Selalu cantik seperti kupu-kupu, selalu ingin indah seperti bunga yang sedang mekar.
"Sudahlah, Dar. Hari ini Lo harus bahagia, mari rayakan kemenangan kelas kita. Sekali ini saja, gue mohon jangan libatkan Kak Dio dalam acara kita!"
Selalu saja Mira yang berhasil mendapati Dara sedang melamun. Terciduk tengah melirik Dio dan teman-temannya di meja paling sudut kantin. Namun, sosok gadis disebelah Dio yang mungkin menjadi masalah utamanya.
Dara menghela napas, mengangguk setelahnya. "Gue mau bakso!" seru Dara menegakkan kepala. "Bakso mercon ditambah es teh dua gelas," katanya.
"Ketua mau bakso Bukben, es teh lima katanya," ujar Mira berteriak sambil mengangkat tangan kanannya.
"Parah, Lo korupsi tiga gelas." Bambang tidak terima, memukul meja dengan tangan besarnya.
Mira dan Dara bersamaan terkejut, memegang dada dengan mata membelalak. "Gue bilang lima maksudnya satu buat Lo," tukas Mira mengarahkan tangan ke wajah Bambang, gayahendak menonjok tapi tidak jadi.
"Oh, ya?" Bambang kembali duduk. "Kalau begitu kedikitan, minimal 6 lah!"
"Bukben, Dara mau es teh dingin delapan botol sekalian risol mayo katanya!" Adapun Dara hanya bisa pasrah namanya diperjualbelikan oleh Mira dan Bambang.
Seantero kantin tak ada yang merasa terganggu dengan keributan kelas IPS 2. Sebagian dari mereka bahkan tertawa jenaka menyaksikan kelucuan satwa-satwa kelas itu. Diantara mereka ada yang tertawa seperti tikus kejepit, mencuri diam-diam makanan teman disebelahnya, bahkan ada yang makanannya sampai jatuh karena terus bertengkar perkara sederhana.
Contohnya Dara dan Mira. Awalnya mereka saling berbagi bakso aci dan mercon, tapi lama-kelamaan kelaknatan Dara membara dengan cara menuang saos sambal kedalam mangkok Mira. Alhasil saos toping bakso, bukan lagi bakso toping saos.
"Dara kurang ajar!!" Mira mengamuk sementara Bambang dan Toton tertawa terbahak-bahak. Bicara sang pembuat onar, ia hendak kabur dari serangan Mira, namun tanpa disengaja ketika ia ingin berdiri, sikunya menyenggol bakso mercon yang tinggal setengah. Mengotori meja dan sebagian lagi bertebaran dipakaiannya.
"Syukuri!" Itulah kata yang Mira ucapkan dengan sangat baik dan puas.
"Haha, karma Lo kecepatan, Dar!" celetuk Toton dengan mulut penuh.
"Makanya jangan iseng jadi orang," kata Mira jengkel.
"Semangat, Dara." Bambang terkikik melihat ekspresi sekarat Dara. Antara malu karena hampir penjuru kantin melihat ke arah mereka atau karena kepanasan terkena tumpahan kuah bakso.
"Itulah mengapa tercipta pepatah yang mengatakan jangan bercanda ketika lagi makan. Kena karma, kan?"
"Terserah!" Dara mencebik. Dengan wajah masam ia meninggalkan kantin hendak membersihkan pakaiannya. Tanpa menyadari seseorang memperhatikannya sejak tadi.
***
"Ternyata begini rasanya karma dibayar konstan." Dara geleng-geleng kepala, menatap wajahnya dipantulan cermin.
"Malah baju baru lagi," celetuk Dara beralih ke bajunya yang telah berada dalam kantong kresek. Kini Dara mengenakan kaos hitam dan celana jeans pendek selutut. Beruntung ada orang baik meminjamkan Dara baju, meski sedikit kebesaran hingga Dara harus mengikat dengan karet gelang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Teen FictionDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...