Eps 40_ Cooking with Mira

8 4 5
                                    

Hiduplah lebih lama lagi, masih ada beberapa cerita yang bisa kita lewati bersama. Kau harus tau, betapa berharganya dirimu bagiku.



Dara memaksakan diri. Seperti biasa. Bermodalkan resep yang berseliweran di internet, Dara hendak membuat brownies matcha kukus untuk sang kekasih jiwa dan raga. Bahan-bahannya sudah lengkap, beruntung ada minimarket didekat rumah Dara jadi ia tidak perlu jauh-jauh mencari bahan-bahan untuk membuat brownies spesial ala-ala.


"Pertama-tama ubinya di kupas lalu dikukus." Dara membaca resep dari internet sementara disebelahnya--- Mira tabah.

Jujur demi sepaket novel gratis, Mira tidak ingin berakhir di dapur terlebih bersama seorang gadis gila bernama Dara. Akan tetapi, Mira terpaksa melakukan hal ini demi mengurangi pencemaran dapur dan keselamatan kerja seorang Dara yang terkenal dengan sifatnya yang ceroboh.

Dara ingin memasak untuk pertama kalinya. Tanpa pengawasan? Tentu Mira tidak tinggal diam. Apalagi satu jam lalu Dara mimisan, gadis itu selalu memaksakan diri.

"Bantu siapkan bubuk matcha-nya dong, Mir."

"Beli aja kenapa, sih, Dar? Kenapa harus repot-repot buat kayak gini?" Mira sudah mengatakan hal itu lebih dari sepuluh kali dan Dara amat bosan.

"Hasil buatan sendiri jauh lebih sehat, Mira."

"Lo yakin sehat?" Melihat cara Dara mengupas ubi saja, Mira sudah tidak yakin. Bisa-bisa Dio keracunan.

"Kenapa juga harus pakai ubi ungu? Kenapa gak pakai tepung terigu protein sedang saja? Kan, lebih simpel, Dara."

"Ubi ungu lebih sehat, Mira. Kak Dio harus mengurangi makanan tepung-tepungan apalagi gula. Makanya gue sudah menyiapkan stevia!" Dara mengangkat botol kecil berisi Stevia. "Pemanis alami, sehat dan 0 kalori." Dara berucap seperti sedang beriklan.

Mendengus, Mira hanya bisa berharap kesabarannya setebal dompet keluarga Dio.

"Gue gak tahu ternyata cinta bisa buat orang segila ini," ucap Mira pelan, tapi masih bisa didengar oleh Dara.

"Kalau Lo gak mau bantu, gapapa, kok. Gue gak maksa, ya." Dara berargumen. "Bisa-bisa masakan gue gagal karena Lo bantunya gak ikhlas," tambah Dara.

Usaha Mira mengaduk toping berhenti sesaat. "Kalau gue tinggal, bisa jadi ini dapur kebakaran."

Dara memonyongkan bibirnya. "Kayak Lo ahli aja di dapur," katanya.

Kedua gadis itu sebenarnya sama aja. Tak ada yang profesional di bidang memasak, bakat mereka pas-pasan seperti otak mereka. Apalagi Mira yang hampir tidak pernah berkutik di dapur. Tapi setidaknya, Mira paham teori jadi jika terjadi hal yang tak diinginkan, ia bisa memberi pertolongan pertama.

"Kesehatan Kak Dio Lo perhatiin, kesehatan sendiri cuek. Cinta Lo gak setara, tapi effort-nya berlebihan."

"Biarin, yang penting gue senang," cibir Dara.

"Senang?"

Dara menengadah, selesai mengupas ubi lalu dimasukkan ke dalam kukusan. "Semua hal mengenai Kak Dio cukup membuat gue senang. Gue gak butuh balasan."

Setelah itu mereka tak lagi berbicara. Sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Dara yang begitu antusias. Jarang-jarang gadis itu serius, tapi kali ini demi mendapatkan hasil terbaik, ia bekerja dengan sangat baik.

Sekitar satu jam akhirnya brownies kukus matcha dengan taburan potongan strawberry kecil akhirnya jadi. Bentuknya memang aneh, seperti request Dara. Mengenai rasa, Dara yakin saja.

SURAT CINTA UNTUK DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang