Jika sudah waktunya tanpa disuruh pun Dara akan pergi, tapi tidak sekarang karena Dara masih sayang.
"Mama berangkat dulu ya, Dar. Ingat, Dara gak boleh nakal-nakal, turutin kata Mira. Gak boleh juga berantem kalian, harus akur terus. Senin sore Mama pulang, paham?"
Mama mengecup seluruh bagian wajah Dara, mutiara kesayangannya. Satu koper besar sudah dimasukkan ke dalam mobil, Mama tinggal pergi dan berbahagia tentunya menikmati liburan.
"Seriusan gak mau di anterin ke bandara?" Dara tampak ragu. Enggan melepas pelukannya dari sang Mama karena mau bagaimanapun ini pertama kalinya Dara ditinggal sang Mama walau cuma tiga hari.
Sedih juga, padahal hanya tiga hari dua malam. Dara gak pernah jauh dari Mama jadi wajar saja Dara sedih. Kesambet setan apa Dara semalam sampai-sampai mengizinkan Mamanya pergi. Sekarang jujur Dara menyesal menyadari tidak bisa jauh dari Mamanya.
Tapi mau gimana lagi, tidak mungkinkan dibatalkan, apalagi Mama terlihat sangat bahagia sekarang.
"Ga usah mylove, kamu di sini saja apalagi sudah sore, Mama gak mau kamu kemalaman nanti." Mama meyakinkan Dara. Mama tahu Dara pasti sedih sekarang tapi sudah terlanjur. Tidak mungkin dibatalkan.
"Jangan lupa minum obatnya," ucap Mama lagi. "Mir, ingatan Dara, ya, sayang." Mama beralih padaMira yang sedari sibuk dengan hamparan putri malu yang bertumbuhan dengan suburnya di halaman rumah Dara.
"Tenang Mom, serahkan Dara pada Mira." Mira berjalan ke arah Dara yang masih tergolek pasrah, wajahnya ditekuk bagai banyak beban yang ia tanggung.
"Ok, Mom pergi dulu, ya." Mama mencium kening Dara dan Mira bergantian. Dengan terpaksa Dara juga harus melepas pelukannya.
"Bye love."
"Bye, Mom." Hanya Mira yang menyahut kala mobil Mama melenggang pergi. Dara hanya bisa pasrah, memeluk Mira dari samping. Hitungan ketiga gadis itu menangis keras membuat Mira terkejut bukan main.
"Gini, ya, nasib anak yang hanya punya orangtua tunggal."
"Ngomong apa sih?! Mandi sana, selesai itu ke rumah gue. Gue ngantuk banget, cepetan datang." Mira mendorong Dara menjauh, menahan geli itu tidak enak. Walau sejujurnya ia sedih melihat Dara menangis, apalagi mendengar perkataan Dara tadi.
Mira bukan Dara yang suka dipeluk apalagi yang meluk seorang Dara. Gadis dengan celana boxer itu pergi meninggalkan Dara. Melenggang cepat menuju rumahnya yang tepat berada di samping rumah Dara.
Dara mengacak rambutnya frustasi namun tak lama sebuah ide cemerlang Dara muncul lagi. Sambil menghapus jejak air matanya, Dara masuk ke dalam rumah.
Berbahaya bagi sebagian orang namun menguntungkan bagi seorang Dara. Cepat-cepat Dara masuk kerumahnya. Bersiap mandi karena ini sudah jam 17:30. Dara tidak bisa lama-lama mandi, sangat berpengaruh terhadap kesehatan sendi-sendi tubuh Dara.
***
Tepat jam 18:20 WIB, Dara sudah siap dengan pakaiannya. Celana legging senada dengan baju lengging berwarna hitam.
Di punggung Dara, tas ransel berwarna putih bercorak mata panda sudah melekat. Rambut dikucir kuda dan jangan lupa botol minum disisi tas ranselnya. Dara kagum sendiri melihat penampilannya.
Sebagian orang mungkin akan berpikir kalau Dara mau tebar pesona dengan bentuk tubuhnya yang terbilang sangat ideal. Ditambah lagi dengan bahan pakaian yang Dara pakai.
Tapi percayalah, semua ini Dara lakukan karena ia ingin lebih cepat mengayuh sepedanya. Pakaian seperti ini akan lebih memudahkan Dara dalam mengohek sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Roman pour AdolescentsDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...