Hari ini aku akan memberitahukan apa yang aku sembunyikan darimu selama ini, tentang aku yang terus mencari sampai tidak ada lagi yang bisa aku cari. Sampai bertemu dikehidupan selanjutnya.
_Surat Cinta untuk Dara_Dalam sekejap mata, gerimis yang berlangsung sekitar dua jam berubah menjadi hujan deras disertai petir menyambar-nyambar. Dalam bilik rumah sakit, perlahan-lahan bola matanya terbuka. Ada jeda sebab terasa sulit menyamai retina mata dengan cahaya lampu yang menyala.
"Dara..., kamu sudah sadar, Nak?" Dan malam ini, Mama Novi meringis, di sebelahnya ada pria yang sedari tak berkedip. Menunggu putrinya sadar setelah dua hari mendekam dalam tidur panjang.
Dara memperhatikan kedua orangtuanya, meski dada mengerinyangi seperti sedang di iris-iris, Dara menyadari ada sesuatu yang besar telah Tuhan berikan padanya.
Orangtuanya sudah berpisah, namun mereka ada di sini. Menemani Dara dalam lautan air mata. Meski begitu, mereka bersama demi Dara.
"Mama....Papa...., Dara sayang sama kalian. Sungguh," lirih gadis itu terang-terangan. Meski rasanya sulit mengeluarkan suara, ia berhasil membuat kedua orangtuanya memeluk tubuh lelahnya.
"Papa juga sayang sama Dara, sayang sekali. Dara cepat sembuh, ya. Nanti Papa akan membawa Dara ke tempat yang Dara sukai. Papa sumpah," katanya. Dikecup dahi putrinya, cukup lama sampai dirasa ada air mata yang mengalir di sana.
Ia mengutuki diri. Ayah yang bodoh! Ayah tidak bertanggung-jawab. Setelah mendapatkan pelukan hangat dari Dara, kini anak itu harus dirawat kembali. Seolah-olah kedatangannya adalah malapetaka bagi putrinya.
"Jangan sakit lagi, Dar. Mama jadi sedih," ucap Mama Novi pelan. "Sembuh, ya. Harus sembuh." Ia menekan kata-katanya.
Dalam waktu singkat, Dara tersenyum. "Iya, nanti sembuh, Ma. Dara, kan, anak kuat," ucap gadis itu. "Dara pasti sembuh demi Mama sama Papa."
Pada satu cerita tentang sebuah keluarga, Dara pernah berdoa agar keluarga kecilnya bisa berkumpul kembali. Sekarang, Tuhan mengabulkan doa Dara. Jika lagi dan lagi berlatar belakang rumah sakit, setidaknya ia mencapai mimpinya.
Dara tau bahwa kini kedua orangtuanya sama-sama membelakangkan ego mereka demi dirinya. Berada di ruangan yang sama, ruangan penuh Dejavu.
"Mira ada, Ma?"
"Ada, sayang. Mau Mama panggil, kan?"
Dara mengangguk lemah. Entahlah, dalam kegamangan bayang-bayang wajah sahabatnya itu menghantui. Tak lama di ambang pintu, Mira berusaha mengumpulkan kewarasannya. Dengan langkah terseok, Mira mendekat.
Orangtua Dara pun, menemukan ekstensi mereka. Mengambil langkah keluar, membiarkan dua gadis itu berkelana dalam irama seperti cerita masa kecil mereka yang dipertemukan dengan sangat indah. Tentang anak perempuan dengan keluarga cemara dan seorang anak yang bahkan lupa bagaimana indahnya duduk di meja makan bersama ayah dan ibunya.
"Lo nangis, Mir?" Melihat langkah terseok Mira yang mendekat, Dara bertanya jenaka. Bahkan tertawa hendak membuka suasana seperti biasa. Sial, Mira malah berkaca-kaca dan ia terbatuk-batuk.
"Iya, gue nangis."
Dara geming.
"Gue nangis seharian, gue gak berangkat sekolah, gue juga gak makan apa-apa dari pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Novela JuvenilDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...