Eps 11_Berdua Tanpa Rasa

33 7 5
                                    

Setidaknya Dara cinta sama Kakak. Bukan soal murahan atau payah!!! Tapi memang cinta___Kakak ngerti gak sih??

Let's see their characters!!

👇

Dara Wilova Putri Cantika

Dara Wilova Putri Cantika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dio gyustion Alberts

Dio gyustion Alberts

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Hari ini adalah hari tersial untuk seorang Dio. Bukan hanya karena ada Dara disebelahnya tapi juga karena pintu penghubung antara lantai tiga dan koridor telah terkunci. Biasanya sekolah memang sudah tutup mengingat sore hari mulai berkumandang, terlebih lagi hari ini adalah hari Jum'at.

Lantas bagaimana Dio bisa lupa kalau jalan lintas untuk keluar dari rooftop hanyalah jalan yang tengah ia tatap dengan wajah nelangsa?

Bukan cuman itu masalahnya sekarang, selain harus terjebak didalam ruangan tak berujung, Dio juga harus terjebak dengan Dara yang notebenenya tidak bisa memberi masukan selain menatapnya terus-menerus.

"Masih jam lima sore, Kak. Kenapa Kakak kelihatan panik?" Dara masih sempat-sempatnya bertanya. Mungkin bagi Dara ini adalah kebahagiaan tetapi bagi Dio, ini adalah musibah.

"Kita naik ke atas lagi, nanti lewat kelas IPS dua, di ujung ada tangga keluar tapi lewat taman belakang, gimana?" Dara akhirnya mengeluarkan suara yang terdengar seperti masukan. Sialnya, Dio malah merinding mendengarnya.

Pantas saja Dara tidak takut sedikit pun, akibat kelincahan dan kegesitan yang tidak diragukan lagi,  seorang Dara mengerti setiap titik yang ada. Dio sampai yakin seratus persen kalau Dara hapal setiap titik di sekolah. Bahkan Dara tahu jalan keluar saat terpojok seperti sekarang. Dio memang pintar tapi bagi Dara, Dio itu masih kurang pergaulannya.

Dio menatap Dara sesaat lalu memasukkan ponselnya yang sudah mati ke dalam saku celana. "Ponsel Lo mana?"

"Dara gak pernah bawa ponsel ke sekolah Kak." Dara mangut-mangut, saat tangan Dio terbuka padanya.

"Gue minta ponsel bukan mau gandeng Lo!" Dio melepaskan tangan Dara yang menggenggam tangannya. Dalam kondisi seperti ini saja Dara masih sempat-sempatnya cengingiran sambil mencari kesempatan.

SURAT CINTA UNTUK DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang