Eps 18_Porseni Sekolah

28 7 6
                                    

Daur hidup akan selalu berjalan, sebagai manusia kita hanya bertugas untuk bertahan. Semoga sampai pada tujuan masing-masing.

Cara untuk selalu bahagia itu sangat sederhana. Nikmati harimu, nikmati waktumu, nikmati masalahmu dan yang terakhir nikmati makananmu.

Berada di kelas XI IPS 2 telah membuat Dara menjadi seorang gadis yang paling bahagia. Bahagia dalam artian mempunyai teman-teman yang otaknya pas-pasan. Bahagia dengan teman-teman yang mau memberi contekan walau harus adu nasib. Terakhir Dara paling bahagia karena kelasnya di cap sebagai kelas yang selalu berhasil membuat guru dara tinggi.

Lihatlah, betapa sederhananya cara Dara untuk bahagia.

Kolong meja penuh dengan permen karet yang sudah mengering bahkan sekarang tidak tersedia tempat untuk menempelkan permen karet yang masih putih kinclong tanpa rasa.
B

ukan hanya hasil karya Dara, semua itu berbuatan Dara dan Mira yang senantiasa bekerja sama. Walau sebagian juga dari kakak kelas yang sudah tamat, mungkin sefrekuensi dengan Dara dan Mira. Sungguh tidak patut dicontoh.

"Sekali lagi Ibu tanya, siapa yang akan mewakili kelas kita untuk menyumbangkan suara emasnya?"

Wali kelas bertanya. Badan bongsornya sudah tak berdaya, menempel di dinding kelas yang kemarin sudah dicoret-coret dengan kapur tak terlihat. Seratus persen baju yang wanita itu kenakan kotor meninggal corak putih.

Memang unik manusia yang berada di kelas ini. Padahal jelas-jelas papan tulis mereka menggunakan spidol, tapi ada saja yang membawa dapur entah darimana.  Dara berani bertaruh upil si Bambang kalau baju bagian belakang Ibu wali kelas sudah kotor sekarang.

Salahkan sendiri memakai baju berwarna hitam corak bunga-bunga kolot jika sudah tahu jadwal hari ini adalah berkunjung ke kelas terkutuk.

"Ibu, kan, tahu sendiri kalau di kelas kita ini tidak ada yang mempunyai suara emas, Bu. Hanya ada suara jangkrik ngik-ngik."

Tonto memberi masukan. Masukan yang membuat satwa-satwa liar tertawa ngik-ngik seperti ucapan Tonto barusan.

"Jangankan bernyanyi, Bu. Tertawa saja sudah seperti tikus kejepit orang-orang di kelas ini." Roro yang berbadan paling besar juga ikut memberi masukan, lagi dan lagi mereka tertawa tanpa dosa.

Ibu wali kelas tampak masih memiliki sisa kesabaran. Ia hanya memukul meja dengan tangannya lalu semua kembali hening. "Tidak masalah, yang ngik-ngik juga bisa. Paling penting perwakilan dari kelas ada."

Dua satwa yang diam-diam makan camilan di bawah kolong meja mendadak tersedak bersama.

"Syukuri!" Tanpa sadar Bambang mengumpat. Ia terkekeh kecil saat mata wali kelas-- Ibu indah menyilaukan matanya. Bambang terkekeh lalu menunduk takut-takut.

"Maafkan saya, Bu. Saran saya yang nyanyi dari kelas kita si Dara saja Bu. Suara Dara memang ngik-ngik kejepit tapi percayalah hanya tingkat kepedean Dara yang bisa kita andalkan untuk saat ini."

Bambang terlihat sangat tegas. Tanpa takut sedikit pun Bambang memasukkan sesendok nasi berlauk tempe buatan emak kedalam mulutnya lalu tak lama Bambang menyipitkan sebelah matanya pada Ibu Indah.

"Pede saja dulu, iya, gak guys?"

"Ya iyalah masa iya-iya dong!"

SURAT CINTA UNTUK DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang