wanita bijak dan tangguh. Suatu hari nanti Dara berharap bisa menjadi seperti Mama. Bukan menjadi Dara yang ceria di luar, namun penakut didalam.
"Kamu mau Mama cepat mati, Dar? Mama sudah bilang berkali-kali jangan makan makanan yang gak bisa kamu makan!"
Mama marah sambil menangis. Hal sederhana yang bisa membuat Dara tercabik-cabik, Dara sedih kalau Mama seperti ini. Dara tidak mau Mama menaangis karena khawatir sama Dara, tapi Dara gagal berkali-kali
"Dara minum kopi doang, Ma. Janji gak lagi, maafin Dara."Dara takut-takut.
Tak lagi menjawab, Mama benar-benar bersedih karena Dara. Pulang dengan keadaan basah kuyup, tubuh dipenuhi ruam. Dokter bilang radang Dara kambuh lagi.
"Cuma kamu yang Mama punya, Dara."
"Mama---"
"Mama gak marah kamu mau lakuin apa pun yang kamu suka. Mama cuman minta satu hal, jaga kesehatan kamu Dar. Kematian itu memang takdir tapi jangan melawan hukum alam. Jangan tinggalin Mama, kamu alasan Mama bertahan sampai sekarang," kata Mama dengan napas tersengal-sengal.
Mama tidak pernah sejujur ini di hadapan Dara.
Kalau sudah begini, tentu Dara akan menangis mendengarnya. Mama jarang marah-marah sambil menangis pada Dara, maka sekarang pasti Dara sudah berlebihan pada Mama.
"Mama jangan nangis," kata Dara. Dara terpukul melihat Mama seperti ini.
"Kamu mau cepat mati? Kamu mau ninggalin Mama sendiri setelah Papa kamu pergi ninggalin kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Teen FictionDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...